Untuk menambah semangat anak dalam berpuasa, biasanya orang tua memberikan hadiah atau reward. Pemberian hadiah ini bertujuan sebagai imbalan karena anak sudah menjalankan puasa dengan lancar. Anak-anak pun akan terlihat senang jika mendapatkan imbalan setelah berpuasa sebulan. Namun, apakah hadiah merupakan hal yang tepat dalam memberikan motivasi dalam menjalankan puasa?
Memberikan Hadiah bukan Hanya Barang
Pada zaman rasul, ada salah satu sahabat yang memberikan hadiah bagi anak yang beribadah atau yang mau beramal. Oleh sebab itu, pemberian hadiah untuk anak harus dengan tujuan beramal dan beribadahnya. Pemberian hadiah pun bukan hanya berupa barang saja, seperti mainan. Hadiah bisa berupa pujian kepada anak karena mereka berhasil menjalankan ibadah puasa.
Selain itu, coba tawarkan makanan favorit anak agar mereka semangat menjalankan puasa, seperti “nanti setelah ashar kita mengaji, lalu kamu mau buka dengan makanan apa?” Tujuannya supaya anak mempunyai momen dan terpaku dengan ibadah agar mendapat imbalan dari Allah swt. Sehingga puasa anak tetap lancar.
Menurut ustad Zaky Ahmad Rivai, S.H.I., M.H, ketika beranjak dewasa, anak akan mengerti dalam memahami makna pemberian hadiah tersebut. Kedepannya anak memahami bahwa tidak bisa mengharapkan hadiah karena mau beribadah. Pemberian hadiah juga harus diiringi challange atau tantangan. Hal ini bertujuan agar anak tidak merasa cepat puas.
Hadiah Sebagai Simbolisasi
Saat anak mulai mengenal puasa, reward atau hadiah bisa dikatakan sebagai simbolisasi bahwa bulan suci ramahdan akan diberikan hadiah oleh Allah swt. Namun, bentuk perantaranya adalah orang tua. Ketika orang tua memberikan hadiah, bisa dijelaskan bahwa hadiah tersebut semata-mata dari Allah swt. Dengan begitu anak menganggap bulan ramadhan merupakan bulan yang menyenangkan dan banyak berkahnya. Lambat laun anak akan merasa saat buka puasa atau sahur, serta menjalankan ibadah lainnya saat bulan ramadhan itu bahagia dan menyenangkan.
Selain itu, coba tawarkan makanan favorit anak agar mereka semangat menjalankan puasa, seperti “nanti setelah ashar kita mengaji, lalu kamu mau buka dengan makanan apa?” Tujuannya supaya anak mempunyai momen dan terpaku dengan ibadah agar mendapat imbalan dari Allah swt. Sehingga puasa anak tetap lancar.
Membagikan hadiah untuk anak sebagai imbalan telah melakukan puasa merupakan hal yang wajar. Tetapi, perlu diperhatikan kuantitas dan kualitas dari hadiah yang diberikan oleh orang tua. Hadiah adalah sesuatu yang menyenangkan untuk anak, namun pemberian hadiah tidak dilakuan secara terus menerus. Terpenting, anak Bunda bisa memahami makna puasa dan fokus terhadap ibadah selama puasa.