Tumbuh Kembang – Tahukah Ayah Bunda dengan istilah Auditory Processing Disorders (APD) atau gangguan pemrosesan pendengaran? Memang gejalanya mirip dengan speech delay pada umumnya, namun sebenarnya perlu penanganan yang berbeda untuk kedua permasalahan yang hampir sama tersebut. Kita sudah mengetahui bagaimana tahapan berbicara pada anak. Namun sebagai orang tua kita harus bisa memastikan apa penyebab buah hati kita mengalami speech delay, apakah karena gangguan pendengaran, atau ada gangguan neurologi atau yang lain? Untuk itulah kita perlu mengetahui apa itu gangguan pemrosesan pendengaran.
Terkadang kita melihat ada anak yang sangat kesulitan dalam menerima informasi secara verbal. Padahal anak tersebut sebenarnya tidak memiliki masalah dengan pendengarannya. Mereka akan selalu bermasalah dalam mengingat atau mencatat dengan benar apa yang mereka dengar. Dilansir dari Child Mind, anak-anak ini memiliki kondisi yang disebut gangguan pemrosesan pendengaran. Mereka memiliki pendengaran yang normal, tetapi untuk beberapa alasan mereka lemah dalam keterampilan dasar untuk memecahkan kode bahasa yang kebanyakan anak-anak kembangkan secara alami.
“Anak- anak yang kami lihat mengalami kesulitan mengikuti petunjuk,” ujar Rachel Cortese, ahli patologi wicara-bahasa di Child Mind Institute. “Mereka banyak meminta pengulangan. Mereka sepertinya hanya melewatkan beberapa hal dalam percakapan. Dari pengujian kami tahu bahwa telinga mereka mendengar sinyal. (Sinyal) Ini memperhatikan informasi pendengaran. Tetapi mereka memiliki gangguan ketika otak tidak memberikan makna—atau makna yang tepat—pada sinyal itu.”
4 Tahap Keterampilan Dasar Proses Pendengaran
Tentu saja anak dengan gangguan pemrosesan pendengaran juga harus dispesifikasikan lagi sesuai dengan keterampilan pendengaran. Setidaknya terdapat empat keterampilan dasar yang terlibat dalam pemrosesan pendengaran, dan anak dengan gangguan pemrosesan pendengaran memiliki kelemahan dalam satu atau lebih dari empat keterampilan tersebut. Empat keterampilan dasar tersebut di antaranya adalah:
- Pembedaan pendengaran
Ini merupakan kemampuan dalam membedakan dan memperhatikan antara suara yang berbeda dan terpisah. Kemampuan ini berfungsi untuk membedakan kata-kata yang mirip namun memiliki makna yang berbeda. Misalnya seperti kata baju dan bahu yang hampir mirip saat diucapkan. Saat berbicara, mereka mungkin mencampuradukkan suara yang sama karena mereka tidak merasakan perbedaannya. Para ahli menyebutnya pelemahan suku kata. Untuk anak yang masih dalam tahap belajar berbicara hal ini wajar terjadi, tapi semakin bertambah usia saat anak-anak seusianya bisa mengatakan dengan akurat, mereka tetap seperti itu. Anak-anak dengan kesulitan pemrosesan juga mengalami kesulitan berima, karena otak mereka tidak mendeteksi bahwa ini adalah kata-kata yang terdengar sama.
- Pembedaan fokus pendengaran
Ini merupakan kemampuan membedakan suara penting dalam kebisingan, untuk mengikuti instruksi verbal atau memilih satu suara dari kekacauan pendengaran. Menurut Cortese kemampuan ini seperti kemampuang menyaring. Anak yang lemah dalam kemampuan ini akan kesulitan untuk fokus mendengarkan penjelasan penting yang seharusnya ia dengarkan saat berada pada keramaian (terdapat banyak gangguan suara lain yang bising).

Proses pendengaran anak
- Memori pendengaran
Memori pendengaran mencakup kemampuan untuk mengingat hal-hal yang kita dengar, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Anak-anak yang lemah dalam memori pendengaran mengalami kesulitan mengingat lirik lagu, mempelajari sesuatu melalui pembacaan, dan mengingat informasi kecuali itu tertulis.
- Urutan pendengaran
Ini adalah kemampuan untuk memahami dan mengingat urutan suara. Seorang anak dengan kelemahan dalam urutan pendengaran akan mencampur angka dengan angka yang sama dalam urutan yang berbeda (84 dan 48) dan dapat mengubah urutan suara dalam sebuah kata (seperti jagah bukan gajah). Dia mungkin juga mengalami kesulitan mengingat informasi yang disajikan dalam daftar, dan kesulitan mengikuti instruksi secara berurutan.
Gejala Gangguan Proses Pendengaran
Namun beberapa ahli berbeda pendapat tentang kelemahan pendengaran ini, karena gejala gangguan pemrosesan pendengaran akan tumpang tindih dengan gangguan belajar dan perhatian lain. Seperti pada anak yang mengalami attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) yang gejalanya sulit dibedakan dengan APD tersebut. Anak dengan ADHD tidak masalah dengan kemampuan bahasa, namun mereka mengalami kesulitan dalam memproses pendengaran karena ada gangguan perhatian atau fokus.
Sementara dalam kasus lain ada anak yang mengalami kesulitan dalam memproses informasi karena memiliki gangguan bahasa. Direktur Learning and Development Center di Child Mind Institute Dr. Matthew Crueger menyebutkan anak dengan kelemahan linguistic akan kesulitan dalam memahami apa arti kata dan bagaimana kata-kata itu digunakan, tata bahasa dan sintaksis, semantik dan makna, serta menyatukan semua itu.
Dari kedua kelompok tersebut dapat dipahami bahwa terdapat tumpang tindih gejala APD dengan gangguan lain, sehingga beberapa ahli meragukan apakah APD harus dikelompokkan sebagai gangguan tersendiri. Selain itu, Dr. Cruger menyatakan jika anak dengan gangguan perhatian atau ADHD dapat keluar dari masalah mereka saat serat pendengaran atau jalur dalam pikiran telah berkembang. Serat pendengaran ini berfungsi memperkuat kapasitas untuk memproses sinyal dari telinga di dalam otak. Hal itu karena serat-serat ini dan koneksi-koneksi ini belum selesai berkembang sampai masa remaja. Oleh sebab itu ada kemungkinan beberapa APD hanya merupakan keterlambatan dalam perkembangan, bukan defisit.