fbpx

Perhatian! Anakmu Butuh Ibu yang Bahagia, Bukan SuperMom

by | Oct 20, 2023 | Keluarga, Tumbuh Kembang

generos.id – Seorang ibu menceritakan bagaimana awal mula melihat gejala keterlambatan tumbuh kembang pada anak semata wayangnya yang kini telah berusia tiga tahun. Awalnya ia melihat semuanya baik-baik saja, anaknya tumbuh dengan aktif meski nafsu makannya tidak menentu.

Dia hanya berpikir bahwa hal itu memang sangat wajar terjadi pada anak yang mood-nya seringkali berubah-ubah.

Selain itu anaknya juga sering menunjukkan tantrum, namun seperti anggapannya sebelumnya bahwa tantrum memang sangat wajar terjadi pada anak-anak seusianya dan dikatakan sebagai fase normal tahapan tumbuh kembang anak. 

Ibu yang Lelah dengan Keadaan

Pada kondisi seperti ini, anak dan ibu tengah menghadapi situasi yang cukup menantang. Suasana hati mereka sedang tidak baik-baik saja. Sang anak sedang mengalami keterbatasan kemampuan bahasa untuk mengekspresikan apa yang sedang dia rasakan.

Anak saat di rumah

Anak bahagia saat ibu bahagia

Sehingga ia hanya bisa meluapkan emosinya dengan meronta, menangis dan berteriak. Namun hal itu tidak disambut baik oleh ibunya yang emosinya juga sedang memuncak.

Ia hanya akan mendapatkan teriakan yang justru membuatnya semakin kacau dan akhirnya teriakannya semakin menjadi-jadi.

Baca Juga  Cara Mengajarkan Bahasa Isyarat pada Bayi

Ayah dan Bunda, memang sangat melelahkan saat menghadapi anak tantrum, apalagi yang terjadi hampir setiap hari.

Tapi tahukah Ayah Bunda apa yang dirasakan sang anak saat berada pada situasi seperti itu? Sama, lelah juga.

Ia hanya belum tahu apa yang harus dilakukan saat meminta atau mengekspresikan sesuatu sedangkan berbicara saja masih sangat sulit baginya.

Sudahkah Ayah dan Bunda menyediakan waktu untuk menemani sang buah hati belajar mengenal emosinya? Sudahkah Ayah Bunda menyediakan waktu untuk sekadar mengajaknya mengobrol untuk melatihnya berbicara?

Jangan sampai anak kita mengalami tantrum yang berlebihan hanya karena ingin mencari perhatian orang tuanya yang terlalu sibuk dengan urusannya.

Pesan untuk Ayah dan Bunda

Teruntuk Bunda yang 24 jam di rumah bersama anak, sudahkah Bunda menemaninya bermain barang satu jam sehari?

Jangan sampai urusan rumah membuat kita meninggalkan anak bermain sendiri, apalagi diberi tontonan dari gadget maupun televisi demi anak anteng.

Sungguh, jika bisa memilih anak akan lebih memilih bermain bersama ibunya daripada diberi tontonan. Terlebih dampaknya juga kurang baik untuk anak balita yang terlalu lama terpapar layar atau kita biasa menyebutnya screen time.

Baca Juga  Menirukan Cooing dari Bayi Ada Manfaatnya Loh!

Jika anak sedang dalam tahap belajar berbicara namun sudah kecanduan tontonan baik dari gadget maupun televisi, maka kemungkinan anak mengalami speech delay lebih besar.

Saat anak dibiarkan berlama-lama mengalami speech delay maka yang terjadi adalah anak akan mengalami tantrum setiap hari, dan ini juga akan membuat Bunda stres. Anak stres Bunda pun stres, suasana rumah serasa di neraka.

Teruntuk Bunda pekerja, sudahkah Bunda meluangkan waktu untuk membersamai anak barang satu jam per hari?

Jangan sampai karena alasan lelah membuat Bunda tidak pernah menstimulasi anak pada usia pertumbuhannya. 

Jangan sampai kita terlalu sibuk membersihkan rumah sampai lupa bahwa anak kita sedang butuh perhatian dari ibunya.

Turunkan standarmu Bunda, tidak masalah rumah sedikit berantakan asal anak bahagia. Karena mereka lebih membutuhkan kehadiran kita ketimbang melihat cucian rapi, jemuran terlipat rapi dan tidak ada mainan berserakan di lantai.

Baca Juga  Meningkatkan Kemampuan Oromotor Anak dengan Finger Food

Teruntuk para Ayah, tugas mendidik dan mengasuh anak bukan hanya tanggung jawab ibu. Ayah juga harus terlibat dalam pengasuhan anak. Bantulah Bunda untuk menyelesaikan pekerjaan rumah agar ia tidak merasa kelelahan seorang diri.

Percayalah, membantu mengasuh anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tidak lantas membuat harga dirimu sebagai kepala keluarga jatuh.

Justru sebaliknya, Anda akan lebih dihargai oleh anak karena ia telah melihat teladan yang baik sebagai seorang pemimpin.

Tidak hanya Bunda yang wajib mengetahui bagaimana tahapan tumbuh kembang anak yang ideal, Ayah juga perlu tahu itu.

Ayah juga memiliki andil yang besar dalam menstimulasi anak berbicara. Ayah juga memiliki kewajiban yang sama untuk mengajarkan anak bagaimana bersikap baik.

Ayah boleh saja melakukan hobi yang sudah dari dulu Anda tekuni, tapi jangan berlebihan. Ayah boleh saja sibuk dengan urusan pekerjaan, karena itu juga sebuah kewajiban seorang kepala rumah tangga, tapi jangan lantas melupakan kewajiban lain.

Kini Anda sudah menjadi ayah yang mau tidak mau, suka tidak suka memiliki amanah yang besar, yaitu mendidik anak. 

Jangan Samakan Speech Delay dan Late Talker! Ini Dia Perbedaannya

GENEROS.ID - Umumnya, jika sang buah hati tidak kunjung bisa berbicara, biasanya orang tua akan langsung menyimpulkan bahwa bayinya mengalami speech delay. Kemampuan berbicara sendiri dapat dilakukan oleh setiap bayi pada usia yang berbeda-beda, namun ada saja sang...