Setelah sebelumnya marak hepatitis misterius yang telah menjangkit sekitar 140 anak di dunia. Sekarang orang tua dibuat khawatir lagi dengan gagal ginjal akut atau Atypical Progressive Acute Kidney Injury (AKI) yang menyerang anak-anak di Indonesia. Sampai artikel ini diterbitkan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah mengungkapkan ada sekitar 190 anak yang terdiagnosa. Sedihnya, sudah ada anak yang meninggal akibat penyakit gagal ginjal misterius ini.
Tentu saja kewaspadaan orang tua perlu ditingkatkan lagi. Namun, bukan berarti kita terlalu takut hingga tidak mencari informasi secara detail dan benar. Karena masih banyak simpang siur yang berkaitan dengan penyakit yang disingkat AKI. Maka dari itu, mari kita cek bersama 5 fakta gagal ginjal akut yang menyerang anak Indonesia saat ini.
5 Fakta Gagal Ginjal Akut Anak yang Misterius
- Gejala awal gagal ginjal akut pada anak
Gagal ginjal akut merupakan kondisi ginjal yang berhenti bekerja secara tiba-tiba. Ginjal berfungsi untuk menyaring limbah sisa metabolisme yang ada di tubuh. Jika fungsi tersebut terhenti, maka terjadi penumpukan pada saluran dan tidak bisa dikeluarkan dari tubuh.
Sayangnya, pada gagal ginjal akut bisa menyerang seseorang secara tiba-tiba. Tentu saja kondisi ini membahayakan nyawa seseorang. Mengingat gagal ginjal yang sedang ramai dibincangkan saat ini, menyebabkan kematian pada anak-anak. Rata-rata anak yang terserang AKI yaitu pada usia 1-5 tahun. Tapi banyak juga ditemukan kasus AKI pada anak – remaja mulai dari 6-18 tahun.
Tanda awal gagal ginjal akut pada anak yang ditemukan saat ini yaitu:
- Diare dan muntah
- Batuk dan pilek
- sering mengantuk
- Warna urine berwarna coklat pekat
- Adanya darah pada urine
- Adanya pembengkakan di bagian mata, kaki, dan tungkai
- Jarang buang air kecil selama 6-8 jam (saat siang hari)
Karena gagal ginjal akut yang menyerang pada anak umumnya secara mendadak. Maka, ketika Bunda menemukan gejala di atas pada anak. Segera konsultasi ke dokter terdekat untuk mendapatkan penangan yang lebih lanjut.
- Benarkah Paracetamol penyebab Gagal Ginjal Akut pada Anak?
Penyebab gangguan ginjal akut progresif pada anak sebanyak 192 orang hingga saat ini belum mengerucut pada satu penyebab tunggal. Tapi ada dugaan yang berkaitan dengan post-covid, kandungan etilen glikol atau pelarut pada obat sirup. Tapi hal ini belum bisa dinyatakan secara resmi oleh pihak terkait.
Namun merujuk pada kasus di Gambia, bahwa ada sekitar 70 anak yang terjangkit gagal ginjal akibat cairan pada parecetamol dan obat batuk. Pemerintah setempat pun akhirnya https://www.instagram.com/p/Cj2wrVyBg9s/memberhentikan penggunaan sirup parasetamol pada anak. Alhasil, angka kasus gagal injal pada anak yang terjangkit ikut menurun.
Namun, di Indonesia belum ada sebab tunggal dan pasti yang menyebabkan gagal ginjal akut ini. Hal ini juga diungkapkan oleh dr. Piprim B. Yanuarso, Ketua IDAI. Menurutnya penggunaan obat, terutama yang berhubungan sirup paracetamol pada anak. Belum jadi penyebab pasti pada gagal ginjal.
” Memang ada isu yang berkaitan dengan salah satu penyebab gagal ginjal akut yaitu paracetamol yang generik. Tapi kita harus menunggu klarifikasi dari lembaga yang berwenang. Namun dari IDAI, kami wajib untuk mengedukasi para orang tua sejak dini ,” ujarnya saat live instagram di akun @idai_ig.
Intinya, hingga saat ini telah dibentuk tim yang terdiri dari IDAI, Kemenkes, dan Pusat Laboratorium untuk menyelidiki penyebab maupun penangan gaga ginjal akut pada anak. Sejalan itu, dibutuhkan kewaspadaan dan kesadaran dari orang tua tentang penyakit ini.
” Orang tua gak perlu panik. Ketika anak demam, boleh saja memberikan parecatamol sirup. Tapi, kita perlu waspada dan konsultasikan dulu ke dokter. Apakah kondisi anak yang sedang sakit harus diberikan paracetamol, ” ujar Piprim.
- Apakah Gagal Ginjal Akut ada kaitannya dengan vaksin Covid 19?
Faktanya, Gagal ginjal akut yang emnyerang apda anak saat ini tidak ada kaitannya dengan vaksin covid 19. dilansir dari website resmi kementrian kesehatan, juru bicara dr. M Syahril sudah menyatakan bahwa tidak ada kaitan antara gagal ginjal akut pada vaksin covid 19.
Tidak ada kaitannya juga anak yang mengalami pasca covid 19 akan mengalami gagal ginjal akut. Hingga saat ini, gagal ginjal akut masih dalam penyelidikan oleh tim yang terdiri dari ahli epidemiologi, Badan BPOM, IDAI, dan Pusat Laboratorium.
- Bagaimana Penanganan Gagal Ginjal Akut pada Anak?
Untuk mengedukasi masyarakat sejak dini tentang pencegahan gagal ginjal akut. Orang tua perlu bekerja sama dengan pihak kesehatan terkait dan tentunya dengan anak itu sendiri. Agar Ayah dan Bunda tidak panik, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, diantaranya:
- Memastikan bahan atau komposisi obat yang akan dikonsumsi anak.
- Gunakan obat sesuai dosis atau aturan pakai
- Menjaga kebersihan
- Konsumsi air yang cukup
- Tidak jajan sembarangan
Ketua IDAI, Piprim melanjutkan bahwa orang tua perlu memantau kesehatan dan kebersihan makanan anak. Sehingga terhindar dari gagal ginjal akut dan penyakit lainnya
“Gaya hidup sehat perlu diterapkan, apalagi saat pandemi seperti ini kita sudah tahu cara menjaga kebersihan agar terhindar dari virus. Pertama, anak harus istirahat yang cukup sebab kualitas tidur anak akan mempengaruhi kesehatannya. Kedua aktif bergerak, dan hindari cemilan yang tinggi gula,” tuturnya.
Namun jika anak sudah divonis mengalami gagal ginjal akut, perlu penangan dari tenaga ahli yaitu dokter untuk menangani hal tersebut.
- Bisakah anak yang mengalami gagal ginjal akut sembuh?
Perlu upaya penangan yang konsisten antara orang tua dan dokter sampai anak bisa sembuh. Dokter spesialis anak konsultan neurologi, dr. Eka Laksmi Hidayati menjelaskan bahwa anak yang telah terjangkit penyakit tersebut bisa sembuh total. Asalkan dengan perawatan secara teratur dengan cara cuci darah. Ia menjelaskan lagi bisa kemungknian anak terserang kembali gagal ginjal.
Tapi tidak menutup kemungkinan, anak bisa sembuh total tanpa khawatir terserang kembali gagal ginjal. Sebab gagal ginjal saat ini sedang menyerang anak di Indonesia belum diketahui penyebab tunggalnya.
” Ada anak yang sembuh sempurna, pulih total, artinya pulih total itu yang tadinya stadium tiga dia membutuhkan hemodialisis, maka dia bisa betul betul lepas,” tutur dr. Eka dilansir dari Harian Jogja.