Pikiran dan bayangan tersebut akan muncul dibenak kita sebagai orang tua, bahkan anak itu sendiri. Ia akan berpikir bahwa ia akan bertemu orang asing dan ditinggal disuatu tempat yang bukan biasanya. Karena suasana asing tersebut, bisa membuat anak merasa tidak nyaman dan akhirnya tantrum saat memulai sekolah.
Akhirnya tiba saatnya kita bisa mempertanyakan, apakah anak kita sudah siap sekolah? Sebagai orang tua, bagaimana kita mempersiapkan anak unuk sekolah dan kapan anak kita dinyatakan siap sekolah?
Daftar Isi
Pengertian Sekolah
Sekolah merupakan tempat atau lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberikan pelajaran. Sekolah menjadi tempat anak belajar, maka kemampuan belajar merupakan poin penting dalam keberlangsungan proses tersebut.
Kemampuan belajar anak tergantung pada kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan yang anak milki. Kemampuan ini juga beriringan dengan motivasi maupun perasaan anak saat belajar. Tentunya, keterlibatan anak juga dalam proses belajar.
Pentingnya Masa Pra Sekolah untuk Anak
Sebelum anak memasuki jenjang sekolah yang lebih tinggi, seperti sekolah dasar. Tentunya anak Bunda membutuhkan sebuah bekal atau persiapan. Pra sekolah yang dimaksud bukan mencerminkan kegiatan belajar anak Sekolah Dasar. Disebut masa Masa pra sekolah karena anak usia 3 sampai 5 tahun sedang mengalami perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan sosial secara pesat. Oleh sebab itu, pra sekolah merupakan bekal anak untuk mematangkan lagi perkembangannya. Mulai dari mengeksplorasi suatu benda disekitarnya, interaksi antar keluarga atau kerabat, serta rasa ingin tahu yang tinggi.
Pertanyaan sejenis ini akan semakin bertambah banyak seiring dengan kemampuan si Kecil mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Dokter Lucy menambahkan penting bagi Ayah dan Bunda untuk menjawab berbagai pertanyaan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh anak. Awalnya, Ayah dan Bunda akan merasa kerepotan dengan pertanyaan unik yang diajukan oleh anak, namun keingintahuannya tmembuat ia menjadi anak cerdas di masa depan nanti.
Hindari bersikap acuh tak acuh atau enggan menjawab pertanyaan anak. Hal ini akan berdampak pada emosi dan menyebabkan anak tidak mau bertanya lagi kepada orang tuanya. Perlu diingat, masa-masa pra sekolah merupakan masa-masa penting anak bisa beriteraksi dan bersosialisasi. Jadi peran orang tua tetap memegang kendali penuh dalam pembentukan kepribadian dan aktivitas anak.
Selain itu, prasekolah memberikan pembelajaran terkait motorik anak. Diantaranya anak sudah siap untuk melakukan kegiatan berkelompok. Ketika si Kecil sedang dikumpulkan dengan teman-teman sebayanya, mereka bisa bermain bersama. Anak akan terlatih untuk mulai mencari teman, main bola bersama, serta main masak-masakan bersama. kemudian anak juga diajarkan tentang toilet training, bisa pipis di toilet, dan tidak ngompol lagi. Dengan berbagai kegiatan yang ada, anak bisa belajar mandiri.
Usia Sekolah Anak
-
Usia Pra Sekolah
Ada beberapa literatur yang mengatakan 3 sampai 5 tahun, ada juga 3 sampai 6 tahun. Sedangkan rata-rata anak prasekolah sekitar 3 sampai 5 tahun. Dokter Lucy menjelaskan saat live Instagram bersama Generos, ada beberapa sekolah yang ditujukan untuk toddler yang diperuntukkan anak usia 1 sampai 3 tahun. Saat usia prasekolah, anak lebih diajarkan untuk interaksi dengan teman-temannya. Kemudian anak akan diajari mengeksplor kemampuan motorik, sensorik, dan social development.
Saat Ayah dan Bunda mau memasukkan anak ke suatu sekolah, lihat kebutuhan dari anak. Apakah anak membutuhkan tempat eksplorasi atau sosialisasi. Jika Ayah dan Bunda meyakini anak membutuhkan tempak eksplorasi, maka anak bisa dimasukkan di tempat yang menawarkan berbagai permainan,
Misalnya tempat penitipan semacam day care, namun fokusnya melatih motorik, sensoriknya, dan interaksi yang lain. Tujuan anak memasuki pra sekolah harus selaras dengan usia maupun milestonernya. Akan timbul masalah jika orang tua memaksakan anak sekolah yang tidak sesuai dengan keinginan atau perkembangan anak.
-
Usia Taman Kanan-kanan (TK)
Selanjutnya, usia anak untuk taman kanak-kanak (TK). Saat fase ini, orang tua harus memperhatikan kesanggupan mental dan fisik anak. Contohnya anak usia 4 tahun kita masukkan ke dalam TK, di mana TK itu mereka harus belajar membaca, harus belajar berhitung. Padahal anak usia 4 tahun bisa jadi belum bisa membaca atau menghitung dengan baik.
Umumnya anak 4 sampai 6 tahun cocok untuk mengembang pendidikan TK. Pada fase ini, anak lebih mampu dan siap untuk belajar hal-hal yang tidak sederhana dan siap utnuik menghabiskan waktu cukup lama di sekolah. Anak usia ini juga semakin memilki kepekaan panca inderanya. Sehingga anak bisa mulai belajar menulis dan membaca.
-
Usia Sekolah Dasar (SD)
Terakhir, usia anak untuk Sekolah Dasar (SD). Umur anak Sekolah Dasar berkisar sekitar 6 sampai 7 tahun. Umumnya di Indonesia 7 tahun untuk sekolah dasar. Saat SD inilah anak mampu diajarkan cara berpikir yang lebih kompleks, kemudian kemampuan untuk memutuskan sesuatu.
Anak uga lebih mampu meyerap pembelajaran perhitungan, menulis, dan membaca yang lebih kompleks. Serta anak sudah dihadapkan dengan kurikulum yang fokus dengan kemampuan bahasa, logika, dan kemampuan matematika.
Ciri-ciri Anak Siap Sekolah
Ketika Ayah dan Bunda sudah berkeinginan untuk mendaftarkan anak untuk sekolah. Tidak memungkinkan untuk memerhatikan kesiapan anak. Dokter Lucy menjelaskan yang paling penting ialah kesiapan anak secara fisik, secara mental, dan secara perkembangan bahasa pada anak.
Bunda bisa melihat perkembangannya anak sesuai dengan umurnya. Contoh, umumnya anak usia 5 tahun sudah sudah bisa berlari dengan benar, berdiri dengan satu kaki, naik tangga sendiri, kemudian kemampuan berbahasa dia bisa berinteraksi dengan orang lain, dia bisa interaksi tidak hanya dengan orang tuanya tetapi dia bisa berinteraksi dengan saudara sepupunya atau dengan neneknya dan kakeknya,
Kemandirian anak tentang dirinya sendiri pun juga perlu diperhatikan. Apakah anak bisa pipis di kamar mandi, minum atau makan sendiri. Saat anak terlihat sudah bisa madiri dengan beberapa aktivitas tersebut, maka anak sudah sesuai unt memasuki dunia TK.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menambahkan ada faktor lain tentang kesiapan anak sekolah, yaitu Anak yang mampu memadukan pengalaman baru dengan pengalaman lampau. Anak diharapkan bisa mudah beradaptasi degan teman sebayanya. Sedangkan anak yang malu dan mudah panik akan sulit dalam menghadapi kesulitan suasana sekolah.
Selain itu, menurut buku “Merancang Masa Depan Si Buah Hati” karya H. Mulyadi MM. Terdapat empat faktor yang harus diperhatikan saat anak sekolah, yaitu :
-
Kondisi Mental
Kondisi mental merujuk pada kesediaan emosi anak untuk memasuki sekolah. Hal ini juga bagi orang tua. Persiapankan diri untuk melepas anak diajar atau dalam pengasuhan orang lain. Lihat kondisi mental anak yang sudah siap dengan bertemu orang baru.
-
Kondisi fisik
Selain kondisi mental, kondisi fisik pelu diperhatikan oleh orang tua. Terkadang anak prasekolah cenderung memilki tubuh yang masih belum stabil. Oleh sebab itu, cek kondisi anak apakah ia prima atau sudah sehat untuk memasuki sekolah. Jika anak Bunda memilki diagnosis penyakit tertentu, hendaknya konsultasi dengan dokter terkait kesiapan tubuh anak untuk sekolah.
-
Kognitif
Saat anak sekolah yang dibutuhkan adalah kemandirian. Jika anak Bunda sudah bisa melakukan kegiatan seperti mencuci tangan sendri, makan atau minum sendiri. Anak akan mudah beradaptasi dengan lingkungan sekolah.
-
Motorik
Cek perkembangan motorik halus dan kasar anak yang sesuai dengan perkembangan umurnya. Pada usia TK, anak sudah bisa diharapkan utnuk berlari, menendang, memgang bola, memegang sendok, atau memegang alat tulis. Oleh sebab itu, Bunda harus sering mengajarkan stimulasi motorik untuk anak.
Tak kalah penting, Bunda juga harus memerhatikan kesulitan belajar atau ganggunan belajar pada anak. Kondisi ini akan berdampak pada proses pembelajaran anak.
Gangguan Belajar pada Anak
Gangguan belajar atau learning disability merujuk pada anak yang mengalami kesulitan belajar. Makna belajar disini bermakna perubahan perilaku secara terus menerus yang tidak diakibatkan oleh kelelahan atau penyakit.
Pengertian lain tentang gangguan belajar yaitu ketika seorang anak mengalami kesulitan dalam satu atau lebih bidang belajar, ia lebih sulit belajar dengan cara belajar konvensional Bahkan kecerdasan anak atau motivasi orang sekitar secara keseluruhan tidak dapat memengaruhi kemampuan belajarnya. Ada beberapa tanda ketika anak mengalami gangguan belajar, diantaranya :
- Kesulitan mengatakan kanan dari kiri.
- Membalikkan huruf, kata, atau angka.
- Kesulitan mengenali pola atau menyortir item berdasarkan ukuran atau bentuk.
Ketika anak terlihat memilki gangguan belajar dengan tanda-tanda yang sudah diketahui oleh orang tua maupun guru anak. Hendaknya segera mencari bantuan profesional. Dengan begitu, pihak-pihak ini bisa saling bersinergi, seperti dokter spesialis anak, terapis, bahkan guru sekolah. Penanganan yang cepat dan tepat akan menjauhkan anak dari stigma negatif dari keluarga atau orang yang tidak dikenal.
Dampak stigma negatif bisa membuat psikis anak tidak terganggu dan mereka bisa semangat belajar. Oleh sebab itu Bunda perlu mengatasi gangguan belajar pada anak. Bunda bisa membaca artikel kami sebelumnya tentang tips mengatasi gangguan belajar pada anak.
Setelah Ayah dan Bunda melihat kesiapan anak untuk masuk sekolah, sekarang waktu yang tepat untuk mempersiapkan diri sebagai orang tua untuk melepas anak ke sekolah.
Persiapan Orang tua saat Anak Sekolah
Menyiapkan anak sekolah bukan hanya dari persiapan anak itu sendiri. Melainkan juga kedua orang tuanya. Hendaknya, Orang tua memahami bahwa kesiapan anak sekolah berarti mempersiapkan anak agar saat ia masuk sekolah sudah matang atau siap belajar. Tujuannya agar anak tidak mengalami kesulitan saat menerima pembelajaran.
Ada beberapa hal yang bisa Ayah dan Bunda lakukan untuk mempersiapkan anak sekolah. Pertama, monitoring tumbuh kembang anak yang dilakukan oleh dokter anak. Kedua, membuat profil tentang kemampuan belajar anak. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan atau keterbatasan yang dialami oleh anak.
Selain itu, Ayah dan Bunda juga bisa membantu anak belajar dengan kemampuan ataupun keahlian yang disukainya. Ada beberapa poin yang perlu jadi catatan untuk profil tentang kemampuan belajar anak, diantaranya kemampuan berbahasa dan bersosialisasi, pengetahuan tentang dunia dan diri anak itu sendiri, dan perkembangan fisik dan syarafnya.
Terakhir, mempersiapkan nutrisi yang akan menunjang daya tahan tubuh anak saat sekolah. Nutrisi yang dimaksud ialah persiapan bekal. Bekal yang baik yaitu berisi komponen gizi seimbang. Buatlah bekal yang bervariasi tidak hanya merujuk pada satu menu saja. Bunda bisa mix and match nasi, mi, spaghetti, roti dan kentang. Tak ketinggalan lauk pauk yang mencukupi kebutuhan nutrisi anak. Usahakan lauk pauk mengandung protein yang cukup.
Jangan lupa untuk menaruh unsur penting dalam bekal anak, yaitu sayuran. Sayuran juga perlu divariasikan oleh Bunda agar anak mau makan dan tidak cepat bosan. Terakhir jika Bunda menginginkan perlindungan ekstra untuk daya tahan tubuh atau kecerdasan anak. Dokter Lucy menjelaskan kandungan omega 3 dan omega 6, yang tersedia di ikan-ikan laut dapat meningkatkan konsentrasi.
” Anak 2 tahun pertama sampai usia sampai usia 5 tahun itu mereka sudah memiliki perkembangan sel-sel saraf yang pesat, untuk perkembangan sel saraf dibutuhkan asam lemak, asam lemak ini yang kita sebut dengan omega 3 dan omega 6,” ucap dokter Lucy.
Kandungan DHA dan asam linoleat dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memaksimalkan fungsi otak. Oleh sebab itu, Bunda bisa memberikan suplemen tambahan untuk anak yang mendukung hal tersebut, Bunda bisa memilih Generos.
Kenapa Generos? Generos mempunyai manfaat untuk perkembangan saraf otak anak. Salah satu bahan Generos, yaitu ikan sidat menjadi primadona untuk membantu perkembangan saraf otak anak. Oleh sebab itu, ikan sidat dikombinasikan dengan empat bahan lainnya mampu bekerja efektif mengaktifkan dan melancarkan saraf anak. Hal ini bertujuan agar anak lebih memahami dan mudah menyerap pembelajaran yang ia terima saat sekolah nanti.