Namun, Bunda dan Ayah jangan sampai sekali-kali untuk membentak sang buah hati atau pun berkata kasar jika si Kecil mengalami tantrum.
Sebagai orang tua, Bunda dan Ayah wajib mengetahui cara mengatasi anak tantrum dengan baik dan tidak melihat gejala tantrum pada anak sebagai sesuatu yang menjengkelkan.
Dikutip GENEROS.ID dari situs Healthline, kondisi tersebut adalah ledakan emosi yang biasa terjadi pada anak saat mereka tidak mendapatkan apa yang diinginkan.
Ekspresi emosi tersebut dapat berupa kemarahan, tangisan, mengamuk, berteriak, memukul, menggigit, dan bentuk ledakan lainnya.
Anak dapat mengalami tantrum saat dirinya sedang lapar, haus, atau menginginkan sesuatu.
Pada umumnya, kondisi tersebut sering terjadi pada anak usia 1-3 tahun namun normal juga terjadi pada si Kecil hingga usia 5 tahun.
Daftar Isi
10 Cara Mengatasi si Kecil Tantrum
Orang tua mungkin sering merasa kebingungan dan kewalahan untuk menghadapi sang buah hati dengan temper tantrum.
Terkadang, orang tua akan terbawa emosi padahal tantrum adalah proses normal bagi perkembangan emosi anak.
Maka dari itu, ketahui cara menghadapi anak tantrum berdasarkan ilmu parenting yang tepat, di antaranya:
1. Tetap Tenang
Sebagai orang tua yang baik, Anda harus tetap tenang saat anak mulai ‘mengamuk‘. Bila Bunda tidak tentang dan terpancing emosi, itu hanya akan membuat anak semakin marah tidak terkontrol.
Bila perlu Bunda harus tarik napas dan mengeluarkannya perlahan. Lalu, coba tanya apa yang anak inginkan dengan nada yang lembut.
Pelan-pelan ajak anak untuk mengungkapkan apa yang membuatnya menangis dan marah.
2. Berikan Perhatian pada Anak
Berikan perhatian positif pada anak setiap saat, bukan hanya saat gejala temper tantrum muncul. Biasakan untuk mengerti dan mengobrol dengan anak.
Bila perlu, berikan anak hadiah atau pujian saat anak mau mendengarkan dan memerhatikan Anda.
3. Berikan Anak Pilihan
Anak mungkin meminta sesuatu, misalnya mainan robot, dan Anda akan bilang “tidak!“. Hindari menolak anak dengan bilang “tidak” atau “jangan” karena anak akan terpancing untuk ngambek dan tantrum.
Lebih baik, beri anak pilihan agar anak juga dapat memiliki kontrol atas dirinya sendiri. Misalnya, “mau beli mainan robot atau pergi ke taman untuk main dengan teman-teman lain?“.
Bila anak tidak mau mandi, beri pilihan untuk “setelah mandi kita pergi ke taman atau bila tidak mandi nanti tidak jadi main di taman”.
Pilihan tersebut akan membuat anak berpikir dan mengenal konsekuensi atas pilihannya.
4. Jauhkan Benda Berbahaya di Sekitar Anak
Saat anak sedang tantrum, biasanya anak juga akan memukul dan melemparkan benda-benda yang bisa diraihnya.
Bunda harus menjauhkan objek berbahaya di sekitar anak, walaupun kadang tidak memungkinkan bila sedang berada di luar rumah.
Sebaiknya, tenangkan anak dengan cara menggendongnya hingga tenang. Coba meminimalisir gejala tantrum pada anak agar tidak terlalu meledak.
5. Ajari Anak Aktivitas Baru
Cara mencegah anak tantrum dengan mengajarinya aktivitas atau keterampilan baru hingga berhasil. Beri pujian atau hadiah pada anak bila dapat melakukannya.
Dengan begitu, anak akan belajar cara mengontrol emosi dan tidak tantrum setiap saat.
6. Pahami Perasan Anak
Bunda harus memahami perasaan dan kondisi anak. Bila akan lapar, haus, lelah, anak cenderung lebih rentan mengalami tantrum.
Kurangi risiko tantrum dengan berbicara pada anak tentang apa yang anak rasakan dan inginkan.
7. Alihkan Perhatian Anak
Ketika anak mulai menunjukkan gejala tantrum seperti marah, menangis, atau berteriak, maka segera alihkan perhatiannya dengan sesuatu yang menarik.
Misalnya, gendong anak ke luar rumah untuk melihat layang-layang atau buat lelucon tentang hewan hingga anak lupa apa yang tadi membuatnya menangis.
8. Ajari Anak untuk Komunikasi
Sering kali tantrum terjadi karena anak-anak belum memiliki kemampuan ekspresi yang baik.
Anak tidak bisa mengatakan apa yang ia mau hingga menangis atau marah menjadi pilihan satu-satunya.
Maka dari itu, mulai ajari anak cara komunikasi dan ekspresi. Beritahu anak caranya mengatakan atau mengekspresikan, “aku mau itu, aku tidak suka, aku lapar, aku lelah…” dan sebagainya.
Bila anak tahu cara berekspresikan, anak tidak akan tantrum lagi.
9. Ajari Anak tentang Perilaku Baik
Cara mengatasi anak tantrum dengan memberi perhatian ekstra pada anak.
Ajarkan anak bagaimana cara berperilaku baik seperti tidak boleh berteriak saat minta susu atau tidak boleh menangis saat tidak boleh makan permen.
Beritahu juga pilihan ekspresi dan cara lain yang sebaiknya anak lakukan. Kemudian, beri anak pujian dan hadiah saat mereka mau mendengarkan Bunda.
10. Hindari Situasi yang Memicu Tantrum
Sering kali, orang dewasa juga sengaja memicu anak menjadi ngambek, marah, menangis, dan memicu ledakan tantrum.
Misalnya, jangan memperlihatkan mainan pada anak pada waktu makan siang karena Bunda tahu anak akan lebih memilih untuk main daripada makan.
Bila tidak main mainan tersebut, anak cenderung akan tantrum hebat.***