Kecenderungan untuk lebih suka menyendiri seperti asik dengan dunianya sendiri menjadi karakteristik yang kerap kali ditemui pada anak dengan autisme.
Sehingga sulit bagi mereka untuk dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya, apalagi saat lebaran tiba.
Daftar Isi
Mengajarkan Sosialisasi Anak Autisme Saat Lebaran
Bagi Ayah Bunda dalam proses mengajarkan sosialisasi anak autisme, masih ada sebagian orang tua yang merasa malu mengajak buah hatinya untuk bersosialisasi saat lebaran idul fitri untuk bertemu kerabat atau saudaranya.
Masih berfikir kalau anak yang autisme dapat menjadi penghalang untuk dalam tumbuh kembang anak.
Tapi, bagi orang tua perlu diingat kalau anak yang mengalami autisme kemampuan sosial yang meliputi cara komunikasi, adaptasi, penyesuaian diri, kerjasama, dan kemampuan sosial lainnya merupakan keterampilan dasar bagi manusia dalam menjalani kehidupannya.
Jadi, sebagai orang tua suka atau tidak harus dihadapi salah satu dengan menggunakan momen lebaran kumpul keluarga untuk mengajarkan anak autisme sosialisasi dengan cara sebagai berikut:
1. Saat Anak Autisme dalam Perjalanan Mudik
Sebelum melakukan mudik perlu Bunda pikirkan tentang situasi apa yang mungkin perlu mereka pahami seperti kemacetan yang terjadi dalam perjalanan yang tidak dapat dihindari dan bagaimana Bunda dapat menggunakan cerita sosial untuk membantu mereka mempersiapkan diri.
Bunda mungkin merasa lebih mudah menggunakan pembuat cerita sosial. Jika Bunda bepergian dengan anak yang lebih kecil, cobalah untuk mengatasi kekhawatiran yang mungkin mereka miliki dengan membaca buku relaksasi bersama.
Merencanakan mudik memang mengasyikkan, tetapi ada beberapa hal tambahan yang perlu dipertimbangkan saat bepergian dengan anak autisme.
Membawa kebutuhan obat cadangan saat diperjalanan, kebutuhan untuk memakai pelindung telinga untuk memblokir kebisingan, barang kenyamanan apapun yang mungkin perlu Bunda bawa untuk mengurangi kecemasan.
Karena orang autis dapat menemukan perubahan yang sulit, hal ini dapat menyebabkan kecemasan yang tinggi, kehancuran, atau perilaku tertekan.
2. Tetap Berfikir Positif
Fokus pada hal positif. Sama seperti orang lain, anak-anak dengan gangguan spektrum autisme sering merespons penguatan positif dengan baik.
Hal ini berarti ketika Bunda memuji mereka atas perilaku yang mereka lakukan dengan baik, itu akan membuat mereka merasa senang.
Jadilah spesifik, sehingga mereka tahu persis apa yang Ayah Bunda sukai dari perilaku mereka.
Temukan cara untuk menghadiahi mereka, baik dengan waktu bermain ekstra atau hadiah kecil seperti stiker pada momen kumpul lebaran.
Sebagai orang tua, harus mencintai anak apa adanya adalah kuncinya.
3. Selalu Mengajak Anak Beraktivitas
Ajak anak untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Jika perilaku anak tidak dapat diprediksi, Bunda mungkin merasa lebih mudah untuk tidak memaparkannya pada situasi tertentu.
Tetapi saat membawanya untuk tugas sehari-hari seperti berkunjung pada rumah saudara saat lebaran, itu dapat membantu mereka membiasakan diri dengan dunia di sekitarnya.
4. Kontrol Emosi Orang Tua
Saat orang tua stres, maka anak yang mengalami autisme akan sering menghadapi lebih banyak stres karena yang menghadapinya rentan stres.
Jika dibiarkan, orang tua dapat menghadapi gangguan dalam hubungan dan bahkan gangguan psikologis. Stres juga dapat memengaruhi kesehatan. Tetap teratur untuk membantu diri agar tidak kewalahan.
Ini berarti menemukan waktu di hari hanya untuk diri sendiri. Beberapa cara penting dan bahkan menyenangkan untuk melakukannya meliputi: tentukan penyebab sebenarnya dari stres.
Jika merasa kewalahan, pecahkan masalah utama yang dihadapi menjadi lebih mudah. Meditasi juga dapat membantu. Perhatikan pikiran dan cara berbicara kepada diri sendiri. Ini akan membantu menyingkirkan kekhawatiran yang tidak berguna.
Dapatkan keseimbangan dalam hidup. Ini adalah kunci tidak hanya untuk menghadapi tantangan hidup, tetapi juga menjaga kualitas hidup yang tinggi. Seluruh keluarga Ayah Bunda akan mendapat manfaat.
Orang tua tetap harus percaya diri dan sabar dalam menghadapi anak autisme, tetap berfikiran postitif bahwa apa yang dialami buah hati akan sembuh.
Terus ajak untuk membantu anak beradaptasi , menyesuaikan diri dan berlatih komunikasi dengan orang lain di lingkungan sekitarnya.