Jika orang tua dulu banyak yang menganggap sepele gangguan perkembangan anak ini, namun tidak untuk orang tua masa kini.
Ilmu parenting (pengasuhan) yang sudah tersebar luas secara bebas di internet membuat para orang tua khususnya orang tua muda semakin melek informasi.
Dulu banyak orang tua yang beranggapan bahwa saat anak terlambat bicara kita tinggal menunggunya saja sampai pada akhirnya anak akan bisa berbicara dengan sendirinya.
Padahal itu adalah anggapan yang salah, sedangkan terlambat bicara adalah salah satu keterlambatan tumbuh kembang yang umum terjadi di masyarakat saat ini.
Deteksi dini untuk anak terlambat bicara sangatlah penting agar segera diberikan penanganan yang tepat agar tahapan tumbuh kembang lainnya tidak semakin terlambat.
Untuk mengetahuinya, tentu Ayah dan Bunda harus memahami tolak ukur tahapan tumbuh kembang (milestone) anak usia dini.
Karena pada anak-anak terdapat masa golden age atau periode emas masa pertumbuhan anak.
Pada 1000 hari pertama yang dihitung sejak masa kehamilan sampai anak berusia dua tahun, ada pula yang menyebutkan periode emas sampai anak berusia lima tahun, anak sedang pesat-pesatnya tumbuh dan berkembang.
Sehingga saat anak terdapat keterlambatan, maka dikhawatirkan itu akan menghambat tumbuh kembang lainnya, yang akhirnya membuat anak mengalami keterlambatan tumbuh kembang yang semakin kompleks.
Untuk mendeteksi apakah anak mengalami keterlambatan bicara maka Ayah dan Bunda perlu mengetahui tahapan berbicara pada anak sesuai usianya.
Kendati dikatakan perkembangan setiap anak berbeda-beda, namun terdapat tolak ukur yang jelas untuk menentukan apakah anak sudah tumbuh dan berkembang secara normal atau tidak.
Daftar Isi
Mendeteksi Speech Delay pada Anak
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah memberikan tolak ukur yang jelas dalam tahapan perkembangan bicara pada anak usia dini. Sehingga Ayah dan Bunda dapat mendeteksi apakah si Kecil mengalami speech delay sesuai dengan tolak ukur tersebut.
Di antaranya adalah sebagai berikut:
Usia 0-6 bulan
- Saat lahir, bayi hanya dapat menangis untuk menyatakan keinginannya.
- Pada usia 2-3 bulan, bayi mulai dapat membuat suara-suara seperti “aah” atau “uuh” yang dikenal dengan istilah cooing. Ia juga senang bereksperimen dengan berbagai bunyi yang dapat dihasilkannya, misalnya suara menyerupai berkumur. Bayi juga mulai bereaksi terhadap orang lain dengan mengeluarkan suara.
- Setelah usia 3 bulan, bayi akan mencari sumber suara yang didengarnya dan menyukai mainan yang mengeluarkan suara.
- Mendekati usia 6 bulan, bayi dapat merespons ketika namanya dipanggil dan mengenali emosi dalam nada bicara. Cooing berangsur menjadi babbling, yakni mengoceh dengan suku kata tunggal, misalnya “papapapapa,” “dadadadada,” “bababababa,” “mamamamama.” Bayi juga mulai dapat mengatur nada bicaranya sesuai emosi yang dirasakannya, dengan ekspresi wajah yang sesuai.
- Waspada bila bayi tidak menoleh jika dipanggil namanya dan tidak ada babbling. Ini menjadi tanda penting si Kecil memiliki kemungkinan mengalami speech delay.
Usia 6-12 bulan
- Pada usia 6-9 bulan, bayi mulai mengerti nama-nama orang dan benda serta konsep-konsep dasar seperti ya, tidak, habis. Saat babbling, ia menggunakan intonasi atau nada bicara seperti bahasa ibunya. Ia pun dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti mama dan papa tanpa arti.
- Pada usia 9-12 bulan, ia sudah dapat mengucapkan mama dan papa (atau istilah lain yang biasa digunakan untuk ibu dan ayah atau pengasuh utama lainnya) dengan arti. Ia menengok apabila namanya dipanggil dan mengerti beberapa perintah sederhana (misal lihat itu, ayo sini). Ia menggunakan isyarat untuk menyatakan keinginannya, misalnya menunjuk, merentangkan tangan ke atas untuk minta digendong, atau melambaikan tangan (dadah). Ia suka membeo, menirukan kata atau bunyi yang didengarnya.
- Pada usia 12 bulan bayi sudah mengerti sekitar 70 kata.
- Waspada bila bayi tidak menunjuk dengan jari pada usia 12 bulan, dan ekspresi wajah kurang pada usia 12 bulan.
Usia 12-18 bulan
- Pada usia ini, anak biasanya sudah dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, dapat mengangguk atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan, menunjuk anggota tubuh atau gambar yang disebutkan orang lain, dan mengikuti perintah satu langkah (Tolong ambilkan mainan itu). Kosakata anak bertambah dengan pesat;
- Pada usia 15 bulan ia mungkin baru dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, namun pada usia 18 bulan kosakatanya telah mencapai 5-50 kata. Pada akhir masa ini, anak sudah bisa menyatakan sebagian besar keinginannya dengan kata-kata.
- Waspada bila anak tidak bisa menyebutkan kata yang berarti pada usia 16 bulan, jika itu terjadi pada anak maka ia mungkin mengalami speech delay
Usia 18-24 bulan
- Dalam kurun waktu ini anak mengalami ledakan bahasa. Hampir setiap hari ia memiliki kosakata baru. Ia dapat membuat kalimat yang terdiri atas dua kata (mama mandi, naik sepeda) dan dapat mengikuti perintah dua langkah. Pada fase ini anak akan senang mendengarkan cerita.
- Pada usia dua tahun, sekitar 50% bicaranya dapat dimengerti orang lain.
- Waspada bila tidak ada kalimat yang terdiri dua kata yang dapat dimengerti pada usia 24 bulan, jika itu terjadi pada anak maka ia mengalami speech delay
Usia 2-3 tahun
- Setelah usia dua tahun, hampir semua kata yang diucapkan anak telah dapat dimengerti oleh orang lain. Anak sudah biasa menggunakan kalimat dengan 2-3 kata.
- Mendekati usia tiga tahun bahkan kalimatnya sudah terdiri dari tiga kata atau lebih, dan mulai menggunakan kalimat tanya. Ia dapat menyebutkan nama dan kegunaan benda-benda yang sering ditemui, sudah mengenal warna, dan senang bernyanyi atau bersajak (misalnya Pok Ami-Ami dan lagu anak-anak sederhana lainnya).
Usia 3-5 tahun
- Anak pada usia ini tertarik mendengarkan cerita dan percakapan di sekitarnya. Ia dapat menyebutkan nama, umur, dan jenis kelaminnya, serta menggunakan kalimat-kalimat panjang (lebih dari empat kata) saat berbicara.
- Pada usia empat tahun, bicaranya sepenuhnya dapat dimengerti oleh orang lain. Anak sudah dapat menceritakan dengan lancar dan cukup rinci tentang hal-hal yang dialaminya.
Setelah mengetahui tahapan perkembangan bicara anak tersebut, maka jika Ayah dan Bunda merasa sang buah hati mengalami speech delay maka sebaiknya segera melakukan tindakan.
Banyak sekali faktor yang menyebabkan speech delay pada anak, maka orang tua harus mendeteksinya terlebih dahulu untuk memberikan penanganan yang tepat.
Jika perlu, Ayah dan Bunda bisa membawa si Kecil ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.