Memilih Generos
Selain Generos, Membaca Buku Bersama Bunda Jadi Stimulasi yang Baik
Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan teman-teman tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk membuat video ulasan tentang Generos yang saya unggah di akun Youtube dan Instagram saya. Dari video ulasan tersebut kemudian saya mendapatkan banyak pertanyaan dari subscribers saya tentang efektivitas produk herbal yang saya ulas tersebut. Mau tidak mau saya membalas satu per satu pertanyaan yang masuk di kolom komentar saya.
Saya berharap ulasan yang saya unggah tersebut menjawab kegundahan para orang tua yang memiliki anak yang mengalami speech delay maupun sedang mencari suplemen untuk kecerdasan otak anak. Karena saya sudah membuktikan sendiri dampak yang signifikan terhadap Rayyan setelah mengonsumsi Generos.
Tidak hanya memberikan suplemen Generos, saya juga aktif memberikan stimulasi langsung kepada Rayyan. Sejak masih berusia setahun Rayyan sudah sering saya ajak membaca buku bergambar khusus untuk anak balita. Saya juga sering mengajak Rayyan mengobrol, bernyanyi, main puzzle dan lain sebagainya. Meskipun pada saat itu Rayyan belum bisa berbicara, namun saya meyakini bahwa Rayyan akan memahami apa yang saya katakan.
Hal itulah yang nantinya akan menjadi tabungan kosa kata bagi Rayyan pada saatnya nanti ia sudah bisa berbicara. Ia juga memberikan Rayyan tontonan Youtube untuk balita hanya sebagai edukasi. Dia tidak melepaskannya begitu saja, karena ia ikut aktif mendampingi Rayyan saat menonton dan menjelaskan tentang apa yang ditontonnya tersebut.
Efektivitas Generos terhadap masing-masing anak berbeda. Saya melihat testimoni konsumen Generos bahwa selain kemampuan bicara dan kecerdasan, emosi anak juga akan lebih stabil setelah mengonsumsi Generos. Namun sayangnya hal itu tidak berdampak positif pada Rayyan. Rayyan masih sering tantrum meski sudah minum Generos.
Ternyata ada faktor lain yang mempengaruhi tantrum seorang anak balita. Untuk anak seusia Rayyan, tantrum memang menjadi momok yang umum dirasakan para orang tua. Namun para ahli sepakat bahwa tantrum adalah normal terjadi pada usia sekitar dua tahun. Itu juga merupakan tanda perkembangan emosinya, seiring bertambahnya usia maka sikap tantrumnya akan semakin hilang.
Bunda bersama si Kecil
Beruntung kondisi tantrum Rayyan tidak separah yang dialami oleh anak sepupu saya yang berusia lima bulan lebih muda dari Rayyan. Saya melihat ada yang kurang dari anak sepupu saya ini, pada usianya yang sudah menginjak dua tahun (saat ini Rayyan sudah berusia dua tahun lima bulan), namun anak itu belum mengeluarkan sepatah kata pun. Hal itu juga berpengaruh terhadap kondisi emosi si anak, di mana ia seringkali tantrum saat menginginkan sesuatu.
Memang sebagian besar anak yang mengalami speech delay akan memiliki emosi yang kurang stabil, bisa jadi karena pada usianya tersebut sebenarnya anak sudah memiliki pemikiran untuk meminta sesuatu namun ia sendiri belum bisa mengungkapkannya. Jika dibiarkan berlarut-larut maka akan membuat si anak semakin stres dan kondisi itu kurang baik terhadap tumbuh kembang anak.
Tidak hanya itu, Generos juga memberikan efek positif terhadap nafsu makan Rayyan. Setelah mengonsumsi Generos porsi makan Rayyan bertambah dari biasanya. Tentu saja itu menambah daftar kebahagiaan seorang ibu yang selalu mendambakan yang terbaik untuk tumbuh kembang anaknya.
Seperti diketahui asupan nutrisi yang dibutuhkan dalam tumbuh kembang anak tak bisa lepas dari makanan yang dimakannya sehari-hari. Tidak bisa menggantungkan pada suplemen tambahan, karena suplemen hanya bersifat menunjang, sedangkan asupan nutrisi utama tetap berasal dari makanan sehari-hari. Oleh karena itu, selain suplemen asupan makanan juga sangat perlu untuk diperhatikan dalam menyokong proses tumbuh kembang anak-anak.
Anak-anak juga dianjurkan tidak mengkonsumsi sembarangan terutama makanan kemasan yang dijual di pasaran, karena tidak semua makanan kemasan tersebut aman dikonsumsi untuk anak-anak. Orang tua memiliki tanggung jawab penuh atas setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh sang anak, karena pada dasarnya anak hanya mengetahui rasa dari makanan, bukan kandungan dalam makanan tersebut.
Note: artikel ini merupakan kisah nyata dari salah satu costumer Generos
