Seperti yang kita ketahui, asupan gizi terbaik berasal dari makanan yang dikonsumsi oleh tubuh sehari-hari. Namun terkadang makanan sehari-hari saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi si Kecil karena berbagai hal. Bisa saja si Kecil mengalami alergi tertentu sehingga harus melakukan diet tertentu untuk menghindari alerginya kambuh.
Jika harus menghindari untuk tidak mengonsumsi makanan-makanan yang memicu alerginya, itu artinya si Kecil telah kehilangan kesempatan untuk mendapatkan asupan gizi dari makanan tersebut. Sehingga ia harus mendapatkan asupan gizi dari makanan lain yang memiliki kandungan gizi setara namun tidak menimbulkan alergi. Hal ini bisa saja membuat si Kecil kekurangan zat gizi yang dibutuhkan tubuh karena menghindari alergen tersebut.
Selain itu, anak yang sedang dalam fase picky eater atau pilih-pilih makanan juga akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kandungan gizi dari makanan yang enggan untuk ia makan. Sama halnya dengan anak yang memiliki alergi tertentu, anak yang picky eater bisa saja kekurangan zat gizi yang seharusnya dibutuhkan oleh tubuhnya yang sedang dalam masa pertumbuhan tersebut.
Tidak hanya itu, terkadang kurang beragamnya asupan makanan setiap hari membuat si Kecil juga bisa kekurangan zat gizi tertentu. Salah satunya adalah antioksidan, yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menetralisir radikal bebas yang ada di dalam tubuh. Zat antioksidan ini terkadang dikesampingkan padahal zat ini sangat dibutuhkan oleh tubuh agar tumbuh kembang si Kecil optimal.
Mengapa demikian?
Orang dewasa maupun anak-anak secara alami mengeluarkan radikal bebas yaitu membuang zat limbah yang ada di dalam metabolisme tubuh kita. Namun, kadar radikal bebas itu akan meningkat seiring tubuh kita terpapar sinar UV, polusi udara, asap rokok dan makanan yang mengandung pengawet dan juga paparan pestisida baik dari makanan maupun faktor lain.
Dalam istilah medis dikenal dengan stres oksidatif, di mana kondisi ketika terjadi ketidakseimbangan antara zat radikal bebas dengan antioksidan dalam tubuh. Radikal bebas sendiri merupakan molekul-molekul kimia yang tercipta sebagai dampak dari interaksi antara tubuh dengan oksigen (proses oksidasi).
Meskipun tubuh juga memproduksi antioksidan alami, namun itu tidak cukup jika kadar radikal bebas dalam tubuh semakin banyak. Maka dari itu tubuh kita membutuhkan asupan makanan yang kaya akan antioksidan sehingga dapat membantu tubuh dalam menangkal radikal bebas tersebut.
Pegagan, Salah Satu Sumber Antioksidan
Banyak sumber makanan yang mengandung antioksidan yang dibutuhkan butuh. Di antaranya adalah makanan-makanan yang mengandung berbagai vitamin dan mineral yang turunannya kemudian menghasilkan antioksidan. Salah satunya adalah pegagan, yang merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, serta pematang sawah.
Tanaman ini berasal dari daerah Asia tropik, tersebar di Asia Tenggara termasuk Indonesia, India, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang dan Australia kemudian menyebar ke berbagai negara-negara lain. Tanaman ini memiliki banyak manfaat dan dapat digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Bahkan, hasil penelitian yang dilakukan oleh Seeveratnam dkk di India pada tahun 2012 menyebutkan bahwa tanaman herbal tersebut berkhasiat sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan pada ekstrak Daun Pegagan sebesar 84 % yang sebanding dengan 88% Vitamin C. Selain itu, Daun Pegagan disebut sebagai sumber antioksida tertinggi daripada tumbuhan herbal lainnya.
Menurut Winarto dan Surbakti (2003), pegagan telah ditetapkan sebagai tanaman obat tradisional sejak tahun 1884. Pegagan mengandung bahan aktif, yaitu alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, streoid, dan triterpenoid. Kemudian, tiga golongan bioaktif seperti triterpenoid, steroid, dan saponin adalah antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
Selain itu, terdapat zat asiatikosida berupa glikosida yang dapat membantu meningkatkan vitalitas dan daya ingat. Pegagan juga mengandung garam mineral antara lain kalsium, kalium, magnesium, natrium, magnesium, besi, minyak atsiri, fosfor, pektin, asam amino, vellarine, dan vitamin B.
Kandungan dalam pegagan ini merupakan sebuah zat aktif yang bermanfaat memberi efek positif terhadap daya rangsang saraf otak dan melancarkan peredaran darah pada pembuluh otak.
Mengenal Lebih Dalam Antioksidan dalam Pegagan
Diketahui bahwa dalam pegagan mengandung tiga jenis bioaktif yang termasuk dalam antioksidan, yaitu triterpenoid, steroid, dan saponin. Steroid adalah senyawa triterpenoida yang tersebar luas di alam. Senyawa tersebut bekerja sebagai antioksidan dengan mekanisme kerja antioksidan primer. Yaitu mampu mengurangi pembentukan radikal bebas baru dengan cara memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil.
Steroid adalah golongan triterpenoid yang mengandung inti siklopentana perhidrofenantrena, yang terdiri dari tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Steroid memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan garam, mengendalikan metabolisme dan meningkatkan fungsi organ seksual dan perbedaan fungsi biologis lainnya antara jenis kelamin. Steroid pada tanaman telah menunjukkan efek penurun kolesterol dan anti kanker.
Steroid juga mempunyai fungsi biologis sebagai antiinflamasi (Harborne 1987). Senyawa ini tidak berwarna dan berbentuk kristal. Senyawa ini merupakan komponen aktif dalam tumbuhan yang telah digunakan untuk penyakit diabetes, gangguan menstruasi, antibakteri dan antivirus. Di bidang farmasi, steroid banyak dimanfaatkan terkait fungsinya pada hormon reproduksi (Savithramma et al. 2011).
Triterpenoid merupakan kerangka karbon yang berasal dari enam satuan isoprene (2 � metilbuta-1,3-diene) satuan C5 dan diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yakni skualena. Senyawa golongan triterpenoid menunjukan aktivitas farmakologi yang signifikan, seperti antiviral, antibakteri, antiinflamasi yang sebagai inhibisi sintesis kolestrol dan sebagai antikanker (Balafif et al., 2013).
Ternyata tidak hanya itu saja, triterpenoid dapat berfungsi untuk merangsang pembentukan lemak dan protein yang penting untuk kesehatan kulit. Selain itu dapat mengubah alanin dan prolin menjadi kolagen yang berfungsi untuk merawat kulit. Maka tak heran tanaman ini juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku skincare.
Sementara, Saponin adalah jenis senyawa kimia yang berlimpah dalam berbagai spesies tumbuhan. Senyawa ini merupakan glikosida amfipatik yang dapat mengeluarkan busa jika dikocok dengan kencang di dalam larutan. Busanya bersifat stabil dan tidak mudah hilang.
Sebagai informasi, kolesterol tinggi adalah faktor utama penyebab penyakit jantung, penyakit ginjal kronis, aterosklerosis (pengerasan arteri akibat timbunan plak kolesterol), dan lainnya. Diet tinggi saponin bisa mencegah masalah tersebut dan menjaga kesehatan jantung kita.
Dalam berbagai penelitian, saponin juga terbukti mampu menginduksi kematian sel kanker, melawan kerusakan akibat radikal bebas, dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Masih mengutip SF Gate, saponin bisa menghancurkan sel-sel leukemia (kanker darah) dan mencegahnya menyebar ke seluruh tubuh.
Sementara itu, menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pathophysiology tahun 2021, saponin memiliki keragaman struktural yang tinggi dan terkait dengan aktivitas antikanker. Perannya adalah menghentikan siklus sel serta menghambat invasi seluler, induksi apoptosis dan autophagy. Selain itu, saponin ini juga berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan antibakteri.
Setelah mengetahui fakta bahwa pegagan memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, Bunda pasti ingin memberikan pegagan untuk si Kecil dan keluarga. Bunda bisa memberikan daun pegagan sebagai makanan sehari-hari sebagai sayur dengan berbagai olahannya.
Namun jika Bunda kesulitan mendapatkan daun pegagan segar, Bunda dapat memberikannya dalam bentuk kapsul bubuk yang dapat ditaburkan ke makanan si Kecil maupun dikonsumsi langsung dalam bentuk kapsul jika untuk orang dewasa.
Saat ini juga terdapat suplemen yang mengandung ekstrak pegagan yang dapat Bunda berikan kepada si Kecil, yaitu Generos. Dalam Generos terdapat ekstraksi pegagan sehingga zat aktif yang terdiri dari tiga bioaktif di atas terkandung di dalamnya.