fbpx

Inflamasi Pengaruhi Perkembangan Otak Anak, Begini Penjelasannya!

by | Apr 14, 2023 | Tumbuh Kembang, Vitamin Otak

Pada masa golden age saat usia 0-5 tahun, anak-anak sedang mengalami perkembangan otak yang sangat pesat. Pada masa perkembangan otak inilah yang akan menentukan kecerdasan anak. Namun, terkadang terdapat gangguan yang membuat perkembangan otak anak tidak optimal.

Salah satunya akibat adanya inflamasi yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur yang sering disebut ensefalitis atau radang otak. Selain itu, radang otak menyebabkan anak mengalami kejang, kebingungan mental, atau perubahan perilaku.

Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan lansia, karena sistem kekebalan tubuh mereka cenderung lebih lemah.

Gejala Inflamasi Otak

Gejala Inflamasi bervariasi sesuai dengan area otak yang terkena. Gejala inflamasi  yang terjadi yaitu demam, mengantuk, lesu, sakit kepala sehingga terdapat perubahan kepribadian, lekas marah, atau ledakan emosi, kebingungan kelemahan pada satu atau lebih area tubuh, kejang, bintik-bintik lembut yang menonjol pada bayi.

Saat ensefalitis menyerang maka gejalanya bisa sangat serius. Jika anak mengalami ensefalitis ini maka dapat menyebabkan perubahan kepribadian, kejang, kelemahan, dan gejala lainnya tergantung bagian otak yang terkena.

Penyebab dan Cara Kerja Inflamasi Otak

Inflamasi pada otak ini dapat disebabkan oleh infeksi atau kondisi autoimun. Di mana saat sistem kekebalan atau imun tubuh tidak dapat menjalankan fungsinya untuk melawan virus, bakteri, dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh secara normal, dan justru yang diserang adalah tubuh sendiri.

Baca Juga  Fakta Menarik Manfaat Al-Qur'an untuk Kecerdasan Otak

Dalam hal ini saat anak mengalami ensefalitis karena autoimun maka yang diserang adalah jaringan otak. Bahkan dengan pengujian ekstensif, penyebab spesifik ensefalitis tetap tidak diketahui pada sekitar 30–40 persen kasus.

Radang otak juga dapat diakibatkan oleh virus tertentu yang dibawa oleh nyamuk, kutu, dan serangga atau virus lain seperti virus powassan, zika dan chikungunya.

Menurut informasi dari Webmd, inflamasi otak yang disebabkan oleh virus dapat berkembang setelah penderita terinfeksi dengan salah satu dari beberapa penyakit virus termasuk influenza, herpes simpleks, campak, gondok, rubella, rabies, cacar air, dan infeksi arbovirus termasuk virus West Nile.

Adapun radang otak yang terkait dengan herpes dapat meletus dengan cepat, dan dapat menyebabkan kejang atau perubahan mental dan bahkan menyebabkan koma atau kematian.

Ini terjadi ketika virus herpes simpleks tipe 1 bergerak ke otak, bukan bergerak melalui tubuh ke permukaan kulit. Namun deteksi dini dan pengobatan ensefalitis herpes yang tepat masih dapat menyelamatkan jiwa.

Sementara ensefalitis lainnya yaitu radang otak arbovirus, adalah bentuk lain dari ensefalitis yang diakibatkan oleh virus. Hal ini disebabkan oleh berbagai virus yang dibawa oleh serangga (seperti nyamuk dan kutu). Tidak seperti herpes, infeksi arbovirus bersifat musiman, terjadi terutama di musim panas dan awal musim gugur, dan dikelompokkan di wilayah tertentu.

Baca Juga  Kenali Khasiat Madu Hutan Bagi Kesehatan Tubuh Anak, Salah Satu Bahan Alami Yang Terdapat Di Generos

Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi bakteri, jamur, parasit, atau riketsia menyebabkan ensefalitis. Kanker atau bahkan paparan obat atau racun tertentu juga dapat menyebabkan ensefalitis.

Hubungan Inflamasi Dengan Perkembangan Otak

Anak Lesu Akibat Gejala Inflamasi Otak

Anak Lesu, Salah Satu Gejala Inflamasi Otak

Menurut dokter neorologi dr. Zicky Yombana, SpS yang disampaikan dalam podcast di channel Youtube Official Generos,  gangguan yang diakibatkan karena inflamasi disebabkan oleh corona virus, bakteri, dan jamur. Berdasarkan etiologi atau penyebab simtomatic atau gejala yang muncul karena adanya proses peradangan maka obatnya adalah mengurangi peradangan, memberikan obat antiinflamasi.

 

Jenis gangguan peradangan yang membutuhkan antiinflamasi yaitu gangguan pada otak atau selaput otak, misalnya meningitis atau encephalitis mutlak dan sistem tematik. Cara kerja dari antiinflamasi ini bekerja di seluruh tubuh, karena ada reaksi pertahanan atau tentara di tubuh, maka ia akan patroli dari kepala kemudian ke hati, jantung dan berputar ke seluruh tubuh untuk men-support tubuh. Ini menjadi pertahanan atau tentara yang bisa menahan masuknya kuman-kuman atau faktor dari luar.

Baca Juga  Manfaat Bercerita untuk Anak Usia Dini, Bikin Lancar Bicara

Selain dengan konsumsi antiinflamasi dalam penyembuhan radang otak ataupun gangguan otak tentu membutuhkan treatment sebagai booster atau suplementasi. Jenis makanan yang punya efek antiinflamasi  misalnya dari bahan-bahan alami seperti temulawak.

Dalam akar temulawak ini, kata dr. Zicky, mengandung kurkumin yang dapat menetralkan radikal bebas karena struktur kimianya. Yaitu dengan meningkatkan aktivitas enzim penghasil antioksidan di dalam tubuh. Selain itu, kurkumin juga mampu memblokir zat negatif tersebut masuk ke tubuh.

Antioksidan juga memiliki efek antiinflamasi atau antiperadangan, jadi mengkonsumsi vitamin C yang cukup penting untuk tubuh si Kecil. Selain itu, dokter neurologi yang berpraktik di Rumah Sakit Brawijaya itu juga menyebutkan ikan sidat juga baik untuk anak yang mengalami peradangan otak.

Kandungan albumin atau protein tinggi dari ekstrak ikan ini mampu menunjang perkembangan otak yang sebelumnya mengalami inflamasi dan membantu penyembuhan luka.

Meskipun radang otak dianggap bukan penyakit yang bisa merenggut nyawa seseorang dengan mudah, tetapi radang otak bisa menyebabkan komplikasi jika dibiarkan tanpa penanganan.

Komplikasi pada pengidapnya bisa berupa epilepsi atau hilang ingatan. Jika anak Bunda mengalami gejala radang otak, segeralah memeriksa ke dokter spesialis otak. Sehingga bisa segera dilakukan penanganan agar dapat menghambat risiko yang akan terjadi.

 

 

 

 

 

Jangan Samakan Speech Delay dan Late Talker! Ini Dia Perbedaannya

GENEROS.ID - Umumnya, jika sang buah hati tidak kunjung bisa berbicara, biasanya orang tua akan langsung menyimpulkan bahwa bayinya mengalami speech delay. Kemampuan berbicara sendiri dapat dilakukan oleh setiap bayi pada usia yang berbeda-beda, namun ada saja sang...