Daftar Isi
Beda Speech Delay dan Autis
Seperti yang kita tahu, speech delay merupakan gangguan perkembangan bahasa dan bicara pada anak. Speech delay bisa diketahui ketika kemampuan bicara anak tidak sesuai dengan usianya. Sedangkan autisme adalah gangguan perkembangan otak yang mempengaruhi kemampuan penderita dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Anak yang mengalami autisme juga mengalami gangguan perilaku dan memiliki keterbatasan minat.
Terdapat beberapa ciri-ciri anak speech delay yang perlu Bunda ketahui. Pertama saat anak berusia 0-6 bulan,anak tidak menoleh saat dipanggil dan tidak ada babbling. Kedua, anak usia 18 bulan belum bisa mengucapkan 5-50 kosakata yang berarti. Ketiga, usia 2-3 tahun, anak belum bisa mengucapkan 2-3 kata sekaligus. Selanjutnya Bunda bisa mengetahui ciri-ciri speech delay pada anak dengan membaca artikel disini.
Serupa tapi tak sama, ciri-ciri autisme pun ada yang mirip dengan speech delay pada anak. Bunda bisa mengetahui tanda-tanda autisme usia 2 tahun, diantaranya:
- Ketika kita menunjuk sesuatu anak tidak ikut melihat hal yang kita tunjuk, tidak ada respons.
- Anak tidak bermain peran seperti dokter dokteran, polisi, dan lain-lain.
- Seperti tuli saat kita ajak bicara karena tidak ada respons.
- Melakukan gerakan aneh berulang, seperti hand plating atau tepuk tangan berulang-ulang padahal tidak ada hal yang perlu ditepuk tangani.
- Meminta tanpa menunjuk tapi menarik tangan orang tuanya atau dengan tantrum.
- Tidak tertarik saat kita suruh untuk bermain dengan anak lain.
- Tidak mampu memperlihatkan suatu benda.
- Tidak ada kemampuan meniru.
Sekali lagi perlu diperhatikan bahwa beda speech delay dan autis yaitu autis merupakan penyebab anak terlambat bicara, speech delay merupakan bagian dari autis. Walaupun begitu, baik speech delay dan autis juga memerlukan penangan dari orang tua dan ahli. Penangan tersebut juga disesuaikan dengan penyebab speech delay maupun autisme.
Penyebab Speech Delay Anak
Banyak faktor yang menyebabkan speech delay, yaitu:
- Gangguan perkembangan bahasa dan bicara
Salah satu penyebab speech delay yaitu adanya gangguan perkembangan bahasa dan bicara. Hal tersebut bisa dialami ketika fungsi otak anak tidak mampu untuk menerima bahasa dari luar. Sehingga anak kesulitan dalam mengungkapkan kata-kata.
- Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran membuat anak tidak bisa mendengar suara percakapan di sekitarnya. Tentu saja ini akan mempengaruhi kemampuan bahasa dan bicaranya. Biasanya, gangguan pendengaran bisa terjadi karena trauma, kelainan bawaan, ataupun, infeksi.
- Kurang Stimulasi
Penyebab speech delay karena kurangnya stimulasi masih sering terjadi di Indonesia saat ini. Tak jarang orang tua merasa panik saat mengetahui kemampuan bicara anak mereka tidak sesuai dengan usianya. Namun, orang tua perlu melihat kebelakang lagi, apakah stimulasi yang diberikan untuk anak sudah cukup dan sesuai? Jika belum, bisa jadi speech delay dialami oleh anak.
Faktor yang lainnya seperti faktor jenis kelamin di mana laki-laki lebih terlambat daripada perempuan, kemudian dari segi organ (otak, mulut dan telinga) sehingga perlu pengecekan rutin untuk mendeteksi masalah untuk nantinya segera dievaluasi atau ditangani. Bunda bisa baca tentang tulisan penyebab speech delay pada anak.
Penyebab autis
Dilansir dari Spectrum News, pada tahun 1977 ilmuwan membandingkan tingkat autisme pada anak kembar. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa ketika satu kembar identik menderita autisme, ada sekitar 80 persen kemungkinan kembar lainnya juga mengidapnya. Sedangkan untuk kembar fraternal atau kembar non identik adalah sekitar 40 persen.
Faktor penyebab lainnya adalah lingkungan maupun kesehatan sang ibu saat mengandung. Faktor lingkungan juga cukup berperan penting dalam menyebabkan anak mengalami autisme. Salah satunya adalah paparan respons imun ibu dalam rahim atau komplikasi selama kelahiran, dapat bekerja dengan faktor genetik untuk menghasilkan autisme atau memperkuat sifat-sifatnya.
Beda Speech delay dan autis Serta Penangannya
Sesungguhnya anak autisme seperti anak lainnya, hanya cara belajarnya yang berbeda. Namun apabila pertanyaannya diubah, apakah anak autisme hambatannya dapat dihilangkan dan dapat berkembang seperti anak lainnya maka jawabannya adalah sangat bisa, jika penangan dilakukan sejak dini.
Penanganan pada anak autisme dibagi menjadi dua tipe, pertama melalui tenaga ahli dan kedua melalui orang tua. Tetapi penangan autisme pada anak yang baik adalah family based intervension atau intervensi berbasis keluarga, di mana profesional terlibat dalam penangan dan orang tua mendukung dalam penanganan anak. Penanganan yang dapat dilakukan pada anak autis: pertama, terapi sensori integrasi pada anak yang sensitif terhadap suara-suara kecil dan tidak mau untuk disentuh.
Kedua, terapi ABA (Applied Behaviour Analysis) merupakan terapi yang mengajarkan anak kemampuan akademik, komunikasi, sosial, interaksi dan bermain. Kemampuan-kemampuan tersebut kemudian dipecah menjadi bagian-bagian terkecil supaya pembelajarannya mudah diterima oleh anak autis.
Ketiga, terapi wicara pada anak yang belum bisa berbicara. Keempat, bimbingan pedagogis yang biasanya dilakukan di sekolah dengan diberikan guru khusus untuk membimbing sesuai kebutuhan anak. Kelima, medis yang sangat diperlukan, karena anak autis juga terdapat masalah tidur dan pencernaan.
Selain itu terdapat metode social story, dilakukan pada anak yang sudah besar dan sudah memahami bahasa. Social story untuk anak yang mengalami kesusahan dalam mengatur emosi. Dengan menggunakan social story berbasis gambar akan memudahkan anak untuk lebih paham.
Gesture, untuk anak usia 2–3 tahun, diajarkan gesture karena anak dengan autisme akan susah memahami bahasa tapi harus segera bisa berkomunikasi. Maka gesture menjadi salah satu opsi yang diajarkan. Misalnya melatih anak untuk menunjuk hal yang diinginkan, mengajarkan anak mengangguk dan menggeleng terhadap hal yang diinginkan atau hal yang tidak diinginkan
Untuk anak yang mengalami speech delay bisa melakukan penanganan di rumah ataupun dengan bantuan ahli sesuai dengan penyebab terlambat bicara pada anak. Salah satunya dengan Parent based language intervention.
Istilah Parent based language intervention umumnya belum banyak diketahui oleh para orang tua. Namun, dengan perkembangan digital saat ini, metode bisa digunakan untuk terapi wicara anak. Secara umum parent based language intervention adalah sebuah metode yang menjadikan orang tua sebagai speech terapis. Orang tua akan mencari silabus materi yang harus dipraktikkan di rumah bersama anak, terutama pada anak yang mengalami keterlambatan bicara.
Terdapat rangkaian dalam terapi wicara yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi sesuai dengan usianya, sehingga orang tua perlu mengetahui kemampuan yang harus dimiliki anak sesuai dengan usianya. Misalkan saat anak berusia empat tahun tapi belum bisa bicara jelas atau mengalami keterlambatan, maka orang tua dapat membantu anak dengan metode wicara parent based language intervention.
Selain itu, ada beberapa poin yang harus Bunda perhatikan saat melakukan terapi wicara di rumah. Diantaranya:
- Pemantauan mandiri: Sebagai orang tua tentu memperhatikan tumbuh kembang anak. Jika ternyata anak ada suatu gangguan, maka segera lakukan penangan dengan bantuan ahli.
- Waktu: Tentu saja dalam penanganan terapi wicara pada anak, bukan hanya terapis saja yang harus meluangkan waktu. Justru, orang tua lah yang harus meluangkan waktu dan fokus dalam menemani anak terapi wicara.
- Mengulang Materi: Tentu saja saat anak melakukan terapi, perlu adanya pengulangan dari orang tua si Kecil. Dengan melakukan pengulangan materi terapi wicara di rumah. Bisa mempercepat penanganan wicara untuk anak
- Disiplin : Dalam menjalani terapi wicara, tentunya anak diajarkan untuk konsisten dan disiplin. Disiplin yang dimaksud bukan memaksa keras anak untuk bisa ini atau itu setelah terapi wicara. Tetapi lebih mengawasi dan membimbing anak agar bisa menjalani terapi wicara sesuai kesepakatan yang telah dibuat.
Manfaat Generos untuk Speech delay dan Autis
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, walaupun penangan antara anak speech delay dan autis sedikit berbeda, namun pada dasarnya anak membutuhkan fisik yang kuat dalam menjalani sebuat terapi. Maka, Generos hadir dalam bentuk dukungan Bunda untuk anak karena mereka mau menjalani terapi.
Saat menjalani terapi, banyak faktor yang harus diperhatikan. Salah satunya kesiapan tubuh anak. Sebab, tubuh anak dituntut untuk bergerak lebih daripada biasanya. Salah satunya ketika anak menjalani terapi di rumah terapi. Anak membutuhkan konsentrasi dan fokus dalam mengikuti arahan terapis.
Jika tubuh anak sebagai pondasi belum siap menerima arahan terapis, sudah dipastikan hasil terapi tidak maksimal. Maka, Bunda harus memenuhi kebutuhan gizinya sebaik mungkin. Salah satunya memenuhi kebutuhan mikronutrien dan makronutrien. Makronutrien meliputi karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan mikronutrien terdiri dari vitamin dan mineral.
Sumber makanan penting lainnya seperti antioksidan sangat membantu dalam meningkatkan fokus anak. Pegagan juga dapat meningkatkan IQ, meningkatkan kemampuan belajar hingga menguatkan memori otak anak. Begitu banyak manfaat pegagan untuk kesehatan otak, sehingga tanaman pegagan disebut sebagai makanan otak. Oleh sebab itu, pegagan menjadi bahan utama Generos karena mampu membantu meningkatkan kecerdasan otak serta kesehatan otak anak Bunda yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Setelah mengetahui penjelasan beda speech delay dan autis. Penjelasan ini bertujuan para Bunda sudah bisa membedakan diantara keduanya. Tentu saja kita tidak menginginkan bahwa anak mengalami kedua gangguan tersebut. Namun, dengan mengetahui lebih dalam tentang beda speech delay dan autis. Bunda bisa mendeteksi sejak dini jika dua gangguan ini dialami oleh anak.