Merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi sepasang suami istri yang baru saja mengucap janji tersebut. Namun perlu diingat, dengan resminya menjadi sepasang suami istri maka tanggung jawab juga bertambah. Tanggung jawab sebagai suami dan istri dan menjadi seorang ayah dan bunda setelah dikaruniai momongan. Karena setelah menikah akan mendapatkan tanggung jawab baru, maka perlu untuk mempersiapkan diri sebelum melangkahkan kaki ke jenjang pernikahan.
Tidak hanya persiapan fisik saja, perlu juga untuk mempersiapkan pengetahuan yang memadai. Ya, mencari ilmu merupakan bekal terbaik sebelum membina rumah tangga. Karena setelah mengarungi bahtera rumah tangga kita akan dihadapkan dengan berbagai urusan baru dan mungkin juga akan ada cobaan-cobaan yang semuanya belum pernah kita alami sebelum menikah. Maka tidak mungkin jika seseorang menikah hanya karena keinginan atau dorongan dari pihak lain, bukan karena kesiapan diri. Karena kesiapan tersebut menjadi kunci keberhasilan seseorang dalam menghadapi berbagai hal yang ada di depannya.
Layaknya ujian sekolah atau ujian untuk masuk ke perguruan tinggi, tentu seorang murid yang akan melakukan ujian sekolah diharuskan untuk mempersiapkan diri dulu sebelum melakukan ujian tersebut. Jika tidak maka dikhawatirkan akan gagal dalam mengerjakan soal ujiannya. Begitu pula dengan pernikahan, kita telah melihat banyak sekali pasangan-pasangan yang akhirnya memilih untuk berpisah karena banyak hal. Meskipun perceraian bukan suatu hal yang haram, namun sebaiknya kita menghindari perpisahan jika memang masih bisa untuk dicegah.
Membekali diri dengan ilmu pernikahan dan parenting merupakan salah satu yang dapat mencegah agar tidak ada perpisahan dalam pernikahan. Meskipun tidak serta merta menjadi penyebab perselisihan, namun pengetahuan yang luas dari berbagai aspek yang dimiliki orang tua dapat menunjang, agar rumah tangga harmonis dan memberikan kenyamanan bagi seluruh anggota keluarga. Mengingat orang tua merupakan dua pilar rumah tangga, jika satu saja roboh maka bangunan rumah tangga bisa tumbang.
“Mengingat orang tua merupakan dua pilar rumah tangga, jika satu saja roboh maka bangunan rumah tangga bisa tumbang,” ujar Crystal Liestia, tim penulis buku Agar Anda Siap Jadi Ayah dan Bunda saat Media Gathering: Persiapan Menjadi Orang Tua Bahagia agar Anak Tumbuh Optimal, yang digelar Jumat, 30 September 2022.
Crystal menjelaskan, dalam buku Agar Anda Siap Jadi Ayah dan Bunda, yang baru diluncurkan, dijelaskan beberapa tips bagi ayah dan bunda untuk tetap dapat menjadi orangtua tangguh di berbagai situasi.
Selain kesehatan mental, menurut Crystal, rumah tangga yang baik adalah yang kondisi keuangannya stabil. Kendati itu bukan menjadi patokan utama tingkat kebahagiaan sebuah keluarga, namun saat kondisi keuangan tidak stabil akan memunculkan banyak konflik dan pertengkaran hingga membuat retaknya sebuah rumah tangga.
Untuk belajar menjadi orang tua yang lebih baik, terdapat buku “Agar Anda Siap Jadi Ayah dan Bunda” dan buku “Pemenuhan Apik untuk Tumbuh Kembang Anak Terbaik” yang bisa dibaca. Kedua buku ini disampaikan hal yang harus dipersiapkan untuk menjadi orang tua mulai dari fisik hingga mental, demi tumbuh kembang anak yang baik.
Dalam buku ini dijelaskan bagaimana cara agar ayah dan bunda mampu mengoptimalisasi tumbuh kembang anak tersebut. Termasuk juga diberikan tips agar tetap seru saat mengajak anak-anak bermain di rumah. Ini sangat baik untuk perkembangan kognitif dan kemampuan motorik anak, serta dapat memperkuat bonding antara orangtua dan anak-anak, meskipun orang tua tidak 24 jam penuh bersama anak karena harus bekerja.
Terkadang, rumah tangga akan menghadapi kondisi yang sangat tidak ideal dan kedua pasangan suami istri telah menemui jalan buntu dalam mencari solusi agar tetap bisa mempertahankan rumah tangganya. Sehingga perceraian menjadi jalan terbaik bagi keduanya, karena itu justru merupakan solusi terbaik juga bagi anak-anak.
“Jika sudah demikian, maka perlu ada komitmen pengasuhan pasca-perceraian dari mantan suami istri tersebut agar anak tidak semakin terluka. Karena tidak ada yang namanya mantan anak atau mantan orangtua. Dan kewajiban pengasuhan itu tetap melekat pada masing-masing orangtua meskipun keduanya telah berpisah,” tutup Crystal Liestia.
Daftar Isi
Tips Menjadi Orang Tua Bahagia
1. Perhatikan kesehatan mental orang tua
Saat memutuskan untuk memiliki anak, maka kesiapan diri dan mental diperlukan. Mental orang tua yang sehat saat memiliki anak sangat memengaruhi tumbuh kembang anak tersebut.
“Kesehatan mental itu sangat penting. Kalau ingin anak kita tumbuh dengan baik, satu hal utama adalah memiliki orang tua yang sehat secara mental,” tutur Retno Listyarti, lewat media gathering tersebut.
2. Beri perhatian yang cukup untuk anak
Perlu diketahui, bahwa saat bertumbuh, anak membutuhkan perhatian dari orang tuanya. Perhatian dari orang tua akan berpengaruh baik bagi kesehatan mental si anak, karena mereka akan merasa terlindungi.
“Perhatian orang tua itu juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental anak. Ini membuat anak yang mengalami masalah bisa cerita, dipeluk orang tuanya, dikuatkan,” kata Retno.
3. Ajarkan anak untuk menghadapi masalah
Ajarkan anak untuk menghadapi masalah yang ia temui sejak dini. Mulai ajarkan mereka untuk menyelesaikan masalah dari hal kecil, sehingga ke depannya mereka akan berusaha menyelesaikan masalah dengan baik.
“Kita harus bekali dan beri pemahaman pada anak bahwa masalah itu ada untuk diselesaikan bukan dihindari. Ketika punya anak, maka dari kecil sudah diajarkan untuk menyelesaikan masalah dari hal kecil dulu,” jelasnya.
4. Dukung potensi anak
Tips lainnya agar menjadi orang tua yang lebih baik adalah mendukung potensi yang dimiliki oleh anak. Jangan patahkan semangat atau gagasan ide mereka dengan perkataan yang tidak baik.
“Dukung potensi dan semua yang sudah diusahakan oleh anak kita. Jangan memberikan perkataan yang membuat anak itu kehilangan semangat melakukan hal yang mereka sukai. Jangan jatuhkan mereka dengan ide-ide yang mereka berikan,” pungkas Retno.