Obesitas adalah suatu kondisi yang terjadi ketika seseorang memiliki kelebihan berat badan atau lemak tubuh, yang mempengaruhi kesehatan mereka secara keseluruhan.
Sebagian orang menganggap anak gemuk lucu dan menggemaskan, tapi jangan sampai overweight juga ya, Bunda. Sebab, terlalu gemuk malah menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Tak heran kalau kondisi obesitas bisa mengganggu perkembangannya, termasuk organ vital anak yaitu otak.
Daftar Isi
Dampak Obesitas Pada Otak Anak
Anak-anak yang obesitas cenderung memiliki korteks prefrontal yang lebih tipis, bagian otak yang berhubungan dengan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Berat badan yang tinggi pada masa kanak-kanak dikaitkan dengan kesehatan otak yang buruk, yaitu perubahan materi putih, berkurangnya ketebalan materi abu-abu kortikal, dan penurunan konektivitas fungsional. Dengan meningkatnya tingkat BMI (indeks massa tubuh), ada pengurangan di semua area kortikal, tetapi khususnya di korteks prefrontal. Efeknya terutama terlihat di korteks prefrontal, yang berada di bagian depan otak dan merupakan bagian terakhir dari korteks yang berkembang pada anak-anak.
Korteks serebral adalah lapisan utama yang menyusun otak. Bagian ini memiliki banyak lipatan dan kerutan berwarna keabuan. Fungsinya begitu beragam, mulai dari berpikir, berbicara, mengingat, berbahasa, dan masih banyak lagi.
Obesitas tidak hanya berdampak pada fisik anak tapi juga mempengaruhi perkembangan otak anak. Berikut beberapa dampaknya pada otak seperti dirangkum dari webmd.
1. Menurunnya Fungsi Eksekutif Otak
Menurut salah satu peneliti Department of Nursing University of Vermont Jennifer Laurent, anak yang obesitas akan berisiko menurunnya fungsi eksekutif otak. Di antaranya berkaitan dengan ingatan, perhatian, mengambil keputusan, dan merencanakan sesuatu.
2. Menurunnya Fungsi Kognitif
Memori dan fungsi kognitif pada anak-anak yang terpengaruh oleh kondisi obesitas tidak hanya berdampak pada nilai akademis anak. Tapi juga pada cara otak memproses informasi dan mengingat sesuatu.Selain perhatian dan memori, fungsi eksekutif juga berkaitan dengan pengendalian impuls, pengambilan keputusan, dan penundaan kepuasan.
3. Memiliki Korteks Serebral yang Lebih Tipis
Anak dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) yang tinggi cenderung punya korteks serebral yang lebih tipis, utamanya di area prefrontal. Anak-anak ini akhirnya mengambil keputusan memilih asupan yang kurang sehat sebagai akibatnya, yang dapat berujung obesitas.
4. Sulit Mengendalikan Diri
Anak-anak dengan kelebihan berat badan diketahui menunjukkan kemampuan mengendalikan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami kelebihan berat badan.
Ketika anak-anak obesitas mencium bau coklat atau bawang, di bagian otak mereka yang bekerja adalah bagian yang berhubungan dengan keputusan impulsif. Sedangkan aktivitas di bagian otak yang mengontrol dorongan untuk makan tidak bekerja.
Sedangkan anak-anak dengan BMI normal ketika mencium makanan, bagian otak yang bekerja berkaitan dengan pengelolaan kesenangan, perencanaan, dan pemrosesan emosi atau ingatan. Respons impulsif otak pada anak yang kelebihan berat badan juga jauh lebih besar saat mereka mencium aroma cokelat dan bawang dibandingkan dengan respons pada anak dengan berat badan normal.
5. Mengalami Penyusutan Otak
Otak anak dengan obesitas cenderung akan menyusut. Kalau otak menyusut, volume otak akan mengecil. Akibatnya, tumbuh kembang anak jadi tidak optimal. Hal tersebut menurut Laurent tentu bisa mempengaruhi fungsi kognitif juga atau daya berpikir anak.
6. Penurunan Konektivitas di Otak
Peningkatan berat badan dan skor BMI dikaitkan dengan penurunan konektivitas di otak. Itu artinya untuk anak-anak yang seharusnya sedang dalam masa perkembangan otak menjadi tidak optimal perkembangannya.
7. Mengalami Peradangan Kronis pada Otak
Kemungkinan anak-anak obesitas dapat mengalami peradangan kronis pada otak yang dapat mempengaruhi otak mereka dalam jangka panjang.
Faktor penentu tumbuh kembang anak memang tidak hanya pada berat badan. Namun, dengan mencapai berat badan ideal, otak si kecil bisa bertumbuh optimal. Sementara pengaruh kelebihan berat badan pada kesehatan dan kecerdasan anak cukup serius, maka aorang tua perlu menaruh perhatian pada hal ini.
Doronglah anak yang kelebihan berat badan untuk menjalani hidup yang lebih sehat. Orang tua dapat memainkan peran penting dalam membentuk kebiasaan kesehatan anak-anak, jadilah teladan bagi anak dengan mencontohkan pola hidup sehat. Sebab anak-anak biasanya akan belajar dari pengasuh mereka.
Tanpa bimbingan dari orangtua, pola makan yang keliru ini dapat berlanjut hingga anak beranjak dewasa. Obesitas juga akan bertambah parah dan semakin meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan jangka panjang. Yuk, terapkan gaya hidup sehat dan aktif setiap hari. Bunda bisa mendampingi anak aktif bergerak dan berolahraga bersama di waktu-waktu senggang.