Apalagi sekarang hp atau yang biasa disebut ponsel ini sudah menjadi kebutuhan primer di semua kalangan.
Sebab semua dapat terjadi lantaran informasi dan bahkan sumber penghasilan juga banyak yang berasal dari hp.
Dari situlah, mau tak mau Bunda atau Ayah banyak menghabiskan waktu dengan ponselnya saat berada di depan si Kecil.
Sayangnya jika tidak dilakukan dengan bijak, kebiasaan tersebut dalam menggunakan ponsel ternyata dapat berdampak buruk pada tumbuh kembang anak, salah satunya perkembangan bahasa.
Jadi Bunda harus mengetahui ini, perkembangan bahasa dan bicara pada si Kecil sudah dimulai sejak masih bayi.
Saat baru lahir, dirinya akan berkomuniksadi dengan ocehan, menangis, lalu setelah beranjak ke usia enam bulan ke atas ucapan bayi akan terdengar lebih jelas.
Meski belum bisa berbicara dengan lancar, bayi sebenarnya secara perlahan telah memahami kata-kata yang belum bisa mereka ucapkan.
Nah Moms, fondasi untuk berkomunikasi dan belajar bahasa ini dimulai dari lingkungan terdekat si Kecil.
Maka kemampuan verbalnya akan semakin kuat seiring bertambah usianya, termasuk ketika orang tua berbicara dengan berbagai nada.
Hal ini dipercaya dapat meningkatkan keterampilan berbahasa dan mendorong sang buah hati untuk merespons balik.
Namun, ketika perhatian Bunda dan Ayah terganggu, misalnya yang selalu sibuk dengan hp maka akan memiliki dampak membuat orang tua merasa kurang terhubung dengan anaknya.
Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya komunikasi di masa-masa penting balita yang sedang bertumbuh dengan pesat.
Dampak Buruk Jika Orang Tua Bermain HP di Depan si Kecil
Dikutip dari situs SRCD, penggunaan ponsel pintar ada di mana-mana dalam kehidupan orang tua.
Penelitian yang sedang berkembang sedang menyelidiki bagaimana penggunaan ponsel pintar oleh orang tua selama interaksi orang tua-anak mempengaruhi hasil berbahasa anak-anak.
Temuan menunjukkan adanya hasil negatif dalam perkembangan bahasa, namun masih kurang jelas proses apa yang mempengaruhi hasil bahasa.
Mengikuti pandangan, respons orang tua, dan perhatian bersama juga berkurang ketika orang tua menggunakan ponsel cerdas mereka, dan semuanya sangat penting untuk perkembangan bahasa.
Ada faktor-faktor ini dapat memediasi dampak technoference akibat penggunaan ponsel pintar orang tua terhadap perkembangan bahasa anak sejak lahir hingga usia 5 tahun.
Tak hanya itu saja, terganggunya perkembangan komunikasi ditandai dengan berkurangnya kualitas interaksi antara orang tua dan balita.
Sebuah penelitian dilakukan dengan meneliti komunikasi orang tua dan anaknya saat waktu makan.
Sang buah hati juga mengalami 39 persen lebih sedikit komunikasi nonverbal, yang mencakup ekspresi wajah, kontak mata, dan bahasa tubuh.