Kesehatan Mental – Sering sekali menjadi perdebatan di antara masyarakat khususnya para bunda. Lebih baik menjadi Working Mom atau Stay at Home Mom? Namun, pandangan negatif terkadang melekat pada ibu pekerja tidak bisa dekat dengan anak karena waktu yang terbatas. Serta pemberitaan tentang anak-anak yang kurang perhatian karena ibu bekerja.
Tentunya hal tersebut bisa menanbah stigma negatif bagi working mom. Padahal ibu pekerja juga tetaplah seorang ibu yang menginginkan selalu berada di samping anak. Namun, karena ada suatu kondisi yang mengharuskan seorang wanita sekaligus ibu bekerja. Lalu, apakah benar working mom tidak bisa dekat dengan anak?
Daftar Isi
Mitos Ibu Pekerja
Di Indonesia, working mom tidak hanya sebatas wanita karir yang menghabiskan sebagian waktunya di kantor. Bunda atau istri yang punya usaha, bekerja freelance di rumah, atau berjualan secara online dapat disebut working mom. Penyebutan working mom lebih merujuk pada bunda yang membagi waktunya untuk membantu finansial keluarga. Kegiatan tersebut bisa dengan bekerja atau berjualan di dalam ataupun di luar rumah.
Menjadi working mom memang tidak mudah. Sebagai seorang ibu sekaligus istri tetap harus memprioritaskan kewajiban di rumah. seorang working mom tetap harus menyadari peran sebagai ibu, istri, dan pekerja. Kadang-kadang para ibu juga harus membantu orang tua ataupun mertua.
Maka, sebagai working mom harus pintar dalam manajemen waktu. Ada kalanya meluangkan waktu untuk keluarga dan pekerjaan. Jadi tidak bisa jika ibu terlalu mengutamakan pekerjaan.
3 Cara Hebat Jadi Ibu Pekerja
Walaupun tak terlihat mudah seperti kata-kata yang terlontarkan pada artikel ini. Setidaknya jika Bunda seorang pekerja sekaligus yang bertanggunga jawab dengan rumah bisa menerapkan beberapa cara hebat yang aka diberikan oleh Kak Indah Gilang Pusarani., S.sos., M.sc seorng ibu pekerja yang membagikan tipsnya bersama Generos berikut ini:
Meluruskan niat
Menjadi working mom menuntut seorang ibu harus siap dengan segala konsekuensinya. Maka, sebagai wanita yang ingin tetap bekerja, hendaknya niatkan dulu tujuan bekerja. Alasan apapun yang bisa membuat ibu senang dan tidak memberatkan, seperti mengejar passion atau membantu finansial keluarga. Jadi dalam menjalani peran sebagai working mom, ibu tidak mengalami tekanan.
Ibu Pekerja Bisa Menguatkan Interaksi dengan Keluarga
Seorang ibu bekerja tidak mempunyai waktu yang banyak untuk keluarga. Maka, sangat penting untuk merencanakan quality time bersama keluarga. Quality time atau waktu berkualitas dapat dilakukan di rumah atau di luar rumah. Seperti, mengadakan piknik bersama satu keluarga, masak bersama, dan membaca buku.
Tidak hanya kegiatan yang harus direncanakan, seorang ibu juga bisa melibatkan anak dalam aktivitas saat kita di rumah. Selain itu, ciptakan bonding antarsaudara agar tidak terjadi persaingan atau sibling rivaly. Aktivitas ini membuat anak merasa lebih dicintai oleh anggota keluarga di rumah. Jadi ibu bisa sepintar mungkin merencanakan kegiatan yang melibatkan seluruh anggota keluarga
Me time? Why Not!
Berperan sebagai working mom membuat ibu tidak punya banyak waktu. Dari pagi sampai sore disibukan dengan pekerjaan, sampai di rumah disibukan lagi dengan urusan keluarga. Seakan-akan tidak ada waktu untuk diri sendiri. Padahal me time atau waktu untuk diri sendiri untuk working mom bisa diatur.
Caranya dengan komunikasi dan kerjasama dengan pasangan untuk mengatur waktu. Jadi istri dan suami mengatur waktu untuk bergiliran menjaga anak. Misal, saat ayah sedang santai, ibu bisa minta waktu untuk me time sejenak dan disepakati waktunya. Meluangkan waktu untuk sendiri akan meminimalisir ibu mengalami stres atau penyakit karena terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan ataupun keluarga.
Menjadi ibu sempurna atau “Supermom” merupakan peran yang kurang realistis. Seorang ibu yang punya banyak aktivitas tidak usah menutut dirisendiri untuk sempurna. Jika terlalu menuntut, malah berdampak stres terhadap ibu. Maka, tidak masalah jika seorang ibu pekerja ingin memanfaatkan waktu untuk me time.
Jangan terlalu memikirkan komentar negatif dari orang sekitar. Bukannya tidak mau menerima masukan, tetapi lebih menyaring komentar mana yang bisa dan tidak bisa menjadi masukan untuk ibu bekerja. Selain itu, Bunda perlu meneguhkan niat awal mengapa bersedia menjadi working mom. Ibu pekerja harus tahu bagaimana keadaan keluarga saat itu, jadi lebih baik fokus dan bisa manajamen waktu antara pekerjaan dan keluarga.