Biar nggak Burnout, Yuk Terapkan Mindfulness!

by | Mar 10, 2022 | Keluarga, Kesehatan Mental

Kesehatan Mental – Kebanyakan dari kita memiliki segudang kesibukan, kita selalu dihadapkan dengan kenyataan bahwa pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak akan ada habisnya meski sudah kita kerjakan setiap hari. Baik ibu rumah tangga, pekerja kantoran, freelancer dan sebagainya, tentu memiliki kesibukan masing-masing. Belum lagi dengan urusan rumah yang juga selalu menyita perhatian kita.

Kesibukan sehari-hari itu tak jarang membuat kita burnout. Namun tidak hanya itu, kondisi pandemi yang membuat kita terpaksa banyak melakukan aktivitas juga bisa membuat kita burnout, loh! Jadi apa itu burnout? Melansir dari Help Guide, burnout merupakan kondisi kelelahan mental yang disebabkan oleh stres yang berkepanjangan. Burnout dapat mengurangi produktivitas dan menguras energi, membuat kita merasa semakin tidak berdaya, putus asa, sinis, dan selalu merasa kesal. Lebih parahnya, kita mungkin merasa seperti tidak berguna lagi.

Lalu apa yang harus kita lakukan jika kita memiliki segudang kewajiban namun tidak ingin mengalami burnout? Salah satunya adalah melatih mindfulness pada diri. Mindfulness dapat menjadi salah satu upaya untuk mencegah agar kita tidak stres. Hal itu karena dengan memiliki kemampuan mindfull, maka kita bisa benar-benar fokus pada apa yang sedang kita kerjakan saat itu.

Jadi, apa itu mindfulness?

Mindfulness berasal dari kata mindful yang berarti sadar. Mindfulness yaitu kemampuan seseorang untuk mindful atau sadar dan aware akan apa yang ada di hadapan kita saat itu. Lalu apakah selama ini kita tidak sadar dengan apa yang kita kerjakan? Bukan seperti itu. Menurut Psikolog Anggie Harmalia dalam program Live IG Hallo Bunda yang diselenggarakan @generos.id, orang yang disebut mindfulness itu ketika dia mengerjakan satu hal dalam satu waktu. Jadi tidak mengerjakan banyak hal, atau tidak multitasking untuk satu waktu.

Baca Juga  Mau Join Math Competition Generos Fest? Ini Persyaratannya

Lalu apa yang membuat mindfulness itu tidak membuat kita burnout? Itu karena dengan mindfulness maka pikiran kita tidak bercabang. Sedangkan orang biasanya bisa stres karena banyak pikiran. Menerapkan mindfulness itu bertujuan agar ketika kita mengerjakan satu hal, kita tidak terganggu dengan hal lain yang belum kita kerjakan. Kita benar-benar fokus kepada apa yang sedang kita kerjakan.

“Nah, itu makanya tadi saya sebutkan kelebihannya adalah menurunkan stres, karena pikiran kita tidak bercabang ke banyak hal,” ujar Anggie dalam live IG Hallo Bunda beberapa waktu lalu.

Menurutnya, kalau stres kita berkurang tentu kesehatan mental kita akan semakin membaik. Dan ini menjadi kelebihan dari mindfulness. Semakin sehat mental kita maka juga akan menambah kualitas hidup kita. Dengan mental yang sehat maka mustahil kita akan mengalami burnout. 

Bagaimana Penerapannya?

Berarti PR kita sekarang adalah melatih diri untuk memiliki kemampuan mindfulness. Bagaimana caranya? Anggie menjelaskan bahwa melatih diri agar selalu mindful yaitu dengan mulai menerapkannya dari hal simple. Misalnya saat kita sedang dalam perjalanan pergi ke kantor, setelah keluar dari rumah dan masih dalam lingkungan komplek tetap membuka kaca mobil atau kaca helm sembari melihat di sekiling ada apa saja. Jika ada tetangga, satpam dan lainnya bisa disapa. Dengan begitu kita juga akan mendapatkan manfaat lain yaitu aware dengan keadaan sekitar kita. Aware itu tidak akan bisa kita lakukan jika kita tidak mindful atau sadar penuh dengan apa yang ada di hadapan kita.

Baca Juga  Hari Anak Nasional 2022, Kak Awam : Anak Indonesia Harus Berani dan Terlindungi

Misalnya lagi saat kita makan, jika kita terbiasa makan dengan menonton tayangan video di internet seperti Youtube, Tiktok dan sebagainya, sebaiknya kita hentikan kebiasaan tersebut. Belajarlah untuk menerapkan mindfulness saat makan yaitu dengan memfokuskan diri pada makanan yang ada di depan kita. Hal-hal sederhana tersebut dapat melatih kita untuk tetap mindful di berbagai situasi.

Contoh lainnya misalnya di dalam rumah tangga dari seorang bunda. Saat waktu sudah hampir Maghrib tapi rumahnya belum rapi, belum masak buat makan malam, namun tiba-tiba anaknya menangis. Nah, kalau kita punya kemampuan mindful, kita bisa memusatkan pikiran kita ke satu hal dulu. Kita coba tenangkan diri dulu, baru kita pikirkan mana sebenarnya yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Misal tenangkan anak biar anak tidak rewel. Kalau anaknya sudah tenang, kita bisa merapikan rumah, setelah itu baru (urusan) kita. Jadi pekerjaannya selesai satu per satu tanpa membuat kita stres.

Baca Juga  Ini Usia yang Tepat Mengajarkan Anak Berpuasa

Bahkan jika kita sudah terbiasa mindful maka kita bisa lebih mengontrol diri kita saat menghadapi situasi yang tidak diinginkan. Misalnya saat anak tiba-tiba memecahkan gelas. Saat kita dalam kondisi yang stres pasti refleks kita adalah marah. Padahal sebenarnya kita tahu si anak tidak sengaja menjatuhkan gelasnya. Kalau pada saat itu kita bisa menerapkan minfulness maka kita akan menenangkan diri dulu, tarik napas, lalu menanyakan kepada si anak apakah dia terluka dan menasihatinya dengan tenang. Demikianlah pentingnya kemampuan mindfulness tersebut untuk kehidupan sehari-hari kita. Namun itu ada kekurangannya, loh!

Kekurangan Mindfulness

Biar nggak Burnout, Yuk Terapkan Mindfulness!

Biar nggak Burnout, Yuk Terapkan Mindfulness!

Ternyata di balik semua kelebihan mindfulness tersebut ternyata ada kekurangan yang sebaiknya kita hindari. Yaitu saat kita berada pada kondisi yang membuat kita terburu-buru. Saat dalam kondisi terburu-buru, justru kita tidak disarankan untuk menerapkan mindfulness tersebut. Misalnya saat di pagi hari, Bunda bangun kesiangan padahal harus menyiapkan sarapan menyiapkan anak untuk ke sekolah, belum lagi menyiapkan diri untuk pergi ke kantor. Maka mau tidak mau Bunda harus bisa multitasking agar semuanya bisa beres meski dalam waktu yang singkat dan semuanya tidak terlambat pergi ke tempat aktivitasnya masing-masing.

Kondisi-kondisi spesial tersebut tentunya juga tidak diharapkan untuk terjadi setiap hari. Karena multitasking dan melakukan pekerjaan dengan terburu-buru itu membuat tubuh kita kelelahan. Kembali lagi, saat kita kelelahan akan rentan mengalami stres dan burnout.

Jangan Samakan Speech Delay dan Late Talker! Ini Dia Perbedaannya

GENEROS.ID - Umumnya, jika sang buah hati tidak kunjung bisa berbicara, biasanya orang tua akan langsung menyimpulkan bahwa bayinya mengalami speech delay. Kemampuan berbicara sendiri dapat dilakukan oleh setiap bayi pada usia yang berbeda-beda, namun ada saja sang...