Tumbuh Kembang – “Anaknya kok diam aja sih.. Malu ya?” Mungkin kita sering mendengar kalimat lontaran ini dari saudara atau bahkan tetangga sekitar. Kalau satu atau dua kali bisa jadi tidak ada masalah. Tapi bagaimana kalau kalimat tersebut selalu terucap berulang kali? Tentunya Bunda jadi berpikir, adakah sesuatu yang tidak membuat anak percaya diri?
Setiap orang tua pasti menginginkan anak yang sehat, Anak Indonesia yang sehat bukan yang hanya terpenuhi kondisi gizinya, melainkan juga mampu optimal dalam mereka bersosialisasi. Percaya diri bisa jadi salah satu poin yang harus diperhatikan oleh Bunda, karena ini merupakan kunci mereka bisa bersosialisasi
Percaya diri harus dilatih sejak dini untuk membangun keyakinan pada anak bahwa mereka bisa mengatasi suatu masalah yang dihadapi. Tentu saja ini skil hidup yang harus Bunda ajarkan pada anak. Tujuannya agar anak bisa meyakini pada diri sendiri
Walaupun begitu kita sebagai orang tua juga tidak bisa memaksakan jika memang karakter anak pendiam. Bukan berarti ia cuek dan tidak mau memperhatikan. Bisa saja anak sedang mengamati dulu keadaan sekitarnya sebelum ia menentukan posisi yang pas dalam bersosialisasi.
Daftar Isi
Anak Tidak Percaya Diri saat Bicara. Kenapa?
Mendekati peringatan Hari anak Nasional pada 23 Juli 2022 nanti, menjadi pertimbangan bahwa anak Indonesia membutuhkan dukungan dalam proses tumbuh kembangnya. Saat ini populasi anak-anak rentan usia 1-12 tahun berkisar 23% dari jumlah populasi Indonesia. Dari populasi tersebut ternyata 20% nya terindikasi bisa mengalami keterlambatan bicara. Angka yang tidak sedikit mengingat kasus ini belum ditangani secara baik dari skala mikro hingga makro.
Keterlambatan bicara bisa saja berdampak pada kehidupan anak, salah satunya rasa percaya diri. Tak jarang bisa kita dengar ada bullying saat anak belum bisa lancar bicara atau cadel. Akibatnya, anak tidak mau lagi berbicara karena takut ada perundungan yang akan menimpa dirinya.
Tentu saja hal ini tidak mau berdampak pada kehidupan anak Bunda, bukan? Oleh sebab itu, penting sekali untuk memberikan stimulasi dari lingkungan keluarga inti. Karena dari kebiasaan keluarga inilah yang akan membentuk karakter anak kemudian hari.
3 Cara Jitu Membuat Anak Percaya Diri Saat Berbicara
Menurut Retno Listyasari. Ada 3 hal yang dapat membuat anak percaya diri di lingkungan sosialnya, termasuk saat anak berbicara. dikutip saat menjadi narasumber di podcast Hallo Bunda, beliau memberikan tips sebagai berikut :
Optimalkan Potensi Anak
Kemampuan akademik setiap anak berbeda satu sama lain. Termasuk kecerdasan anak. Anak yang tidak pintar menghitung, bukan berarti ia bodoh. Justru anak bisa dikembangkan keunggulan dari sisi lainnya. Howard Gerner seorang menyebutkan bahwa kecerdasan ada 9 jenis, yaitu kecerdasan Kecerdasan verbal-linguistik, verbal-linguistik, logis-matematis, spasial-visual, kinestetik-jasmani, musikal, intrapersonal, interpersonal, naturalis, serta eksistensial.
Jika anak mempunyai keunggulan dalam bicara, tentu baik. Anak bisa diarahkan untuk menjadi presenter atau content creator. Tetapi jika memang anak kurang aktif, jangan menganggap dia pendiam. Cari keahlian yang anak punya, misal anak bisa menggambar. Fasilitasi anak dengan berbagai alat penunjang untuk menggambar. Sehingga anak percaya diri dengan keahlian yang ia punya.
“Jadi nggak semua anak kita samakan bisa jago akademik, tetapi bahwa ada anak jago akademik. Jadi kalau semua potensi anak bisa dikembangkan yaitu namanya mendidik,” Ujar Retno.
Perhatikan Mata Anak saat bicara
Menjadi orang tua memang bukan hal yang mudah. Termasuk meningkatkan kemampuan bahasa dan bicaranya. Walaupun begitu, meningkatkan hal tersebut ternyata dapat dilakuakn dengan murah dan mudah. Salah satunya dengan menatap matanya saat i berbicara.
Biasanya anak berbicara saat main dengan Ayah atau Bundanya, tetapi orang tuanya malah diam dan sibuk main gadget. Ini yang masih sering terjadi. Padahal melatih anak dengan menatap mata saat bicara merupakan sebuah keberaniannya. Selain itu, kepedulian kita terhadap bounding time dengan anak perlu ditingkatkan lagi. Tujuannya mengajarkan anak mampu menghadapi permasalahannya. Dengan begitu meningkatkan kemampuan anak dalam percaya diri saat berbicara.
Ajarkan Demokrasi dalam Keluarga
Selain memperhatikan anak saat berbicara, membangun komunikasi yang baik dalam keluarga sangat efektif dengan menerapkan demokrasi. Demokrasi dalam keluarga bertujuan agar anak bisa berani untuk mengungkapkan pendapatnya dan bisa bicara dengan bebas tanpa rasa takut.
Contohnya, saat anak mau pakai baju, tanya dan dengarkan pendapatnya “Kamu mau pakai baju warna apa?” Dengan begitu anak akan berani mengungkapkan pendapatnya dan percaya akan pilihannya. Usahakan jangan jadi orang tua yang otoriter dengan sering melarang anak tanpa menjelaskan alasannya dengan baik
Anak yang mengalami kekerasan secara verbal atau fisik akan mempengaruhi mentalnya dan kemampuan otaknya akan merekam kejadian tersebut. Sehingga akan tidak membuat anak percaya diri. Oleh sebab itu, melatih demokrasi akan menjadi salah satu pengaruh yang baik untuk membuatnya percaya diri.
Nah! Cara jitu yang mudah dan murah kan Bunda. Bunda tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk melatih kepercayaan diri anak. Yang penting, lakukan sejak dini dan terapkan kebiasaan demokratis di rumah. Agar si Kecil bisa percaya diri dalam bicara. Jangan lupa untuk menguatkan kecerdasan otaknya dengan Generos . Generos sebagai pendamping anak dalam membuat anak percaya diri saat berbicara.