fbpx

Begini Cara Puasa Mendetoksifikasi Tubuh

by | Mar 29, 2022 | Keluarga, Nutrisi

Keluarga – Puasa Ramadhan merupakan amalan ibadah yang wajib dilaksanakan semua Muslim di dunia ini. Umat Islam yang telah memenuhi syarat wajib maka diharuskan untuk melaksanakan ibadah yang menahan lapar dan haus dari tergelincir hingga terbenamnya matahari ini.

Bulan Ramadhan yang hanya tinggal menghitung hari ini merupakan bulan di mana semua Muslim berpuasa selama 30 hari penuh. Namun tahukah Ayah dan Bunda, bahwa ternyata selain sebagai ibadah wajib, puasa memiliki segudang manfaat, loh!

Amalan ibadah yang dilakukan dengan menahan lapar dan haus dengan waktu tertentu ini sebenarnya memiliki manfaat tersendiri bagi tubuh. Dokter herbal sekaligus ustadz yang akrab disapa Ustadz dr. Zaidul Akbar menerangkan perintah puasa sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS. Hal itu menurutnya karena tubuh manusia sejak dahulu sama.

Ia menyebutkan ayat Aquran yang mengandung perintah puasa, yaitu di Surat Albaqarah ayat 183 yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Albaqarah:183)

Dalam ayat tersebut disebutkan “…sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu…” Ustadz Zaidul Akbar menjelaskan perintah puasa tersebut sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS karena tubuh manusia sama dari dulu hingga sekarang. Dan puasa itu selain sebagai pemupuk ketakwaan dan keimanan umat Islam juga sebagai bentuk detoksifikasi tubuh yang paling baik.

Baca Juga  5 Tips Sehat Pasca Lebaran untuk Anak

Jadi jelas, manfaat terbesar puasa yaitu sebagai bentuk detoksifikasi tubuh secara alami. Bagaimana tubuh kita mendetoksifikasi diri selama berpuasa? Begini penjelasan Ustadz dr. Zaidul Akbar.

1. Mengaktifkan Autofagi

Ustadz Zaidul Akbar menjelaskan tubuh manusia memiliki autofagi. Autofagi merupakan cara tubuh untuk membersihkan sel-sel yang telah rusak untuk regenerasi tubuh dan menjaga fungsi tubuh tetap berjalan dengan baik. Proses ini dapat diaktifkan secara maksimal saat tubuh dalam keadaan berpuasa.

Ia juga menambahkan bahwa proses autofagi dapat bekerja lebih baik lagi jika kita memberikan asupan yang baik (saat berbuka puasa). Yaitu dengan mengganti beberapa jenis makanan yang berasal dari tepung-tepungan, beras putih, segala jenis gorengan, dan gula pasir.

Misalnya beras putih bisa diganti dengan beras merah, beras hitam, kentang atau sumber karbohidrat sejenisnya. Sedangkan gula pasir diganti dengan makanan manis lain yang lebih menyehatkan seperti kurma dan madu. Adapun untuk gorengan sebaiknya dikurangi dan mengganti minyak goreng dengan minyak kelapa yang lebih sehat dan makanan yang terbuat dari tepung-tepungan sebaiknya dihindari.

Baca Juga  Autisme pada Anak, Ini Terapi yang Tepat untuk Menanganinya

2. Meningkatkan Zat Keton

Ustadz dr. Zaidul Akbar

Ustadz dr. Zaidul Akbar

Ustadz Zaidul Akbar menyebutkan puasa dapat meningkatkan zat keton di dalam tubuh. Di mana zat keton ini berfungsi untuk membakar lemak tubuh. Zat keton ini bekerja dalam proses ketosis di mana zat keton menguraikan lemak dan mengubahnya menjadi energi dalam darah.

Oleh karena itu puasa dapat menjadi sarana diet tanpa menyakitkan. Namun ia menyatakan jika zat keton ini dapat bekerja lebih maksimal lagi jika melakukan prolong puasa. Artinya pada saat berbuka tidak langsung makan dengan banyak makanan, namun hanya sekadar membatalkannya saja.

Misalnya dengan meminum air putih dan beberapa butir kurma. Lalu beribadah dengan khusyu’ yaitu melaksanakan sholat Maghrib kemudian dilanjutkan sholat Isya’ dan Tarawih serta diselingi dengan tilawah Alquran. Barulah kemudian makan makanan berat setelah sholat Isya’. Atau jika masih kuat bisa makan berat saat sahur saja.

Ia mengibaratkan tubuh manusia dengan mobil. Seperti halnya mobil yang memiliki tangki sebagai penyimpan bahan bakar, begitu pula dengan tubuh manusia. Setiap mobil memiliki tangki cadangan, jika kita ingin menggunakan tangki cadangan tersebut maka kita harus menghabiskan tangki utama dulu, yaitu dengan tidak berhenti di rest area.

Jika mobil terus berjalan tanpa berhenti maka lama kelamaan bahan bakar di tangki utama akan habis dan kemudian mengambil cadangan bahan bakar yang ada di tangki cadangan. Itulah yang terjadi pada lemak tubuh saat berpuasa. Lemak tubuh juga akan mengalami penyusutan jika kita melakukan prolong puasa.

Baca Juga  Luar Biasa! Temulawak Ditetapkan Sebagai Tanaman Obat Unggulan Indonesia

3. Mengaktifkan Stem Cell

Hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Cell Stem Cell, menemukan bahwa berpuasa untuk jangka waktu tertentu dapat menggeser sel-sel induk (stem cell) dari sistem kekebalan tubuh, dari keadaan tidak aktif menjadi keadaan aktif untuk perbaikan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa selama periode puasa, tubuh menggenjot sel induk untuk memproduksi sel-sel darah putih yang baru, yang bertugas melawan infeksi.

4. Me-reset Isi Bakteri dalam Tubuh

Ibu mengajarkan anak berpuasa

Saat puasa kita tentu tidak akan mengonsumsi makanan dan minuman selama beberapa jam. Saat itu sistem pencernaan akan beristirahat sebentar untuk mencerna makanan dan minuman. Ketika sistem pencernaan beristirahat, tubuh akan mendetoksifikasi secara alami dan mengatur fungsi ulang organ-organ tubuh.

“Pada saat ini tubuh akan me-reset bakteri-bakteri di dalam tubuh. Beri makanan yang baik untuk tubuh selama Ramadhan,” tuturnya dalam kajian tentang Manfaat Puasa bagi Tubuh yang telah ditayangkan di Youtube.

5. Mengontrol Insulin dan Kadar Gula

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat mengontrol gula darah. Bahkan dikatakan bahwa puasa dalam waktu tertentu dapat menurunkan kadar gula dalam darah.

Selain itu, pembatasan asupan kalori dalam tubuh saat orang berpuasa juga dapat mengurangi resistensi insulin. Dengan mengurangi resistensi insulin, sensitivitas tubuh terhadap insulin dapat meningkat.

 

Jangan Samakan Speech Delay dan Late Talker! Ini Dia Perbedaannya

GENEROS.ID - Umumnya, jika sang buah hati tidak kunjung bisa berbicara, biasanya orang tua akan langsung menyimpulkan bahwa bayinya mengalami speech delay. Kemampuan berbicara sendiri dapat dilakukan oleh setiap bayi pada usia yang berbeda-beda, namun ada saja sang...