Tumbuh Kembang – Sampai saat ini autisme pada anak masih menjadi suatu kekhawatiran orang tua. Autisme disebut berbahaya atau tidak tergantung harapan yang diinginkan oleh orang tua, jika orang tua mengharapkan anak yang dapat berinteraksi, bersosialisasi, mandiri, dan lain-lain, autisme menjadi sebuah hal yang harus segera ditangani. Maka, orang tua melakukan berbagai cara untuk menangani autisme pada anak, namun sebelum membahas cara terapi yang sesuai. Bunda pahami dulu tentang autisme.
Daftar Isi
Apa itu Autsime?
Istilah yang dipakai untuk merujuk autisme adalah ASD (Autism Spectrum Disorder) atau anak-anak dengan spektrum autisme. Disebut spektrum karena dimulai dari anak yang belum bisa bicara sampai pada anak yang sedikit bicara, sehingga luas cakupannya. Kesimpulannya, anak autis memiliki interaksi terbatas, keterbatasan komunikasi, perilaku berulang, minat terbatas, dan kesulitan dalam mengekspresikan bahasa.
Misalnya, terdapat anak yang hanya mau memakai pakaian itu-itu saja, atau anak yang hanya mau membariskan mobil-mobilannya saja, atau bermain mobil-mobilan dengan memutar rodanya saja. Karena anak autisme memiliki kriteria yang unik sehingga disebut spektrum, selain itu karena kemampuan kognitifnya luas, mulai dari anak yang low function (di bawah rata-rata) sampai high function (di atas rata-rata).
Salah satu ciri-ciri autisme pada anak yaitu anak seperti tuli saat kita ajak bicara karena tidak ada respons, melakukan gerakan aneh berulang, seperti hand plaiting atau tepuk tangan berulang-ulang padahal tidak ada hal yang perlu ditepuk tangani, dan gejala lainnya yang bisa Bunda baca di artikel Autisme Pada Anak, Kenali Penyebab dan Gejalanya.
Penyebab Autisme
Para ilmuwan juga sepakat bahwa tidak ada gen autisme, artinya tidak ada gen yang secara konsisten bermutasi pada setiap orang dengan autisme. Kemungkinan juga tidak ada gen yang menyebabkan autisme setiap kali bermutasi. Ada beberapa kondisi yang terkait dengan autisme yang berasal dari mutasi pada satu gen, termasuk sindrom Fragile X dan sindrom Rett. Informasi lebih lanjut, Bunda bisa membaca artikel Generos tentang Menelisik Genetika Autisme, Karena Keturunan?
Penangan dan terapi Autisme Speech disorder
Menurut, Asep Rudi Irawan, S.pd. seorang praktisi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan founder Ceren Learning terdapat dua tipe penanganan pada anak Autisme. Pertama, melalui tenaga ahli dan kedua melalui orang tua. tetapi ada penanganan yang lebih baik lagi, yaitu intervensi yang bersifat family based intervension atau intervensi berbasis keluarga, di mana profesional terlibat dalam intervensi tersebut dan orang tua mendukung dalam intervensi tersebut.
Adapun Penanganan atau intervensi yang dapat dilakukan pada anak autisme: pertama, terapi sensori integrasi pada anak yang sensitif terhadap suara-suara kecil dan tidak mau untuk disentuh. Kedua, terapi ABA (Applied Behaviour Analysis) merupakan terapi yang mengajarkan anak kemampuan akademik, komunikasi, sosial, interaksi dan bermain. Kemampuan-kemampuan tersebut kemudian dipecah menjadi bagian-bagian terkecil supaya pembelajarannya mudah diterima oleh anak autis.
Ketiga, terapi wicara pada anak yang belum bisa berbicara. Keempat, bimbingan pedagogis yang biasanya dilakukan di sekolah dengan diberikan guru khusus untuk membimbing sesuai kebutuhan anak. Kelima, medis yang sangat diperlukan, karena anak autism juga terdapat masalah tidur dan pencernaan.
Sedangkan penanganan autisme di rumah, orang tua bisa melakukan cara berikut:
- Pertama menstimulasi pada bagian bahasa dengan cara mengajarkan anak cara meminta. Jika anak tidak dapat melakukan secara verbal maka dapat diajarkan dengan cara menunjuk, misalnya dengan menanyakan keinginan anak kemudian menarik tangan anak dan sentuhkan ke benda yang diinginkan. Pelatihan tersebut tentunya dilakukan terus menerus sampai anak paham cara meminta.
- Kedua, mengajarkan interaksi pada anak dapat dilakukan dengan cara menanyakan keinginan anak. Apabila anak belum bisa verbal, ajarkan cara mengangguk dan menggeleng. Saat anak berhasil mengangguk ataupun menggeleng ketika kita menawari suatu hal maka anak sudah dapat melakukan interaksi terhadap orang tuanya dan termasuk progress yang luar biasa.
- Ketiga, orang tua harus mengajarkan anak bermain, dengan mengajarkan cara memainkan mainan, dan ajarkan permainan yang bervariatif