Akhir-akhir ini masyarakat digemparkan dengan beredarnya kabar munculnya kasus gagal ginjal akut di Gambia yang mengarah pada meninggalnya 70 anak di Gambia, Afrika Barat. Gagal ginjal tersebut diduga karena obat yang mengandung DEG dan EG. Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyampaikan, jumlah kasus gagal ginjal akut progresif atipikal mencapai 269 kasus per tanggal 26 Oktober 2022.
Terdapat peningkatan dari total 245 kasus yang dilaporkan Kemenkes pada Minggu (23/10/2022). Sementara itu, angka kematiannya juga meningkat, yakni mencapai 157 anak. Sebelumnya, dilaporkan mencapai 143 anak. Namun Kemenkes belum mengkonfirmasi penyebab pasti dari gagal ginjal yang diderita anak-anak terutama balita tersebut.
Meskipun belum ada kepastian, masyarakat sudah gaduh karena khawatir dengan obat-obatan yang beredar di Indonesia. Bahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengkonfirmasi bahwa obat-obatan yang mengandung DEG dan EG yang dikonsumsi anak-anak yang mengalami gagal ginjal di Gambia tersebut tidak ada di Indonesia.
Kekhawatiran tersebut akhirnya membuat para orang tua bertanya-tanya apakah Generos masih aman untuk dikonsumsi, mengingat Generos merupakan suplemen dengan sediaan cair seperti obat sirup yang sementara ini sedang dibatasi peredarannya di Indonesia. Formulator Generos Retnosyari Septiyani, S.TP., M.Sc menekankan bahwa Generos sama sekali tidak mengandung DEG dan EG, bahkan bahan kimia apapun.
Ia menjelaskan bahwa gagal ginjal itu disebabkan karena kerja ginjal yang terlalu berat akibat menumpuknya residu di dalam tubuh, mengingat ginjal berfungsi sebagai penyaring kotoran dan residu-residu tersebut. Residu-residu tersebut salah satunya berasal dari bahan kimia obat (BKO) atau obat-obatan kimia sintetis. Maka dari itu obat-obatan kimia sintetis tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jangka panjang.
Generos Tanpa DEG dan EG
Berbeda dengan obat kimia sintetis, obat maupun suplemen yang berbahan alami tidak meninggalkan residu sama sekali. Adapun Generos merupakan suplemen yang mengandung empat bahan herbal dan satu bahan hewani, yaitu madu hutan, temulawak, pegagan, mengkudu, dan ikan sidat.
“Dalam pemrosesannya bahan-bahan tersebut difermentasi dengan zat pelarutnya adalah madu hutan, Sedangkan untuk maserasi ikan sidat menggunakan air,” tuturnya pada Kamis (20/10).
Dijelaskan bahwa DEG dan EG digunakan sebagai zat pelarut dalam obat sirup yang ditemukan di Gambia yang menyebabkan gagal ginjal akut pada 70 anak tersebut. Sehingga perempuan yang berprofesi sebagai Kaprodi Bisnis Jasa Makanan FEB Universitas Ahmad Dahlan ini menegaskan bahwa Generos menggunakan madu hutan yang juga merupakan bahan herbal sebagai bahan pelarutnya. Sedangkan untuk proses maserasi ikan sidat menggunakan bahan pelarut aqua atau air.
Selain itu rasa asam manis dari Generos berasal dari madu dan hasil fermentasi, bukan dari gula sintetis. Karena hanya bahan herbal yang ada dalam Generos, maka Generos sama sekali tidak mengandung senyawa kimia apalagi senyawa kimia berbahaya seperti DEG dan EG.
Tidak hanya itu, para ahli telah memperhatikan setiap detail proses pembuatannya untuk memastikan tidak ada kontaminasi sama sekali, baik dari cemaran bakteri maupun senyawa kimia berbahaya. Ahli Farmasi Generos Defit Andriyanto S.Farm, Apt, menyatakan dalam pembuatannya dilakukan secara bertahap.
Dimulai dari seleksi bahan baku, di mana bahan bakunya didapatkan dari mitra petani yang telah terpercaya dengan kualitas yang tidak diragukan lagi. Kemudian bahan baku tersebut masih dilakukan seleksi dan pemeriksaan mutu dengan dilakukan karantina selama 1×24 jam. Kemudian dilakukan pengujian quality control (QC) meliputi uji organoleptik, yaitu cara pengujian dengan menggunakan indra manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu.
“Semua bahan baku harus memenuhi spesifikasi khusus berupa bau, bentuk, rasa dan warna yang telah ditetapkan oleh tim ahli. Selain itu juga dilakukan uji cemaran secara berkala untuk memastikan Generos tidak terkontaminasi bahan cemaran, baik dari bakteri maupun bahan kimia berbahaya,” ujarnya.
Herbal Dapat Membersihkan Residu dalam Tubuh
Dengan demikian dapat dipastikan bahwa Generos masih tetap aman untuk diberikan kepada anak-anak. Bahkan menurut salah satu dokter dan peneliti yang fokus dalam pengembangan obat-obatan herbal, dr. Muthoharrah, M.Si (herbal), menyebutkan bahan herbal justru dapat bermanfaat sebaliknya. Obat herbal yang kaya akan flavonoid dapat membersihkan residu-residu yang ada di dalam tubuh.
Ia menyebutkan bahwa bahan herbal itu memiliki banyak kandungan zat aktif yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit sekunder inilah yang akan dimanfaatkan sebagai obat. Di dalam metabolit sekunder itu banyak sekali zat aktifnya, seperti flavonoid.
Flavonoid ini merupakan salah satu jenis antioksidan yang banyak terkandung dalam tanaman herbal. Antioksidan itu sendiri bekerja menangkal radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas inilah yang ditengarai sebagai penyebab berbagai penyakit kronis.
Jadi, Ayah dan Bunda jangan pernah khawatir tentang Generos ya. Karena Generos tidak mengandung bahan kimia apapun dan berbeda dengan bahan kimia obat yang telah dinyatakan berbahaya oleh BPOM.
Beberapa waktu lalu BPOM yang telah merilis daftar obat-obatan dengan sediaan sirup yang aman dikonsumsi. Namun Generos tidak masuk ke dalam daftar tersebut, sehingga ini menimbulkan pertanyaan bagi sebagian konsumen tentang keamanan dari suplemen herbal ini. Perlu dipahami ya Ayah dan Bunda, Generos dikategorikan sebagai obat tradisional, di BPOM mendapatkan kode POM TR, sedangkan yang disebutkan dalam daftar obat-obatan yang aman tersebut adalah obat kimia.
Maka dari itu sudah jelas bahwa Generos tidak termasuk ke dalam daftar kimia karena Generos bukanlah obat kimia. Namun kembali lagi ya, justru Generos ini tidak perlu ditakuti karena tidak akan mengandung atau tercemar senyawa kimia berbahaya seperti DEG dan EG karena tidak ada bahan kimia sintetisnya sama sekali.