Hari TBC Sedunia, Waspada Serang Anak-anak

by | Mar 24, 2022 | Keluarga

Keluarga – Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia jatuh pada hari ini, 24 Maret. Tahukah Ayah dan Bunda, Indonesia menduduki peringkat kedua dengan kasus TBC terbanyak, loh! Diperkirakan jumlah orang yang jatuh sakit akibat TBC mencapai 845.000 dengan angka kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/ jam (WHO Global TB Report, 2020).

Dari angka tersebut diketahui Jawa Barat menjadi penyumbang terbanyak kasus TBC di Indonesia, dengan daerah tertinggi Kabupaten Bogor. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat per 2021 ini terdapat 15.074 warga Kabupaten Bogor yang terjangkit penyakit menular tersebut.

Namun Wakil Supervisor TBC Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Aan Setiawan menyampaikan bahwa pihaknya baru menemukan 80 persennya, yaitu 12.304 warga yang telah tercatat di Dinkes terjangkit TBC. telah berupaya untuk menanggulangi penyebaran penyakit TBC di wilayahnya.

Tentu saja perlu kerjasama dari berbagai pihak untuk memberantas endemi TBC ini. Masyarakat juga harus turut andil yaitu dengan memahami gejala dan mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis tersebut.

Tingkat pendidikan warga juga berpengaruh pada angka penyakit di setiap wilayah, dan semakin rendah tingkat pendidikan masyarakat maka semakin tinggi tingkat infeksinya. Maka dapat disimpulkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum teredukasi dengan baik mengenai penyakit tersebut.

Yayasan Akses Sehat Indonesia

Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia

Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia

Yayasan Akses Sehat Indonesia merupakan salah satu lembaga non-pemerintah yang bekerja bersama 160 kader TBC untuk mengedukasi dan mendampingi masyarakat yang terjangkit penyakit yang menular melalui udara tersebut di wilayah Kabupaten Bogor. Aan berharap yayasan yang merupakan kluster kesehatan dari Yayasan Nirunabi tersebut dapat bersinergi dengan pemerintah untuk menanggulangi endemi ini.

Baca Juga  Ada Efek Samping! Cerita Setelah Sebulan Minum Generos

“Saya berharap agar Yayasan Akses Sehat Indonesia ini dapat bersinergi dengan kami menanggulangi endemi TBC di Kabupaten Bogor. Tidak hanya untuk TBC saja, termasuk juga masalah kesehatan lain seperti stunting, HIV dan lain sebagainya,” tuturnya. Mengingat beberapa problem kesehatan tersebut berkesinambungan.

Sebagai pelaksana program Eliminasi TBC berbasis komunitas di Kabupaten Bogor, pihaknya telah berkecimpung di masyarakat selama kurang lebih tiga tahun.

“Kegiatan yang kami lakukan yaitu investigasi kontak pasien TBC, penyuluhan dan pendampingan minum obat bagi pasien,” tutur Ketua Yayasan Akses Sehat Indonesia Alwin Khafidhoh.

Aral rintangan telah mereka lalui selama menjadi kader TBC di kawasan endemi tersebut. Namun rintangan-rintangan tersebut tak menyurutkan langkah mereka untuk terus berjuang demi kualitas kesehatan masyarakat lebih baik. Pada hari ini, Kamis (24/3), Yayasan Akses Sehat Indonesia mengadakan peringatan Hari TBC Sedunia bersama para kader-kader TBC tersebut dengan mengundang kader TBC se-Kabupaten Bogor.

Acara yang mengusung tema “Sinergi Multipihak untuk Eliminasi TBC” ini berlangsung meriah. Acara utamanya yaitu talkshow dengan beberapa narasumber dari Dinas Kesehatan, Ketua Yayasan Akses Sehat Indonesia, Sub Recipient (SR) Jawa Barat. Rangkaian acara ini bertujuan untuk mengkoordinasi semua pihak yang terlibat dalam penanggulangan TBC di kabupaten Bogor.

Baca Juga  Perhatian! Anakmu Butuh Ibu yang Bahagia, Bukan SuperMom

“Kita bersama-sama dan serius untuk menanggulangi penyakit menular, termasuk TB. Semua penanggulangan TB harus melibatkan semua lintas sektor. Kasus TBC juga akan menjadi salah satu pembahasan di acara G20 tahun 2022. Tujuannya agar semua pihak mau besinergi dan meningkatkan layanan TBC di semua fasilitas kesehatan di Indonesia dengan berbasis teknologi,” ujar Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Adang Mulyana, S.Km, di Puslitbang POLRI Kabupaten Bogor.

Dalam acara peringatan Hari TBC Sedunia tersebut juga sekaligus meresmikan Yayasan Akses Sehat Indonesia yang merupakan kluster kesehatan dari Yayasan Nirunabi.

Kasus TBC Pada Anak

Menirukan-cooing-dari-bayi-dan-manfaatnya-loh!Sub Recipient (SR) Manager Bambang Eko mengatakan penanggulanan TBC anak masih menjadi fokus utama untuk semua kader. Banyak masalah yang ditemui untuk mengurangi kasus TBC anak.

“Kami sudah mendiskusikan problem tersebut. Sampai saat ini masyarakat masih kurang sadar akan TBC pada anak. Beberapa orang tua masih menolak jika anaknya terkena TBC. Maka, dibutuhkan pemahaman TBC dari kader. Tentunya kader perlu lebih giat dalam mengedukasi masyarakat,” kata Eko

Inilah peran dari kader TBC. Masing-masing kader tiap daerah harus meningkatkan pemahaman kepada orang tua bahwa anak juga bisa terkena TBC. Sehingga anak yang teridentifikasi TBC bisa segera mendapat pendampingan pengobatan. Masalah lainnya ialah fasilitas untuk TPT anak. Fasilitas tersebut masih terbatas dan belum merata di seluruh puskesmas.

Baca Juga  Raisa Keluhkan Polusi Udara Jakarta yang Memburuk Sebabkan Anaknya Sakit, Begini 5 Cara Meminimalisirnya

Lalu apa gejala TBC pada anak?

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI merinci beberapa gejala anak menderita TBC. Di antaranya sebagai berikut:

  1. Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan terakhir, yang tidak membaik meski dengan asupan gizi yang baik.
  2. Demam lama yang berlangsung lebih dari 2 pekan, dan atau berulang tanpa sebab. Demam yang diderita biasanya suhunya tidak tinggi.
  3. Batuk berlangsung lama (lebih dari 2 pekan) secara terus menerus dan semakin lama semakin parah meskipun sudah diobati.
  4. Badan lesu dan tidak seaktif biasanya.

Jika orang tua menemukan beberapa gejala tersebut maka segera periksakan anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan beberapa tes. Kemudian jika sudah terkonfirmasi TBC maka orang tua wajib mendampingi anak untuk melakukan pengobatan.

Tips dalam Mendampingi Anak Minum Obat

  1. Pengobatan TBC dilakukan selama enam bulan berturut-turut tanpa putus. Sehingga orang tua harus sabar dan telaten dalam memberikan obat secara teratur kepada anak.
  2. Temani anak saat minum obat, jangan diburu-buru dan lakukan dengan tenang.
  3. Pemberian obat bisa juga dibarengi dengan pemberian kue, buah atau makanan kesukaan anak.
  4. Bisa juga menyediakan kalender yang dapat dicoret atau ditempeli stiker ketika anak telah berhasil minum obat. Berikan reward kepada anak jika ia berhasil minum obat secara teratur selama satu bulan dan seterusnya sampai dinyatakan sembuh.

Namun yang terpenting dari itu sebaiknya dilakukan pencegahan dengan baik. Yaitu dengan memberikan makanan dengan gizi seimbang sehinggan daya tahan tubuhnya terjaga. Selain itu juga tertib menjaga protokol kesehatan.

Jangan Samakan Speech Delay dan Late Talker! Ini Dia Perbedaannya

GENEROS.ID - Umumnya, jika sang buah hati tidak kunjung bisa berbicara, biasanya orang tua akan langsung menyimpulkan bahwa bayinya mengalami speech delay. Kemampuan berbicara sendiri dapat dilakukan oleh setiap bayi pada usia yang berbeda-beda, namun ada saja sang...