fbpx

Pahami Perbedaan Speech Delay dan Apraksia pada Anak

by | Mar 2, 2022 | Tumbuh Kembang

 Tumbuh Kembang – Ayah Bunda pasti sudah memahami bagaimana anak balita sedang berada pada masa tumbuh kembang yang pesat, yang tentu saja tidak bisa kita lewatkan begitu saja. Apalagi yang berhubungan dengan perkembangan bicaranya, karena kemampuan bicara anak balita menjadi salah satu hal yang ditunggu-tunggu oleh semua orang tua.Terkadang orang tua langsung menyimpulkan jika anaknya tengah mengalami terlambat bicara. Namun pernahkah Ayah Bunda bertanya apakah buah hati Ayah Bunda benar-benar mengalami speech delay (terlambat bicara)? 

Perkembangan bicara menjadi salah satu sorotan utama dalam memperhatikan tumbuh kembang anak balita. Orang tua yang memiliki anak balita dengan kemampuan bicara yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan sesuai usianya tentu merasa khawatir.

Perbedaan Speech Delay dan Apraksia

speech delay pada anak

             Speech delay pada anak

Ayah Bunda perlu mengetahui bahwa gangguan keterlambatan bicara tidak hanya speech delay saja, namun ada juga istilah apraksia bicara atau speech apraxia. Apa itu apraksia bicara? Seperti dikutip dari laman Halo Sehat, apraksia merupakan sebuah gangguan kesehatan motorik, khususnya motorik wicara yang otomatis berkaitan erat dengan saraf.

Baca Juga  Perhatian! Cibiran Tetangga dan Keluarga Kerap Hambat Perkembangan Anak

Terjadinya apraksia ada hubungannya dengan gangguan kesehatan sistem saraf otak, tapi tak berhubungan dengan gangguan otot karena otot sama sekali tidak bermasalah. Karena kondisi kesehatan ini, penderitanya akan menjadi kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan anggota tubuh. 

Apraksia memiliki berbagai jenis, salah satunya apraksia bicara. Apraksia bicara bisa terjadi pada semua usia, baik orang dewasa maupun anak-anak. Pada kasus yang diderita oleh anak-anak, apraksia bisa saja terjadi karena faktor bawaan lahir karena apraksia diderita sejak lahir.

Berbeda dengan keterlambatan bicara, apraksia bicara ini adalah kondisi di mana seorang anak tidak dapat mengoordinasikan bagian-bagian mulutnya untuk membentuk kata-kata. 

“Pikiran itu ada di sana, tetapi pesannya tidak sampai ke mulut,” kata Christina Doelling, ahli patologi bicara di Rumah Sakit Anak Nationwide, di Columbus, Ohio, dilansir dari Parents.com. Namun kabar baiknya, jika ini bisa dideteksi lebih awal dan segera diberikan terapi wicara maka apraksia bicara bisa disembuhkan secara total. 

Baca Juga  Pengalaman Orang Tua Memiliki Anak Speech Delay

Gejala Apraksia Bicara pada Anak

Adapun beberapa gejala apraksia bicara pada anak adalah sebagai berikut:

  • Anak mengalami kesulitan ketika harus mengucapkan konsonan dan vokal. Ia tak bisa mengucapkan konsonan maupun vokal tertentu.

  • Anak mengalamo kesulitan ketika harus menggabungkan sumber suara yang berbeda dengan tujuan untuk pembentukan kata.

  • Anak mengalami kesulitan ketika harus menghasilkan perkataan yang bisa orang lain pahami; dalam hal ini ada sedikit kemiripan dengan kondisi disartria.

  • Bayi dengan apraksia akan lebih lamban dalam hal kemampuan berbicara. Kemampuan ini akan muncul lebih akhir apabila dibandingkan dengan bayi-bayi seumurnya.

  • Anak mengalami kesulitan dalam pengucapan kata-kata, khususnya bila ia ingin berbicara dengan kata-kata yang panjang.

  • Anak mengalami kesulitan ketika ia ingin berbicara spontan.

  • Anak memberi tekanan yang salah pada suku kata yang ia ucapkan.

  • Anak mengalami sulit makan.

Upaya Penanganan Apraksia

Terapi wicara untuk anak apraksia bicara bisa dilakukan oleh orang tua dan sanak saudara maupun pengasuh. Karena terapi wicara yang dilakukan dari orang-orang terdekat adalah yang paling efektif. Namun perlu diperhatikan juga tingkat keparahan apraksia bicara yang dialami oleh anak.

Jika terlalu parah maka selain terapi di rumah perlu juga dilakukan terapi oleh professional untuk mempercepat penyembuhan. Terlebih karena pada usia balita anak sedang pesat-pesatnya berkembang, jika terlalu lama tertinggal pada tahap bicara maka akan berpengaruh juga pada proses tumbuh kembang lainnya. 

Baca Juga  7 Mitos dan Fakta Tentang Disabilitas Intelektual

Karena apraksia berkaitan erat dengan sistem saraf pusat, yaitu kerusakan saraf otak, maka pemberian nutrisi penunjang sangat diperlukan. Nutrisi penunjang ini berfungsi untuk mengoptimalisasi perbaikan saraf otak yang rusak dan mempercepat pertumbuhan saraf baru serta mengaktivasinya.

Dengan pertumbuhan saraf yang baru dan perbaikan saraf yang rusak dengan cepat maka terapi yang dilakukan pun lebih optimal karena anak bisa dengan mudah menangkap apa yang sedang dipelajarinya. Jika saraf otak sudah benar-benar tumbuh dengan pesat maka transfer perintah ke saraf oromotor di sekitar mulut yang berperan untuk berbicara juga akan dengan mudah dilakukan. 

Generos Atasi Apraksia pada Anak

Salah satu bahan alam yang bisa menunjang kebutuhan nutrisi otak adalah pegagan atau centella asiatica. Pada daun pegagan mengandung senyawa Brahminoside yang dapat meningkatkan daya ingat dan kecerdasan otak. Brahminoside adalah senyawa yang memiliki protein penting bagi sel otak. Protein merupakan nutrisi yang diperlukan tubuh untuk membentuk jaringan otot. Selain itu ekstrak pegagan memiliki efek sederhana dalam melindungi sel-sel otak dari toksisitas.

Generos atasi anak speech delay

Generos atasi anak speech delay

Selain itu juga membutuhkan omega 3 (EPA) dan omega 6 (DHA) untuk membantu perkembangan otak. Nutrisi penting tersebut bisa kita temukan pada ikan sidat yang kaya akan nutrisi kecerdasan otak tersebut. Ikan sidat juga mengandung berbagai asam lemak tak jenuh yang tinggi yang tak ada pada hewan lainnya.

Oleh sebab itu ikan sidat menjadi primadona sebagai bahan alami yang ideal untuk membantu perkembangan otak dan meningkatkan kecerdasan. Tak heran jika harga jual ikan sidat cukup mahal, mengingat nutrisi lengkapnya yang terkandung di dalamnya.

Kedua bahan tersebut sudah terekstrak dalam suplemen kecerdasan otak Generos. Generos mengandung beberapa bahan alami penting yang mampu menunjang pertumbuhan saraf-saraf otak. Terdapat lima bahan utama yang terkandung dalam Generos, di antaranya adalah daun pegagan, ikan sidat, madu hutan, temulawak, dan mengkudu. Kelima bahan alami tersebut saling mendukung untuk perkembangan saraf otak anak dan memberikan proteksi terhadap kerusakan sel akibat toksisitas.

Tidak hanya pada sel otak tapi juga memperkuat kesehatan pencernaan yang bisa menambah nafsu makan anak. Dengan nafsu makan yang baik maka pertumbuhan saraf otak juga akan lebih optimal lagi. Ini juga sangat baik untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembangnya.

Jangan Samakan Speech Delay dan Late Talker! Ini Dia Perbedaannya

GENEROS.ID - Umumnya, jika sang buah hati tidak kunjung bisa berbicara, biasanya orang tua akan langsung menyimpulkan bahwa bayinya mengalami speech delay. Kemampuan berbicara sendiri dapat dilakukan oleh setiap bayi pada usia yang berbeda-beda, namun ada saja sang...