Anak-anak tumbuh dengan ponsel pintar, tablet, dan berbagai perangkat elektronik lainnya yang terhubung dengan internet. Hal ini tentu membuat banyak orang tua khawatir karena gadget dapat dengan cepat memengaruhi perkembangan otak anak.
Dikutip GENEROS.ID dari laman Healthline, para peneliti dari Institut Kesehatan Nasional baru-baru ini memberikan sekilas penjelasan berdasarkan data awal dari Studi Perkembangan Kognitif Otak Remaja.
Penelitian ini mengamati lebih dari 11 ribu anak berusia 9 dan 10 tahun di 21 lokasi di seluruh Amerika Serikat.
Hasilnya dipresentasikan oleh direktur studi, Gaya Dowling, PhD, dan didapatkan dua kesimpulan. Deretannya adalah sebagai berikut:
- Pemindaian MRI menemukan perbedaan signifikan pada otak beberapa anak yang dilaporkan menggunakan ponsel pintar, tablet, dan video game lebih dari 7 jam sehari.
- Anak-anak yang melaporkan waktu screen time lebih dari 2 jam sehari mendapat nilai lebih rendah dalam tes berpikir dan bahasa.
Daftar Isi
Hal yang Terjadi pada Otak Anak saat Kelebihan Screen Time
Pemindaian otak menunjukkan bahwa anak-anak yang sering menatap layar mengalami penipisan dini pada korteks.
Lapisan terluar otak ini memproses berbagai jenis informasi dari indera, Bunda.
“Ini biasanya dianggap sebagai proses pendewasaan. Jadi, apa yang kita harapkan akan terjadi nanti lebih awal,” ungkap Downling.
Dokter pengobatan remaja di RS Anak Universitas Michigan, Ellen Selkie mengatakan bahwa satu-satunya kesimpulan yang dapat ditarik bahwa ada dua hal yang terjadi pada waktu yang sama dalam penelitian tersebut.
Namun, bisa juga anak-anak yang mengalami kesulitan dengan tugas tertentu mungkin lebih tertarik pada gadget karena alasan tertentu.
Dowling mengatakan bahwa meskipun beberapa pertanyaan tentang dampak screen time akan terjawab dalam beberapa tahun ke depan, efek jangka panjangnya tidak akan diketahui dengan cepat.
“Kita tidak hanya bisa melihat berapa banyak waktu yang mereka habiskan, bagaimana mereka memandang hal tersebut berdampak pada mereka, tapi juga apa saja dampaknya.
Dan hal ini menimbulkan pertanyaan apakah anak akan kecanduan atau tidak,” tuturnya.
Sementara itu, laman Screen Strong menjelaskan bahwa screen time yang berlebihan dapat membahayakan dan mengganggu perkembangan awal otak.
Padahal, anak-anak memerlukan waktu untuk menstimulasi motorik kasar dan halus, bersosialisasi dengan teman sebaya, membaca, menjelajahi alam terbuka, memecahkan masalah, hingga bonding dengan keluarga.
Screen time akan memicu anak memproduksi dopamin di otak yang mengarah pada kebiasaan yang kuat, ketergantungan, dan keinginan untuk lebih banyak menatap layar.
Elemen adiktif dalam semua aktivitas ini tidak mungkin ditolak oleh anak, sehingga menjadikan screen time sebagai aktivitas pilihan.
Dampak Anak Terlalu Lama Screen Time
Penelitian yang dilakukan oleh National Institutes of Health menemukan beberapa dampak yang terjadi pada anak ketika melakukan screen time yang berlebihan. Berikut ini ulasannya:
- Skor yang lebih rendah pada tes kognitif dan bahasa
- Penipisan dini pada korteks frontal
- Kecerdasan terkristalisasi lebih rendah, padahal kecerdasan ini dianggap sebagai pengetahuan umum yang diperoleh sebelum belajar seperti pengetahuan bahasa, kosakata, dan pemahaman bacaan
Pedoman Screen Time untuk Anak
Berdasarkan penjelasan di atas, Bunda perlu mengetahui seperti apa panduan pemberian screen time yang baik untuk anak. Berikut ini Bubun bagikan deretannya berdasarkan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):
- Usia 0-24 bulan: anak tidak diperbolehkan untuk mendapatkan screen time karena mereka perlu mendapatkan stimulasi dua arah. Namun, panggilan video masih diperbolehkan karena termasuk interaksi dua arah dengan waktu yang sangat terbatas.
- Usia 2 tahun: boleh melakukan screen time dengan waktu satu jam dengan pengawasan orang tua.
Demikian informasi tentang hal yang terjadi pada otak ketika anak melakukan screen time yang berlebihan, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat.***