Sebelum membahas lanjut seputar 7 mitos dan fakta disabilitas intelektual. Mari kita pahami dulu makna tentang disabilitas intelektual. Disabilitas intelektual atau yang biasa disebut tunagrahita dan bisa pula disebut dengan retardasi mental merupakan kondisi di mana anak atau seseorang individu itu memiliki kemampuan kognitif yang rendah dibandingkan anak–anak seusianya, sehingga terjadi hambatan dalam tumbuh kembang anak. Adapun gejala-gejala, penyebab, dan terapi mengenai disabilitas intelektual dapat Bunda baca pada artikel Mengenal Disabilitas Intelektual.
Daftar Isi
7 Mitos dan Fakta Tentang Disabilitas Intelektual
Kesehatan
1. Mitos : Penyebab disabilitas intelektual hanya karena Genetik
Fakta : Penyebab primer atau utama dari disabilitas intelektual memang sebagian besar berasal dari genetik. Namun dapat memungkinkan jika penyebabnya berasal dari faktor lain. Diantaranya, infeksi akibat serum, obat atau intracranial (tekanan dalam kepala). Adanya gangguan metabolisme karena pertumbuhan gizi yang dapat mempengaruhi perkembangan otak. Faktor terakhir, akibat gangguan jiwa berat yang bisa dialami saat masa kanak-kanak
2. Mitos : Diseleksia sama dengan disabilitas intelektual
Fakta : Disleksia tidak berkorelasi dengan IQ rendah. Individu dengan disleksia mungkin memiliki IQ di atas rata-rata atau bahkan IQ di tingkat berbakat. Disleksia adalah gangguan pada kemampuan otak untuk menerjemahkan informasi, bukan suatu bentuk disabilitas intelektual.
3. Mitos : Penyandang disabilitas intelektual mempunyai cacat intelektual yang parah
Fakta : Penyandang disabilitas intelektual sebanyak 85% hanya mengalami gangguan ringan. Rata-rata penyandang disabilitas intelektual dengan gejala ringan bisa melakukan aktivitas seperti orang pada umumnya seperti belajar di rumah maupun di sekolah, olahraga, dan bekerja.
4. Mitos : Disabilitas Intelektual tidak bisa disembuhkan dengan cepat
Fakta : Ada beberapa faktor untuk penyembuhan disabilitas intelektual. Faktor dari anak penyandang disabilitas, proses terapi, dan sikap orang tua. Ketika ketiga hall ini salaing berkaitan dan upaya semangat penyembuhan oleh orang tua dan anak dilakukan dengan baik. Maka, proses penyembuhan disabilitas intelektual pada anak bisa segera diatasi.
Fakta : Untuk kasus disabilitas intelektual, orang tua dapat melakuakan pencegahan dengan menjaga kesehatan janin, mengonsumsi makanan yang sehat, tidak merokok, tidak minum alkohol, dan pastinya menjaga kesehatan mental agar tidak stres selama kehamilan berlangsung. Pencegahan lainnya yaitu meminimalisir setelah anak lahir yaitu dengan menjaga mental anak dengan baik, emminimalisir kecelakan-kecelakanan menjelang hari perkiraan lahir, dan menjaga kepala anak untuk tidak terbentur. Namun, beda lagi jika kasus down syndrome karena berasal dari genetikanya.
Sosial
6. Mitos : Penyandang Disabilitas sama sekali tidak bisa membaca
Fakta : Dewasa ini, banyak penyandang disabilitas intelektual dapat belajar membaca. Namun, bedanya dengan anak tikpikal, mereka membutuhkan proses belajar yang lebih lama, memerlukan cara belajar atau penanganan secara khusus. Dengan melakukan berbagai penanganan, mereka juga dapat membaca.
7. Mitos : Penyandang disabilitas tidak bisa lulus sekolah
Fakta : Menurut situs kennedykrieger.org penyandang disabilitas intelektual tidak hanya dapat memperoleh keuntungan akademis dalam lingkungan pendidikan umum. Terdapat bukti yang menjelaskan bahwa pengembangan keterampilan sosial untuk anak disabilitas intelektual lebih baik dididik bersama teman sebaya yang tidak cacat (Salend & Garrick Duhaney, 1999). Namun, agar proses pendidikan untuk anak disabilitas intelektual berhasil, guru dan orang tua harus memiliki pengetahuan dan bekerja sama mendukung beberapa program pendidikan yang telah ditentukan
Sumber :
https://www.specialolympics.org/stories/athletes/common-myths-about-intellectual-disability#:~:text=Intellectual%20Impairment,inclusive%20schools%2C%20and%20being%20employed.
https://www.kennedykrieger.org/stories/linking-research-classrooms-blog/myths-and-facts-about-intellectual-disability
Myths vs. Facts of Intellectual Disability