Bulan Ramadhan juga jadi momen yang akan disambut antusias oleh keluarga kecil Shabira Alula Adnan. Keluarga dari Balita yang terkenal pandai bicara dengan bahasa baku di media sosial ini telah memperisapkan kebutuhan menyambut Ramadhan. Termasuk perisapan kebutuhan Nutrisi sampai dengan persiapan mental. Lalu, seperti apa persiapan dan kegiatan keluarga Shabira Alula Adnan yang akrab dipangil Lala selama ramadhan?
Daftar Isi
Tradisi Keluarga Shabira Saat Ramadhan
Ochi, ibu Shabira mengatakan tidak ada ritual khusus yang dilakukan oleh keluarga kecil mereka saat ramadhan. Persiapan untuk ramadhan tahun ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Mengikuti kegiatan masyarakat pada umumnya, keluarga Shabira juga senang untuk berburu hidangan pembuka atau takjil. Sambil mengendarai kendaraan, mereka mencari takjil di sekitar rumah yang bisa didapatkan dengan mudah sembari jalan-jalan sore.Saat menjelang waktu berbuka, Shabira juga akan ngabuburit dengan bermain di luar bersama-sama dengan temannya.
“Saat kita sahur, Lala akan ikut terbangun juga. Karena tahu ayah dan ibunya bangun jam segitu, jadi dia ikut bangun juga. Kegiatan Lala mungkin akan belajar doa-doa lebih dalam lagi, atau pun membaca iqra.” Ujar Ochi pada Senin (28/03)
Persiapan Puasa ala Shabira Alula
Ochi dan Fahmi menyadari bahwa sangat penting untuk mengenalkan makna ramadhan pada anak sejak dini. Walaupun saat ini Shabira masih berusia 3 tahun, secara bertahap Ochi menjelaskan tentang puasa pada Lala sejak ia berumur satu tahun. Seperti mengapa orang harus menahan lapar dan haus. Terkadang Shabira juga ikut kegiatan berbuka ataupun sahur. Tujuannya agar Shabirapaham dengan arti kebersamaan selama ramadhan.
Selain itu persiapan mental juga sangat diperhatikan oleh Ochi dan Fahmi. Terlebih, saat ini Shabira sudah mempunyai banyak teman dan mulai dikenal luas oleh masyarakat. Ochi menjelaskan kepada Shabira untuk meminta maaf jika ada perlakuan atau ucapan dari keluarga Shabira yang menyinggung keluarga ataupun kerabat mereka. Tujuannya agar keluarga Shabira semakin khusyuk dalam beribadah di bulan yang penuh rahmat ini.
“Kita tetap melatih supaya Shabira mulai mengenal arti puasa, mengenal makna puasa menahan lapar dan haus, kita akan mengajarkan pelan-pelan. Persiapan mental tambahannya itu kita mencoba untuk berusaha memohon maaf kepada siapa pun baik keluarga, saudara, maupun fans-fans Lala jika secara sengaja atau tidak sengaja kita menyakiti, supaya ibadah puasa kita lebih afdol.” Ucapnya.
Kebutuhan Nutrisi Shabira Alula
Saat bulan ramadhan, nutrisi merupakan kebutuhan yang penting untuk diperhatikan oleh keluarga agar imun tubuh tetap terjaga. Apalagi keadaan pandemi Covid 19 yang masih berlangsung. Maka, kebutuhan nutrisi Shabira sangat dipantau dan diperhatikan oleh Ochi dan Fahmi. selama Ramadhan. Salah satunya dnegan memberikan makanan yang mencakup 4 sehat, 5 sempurna. Untuk asupan lainnya dibutuhkan untuk menunjang agar Shabira tetap bertenaga.
“Kalau nutrisi otomatis Lala selain makan-makanan 4 sehat 5 sempurna itu, otomatis kegiatan puasa merubah jam makan Lala, yang biasanya mungkin makan sekitar jam 8 atau 9, sedangkan ini otomatis semininimal-minimalnya paling cepat jam 12 pada saat adzan dzuhur.Jadi supaya Lala tetap bertenaga, supaya Lala tetap ternutrisi otaknya, supaya Lala juga makannya lebih harus ada vitamin, dan itu kita menggunakan Generos”
Tips Mengenalkan Puasa ala Bunda Shabira Alula
Ada beberapa tips yang Ochi beberkan dalam mengenalkan puasa kepada Shabira Alula. Diantaranya mengenalkan kegiatan orang tuanya selama bulan ramadhan. Mulai dari ikut sahur dan berbuka, sampai kegiatan ibadah seperti shalat dan mengaji. Pengenalan ini bertujuan agar Shabira bisa paham dengan ibadah puasa dan bisa menyanyangi sesama.
Tips lainnya yaitu jangan memaksa jika anak belum siap untuk berpuasa. Umumnya, anak berusia 7 tahun sudah harus ikut berpuasa. Namun, untuk usia balita seperti Shabira ini hanya dikenalkan sesuai dengan kemampuan anak.
“Ketika Lala belajar puasa saat mulai sekolah, dia akan bertemu dengan teman sebayanya. Apabila teman sebayanya ternyata puasa sedangkan dia tidak, takutnya dia akan minder. Jadi kita belajar untuk mengenalkan dia puasa dulu, tetapi sesuai kemampuan dianya dulu, misalnya dia hanya sanggup sampai siang tidak apa-apa.” tutur Ochi.