Generos sebagai suplemen kecerdasan otak mengandung empat bahan herbal dan satu hewani, di mana salah satunya adalah mengkudu. Petani mengkudu yang juga salah satu supllier mengkudu untuk bahan baku pembuatan Generos, Joko Suwito menyebutkan buah mengkudu ini disebut magic fruit karena beragam manfaatnya sebagai obat.
“Mengkudu ini banyak sekali manfaatnya, makanya dibilang magic fruit. Bisa untuk mengobati darah tinggi, menurunkan kolesterol, diabetes dan masih banyak lagi,” ujarnya di Cilacap beberapa waktu lalu.
Kandungan pada buah mengkudu juga dapat digunakan untuk pengobatan pada penderita obesitas dan gangguan metabolisme. Di dalam buah mengkudu terdapat senyawa flavonoid yang selain bermanfaat untuk mengobati kanker juga dapat digunakan untuk pengobatan gangguan metabolisme.
Flavonoid telah diteliti secara menyeluruh karena memiliki sifat terapeutik pada penderita gangguan metabolisme. Senyawa ini mampu mempengaruhi penyerapan karbohidrat, pembuangan lemak, dan tingkat pelepasan insulin dalam tubuh. Selain itu buah mengkudu juga mengandung komponen organik berupa kuinon atau lebih tepatnya subgrup antrokuinon pada akarnya yang memberikan efek positif pada metabolisme tubuh.
Petani mengkudu yang memiliki lahan satu hektare itu mengaku telah menjadi supplier Generos selama lebih dari dua tahun. Selama menjadi supplier mengkudu sebagai bahan baku pembuatan suplemen anak tersebut, ia mengaku harus memastikan kualitas dari mengkudu yang dihasilkan.
Ia memilih membudidaya mengkudu jenis mengkudu jagung, Mengkudu ini dipilih karena memiliki kandungan air yang lebih banyak ketimbang jenis lain. Dikatakan bahwa kandungan air yang ada dalam satu buah mengkudu jagung dapat mencapai 35 persen.
Ini berbeda dengan mengkudu batu yang hanya mengandung air maksimal 29 persen. Menurutnya kedua jenis mengkudu ini sama bagusnya. Hanya saja dalam membudidaya perlu memperhatikan pengolahan yang akan dilakukan. Karena untuk bahan baku Generos yang diklaim terbuat dari bahan herbal yang difermentasi, maka membutuhkan mengkudu dengan kandungan air yang tinggi.
Maka dari itu ia memilih mengkudu jagung. Hal itu karena untuk melakukan proses fermentasi membutuhkan air sari mengkudunya. Sedangkan untuk mengkudu batu lebih cocok untuk pengolahan dengan sistem dikeringkan.
Ia mengaku bisa memanen mengkudu setelah usia tanaman 6 bulan. Setelah itu pemanenan dilakukan sepekan sekali, karena jika terlambat sedikit maka buah mengkudu akan matang kemudian jatuh. Tentu ini akan mengurangi tingkat higienitas buah tersebut.
Ia mengaku bisa memanen satu ton buah mengkudu setiap pekannya. Karena dari lahannya seluas 1 hektare tersebut terdapat kurang lebih 1000 pohon. Maka jika dalam satu pohon menghasilkan satu kilogram mengkudu maka hasilnya 1 ton mengkudu yang siap untuk difermentasi menjadi bahan baku suplemen Generos.
Ia ternyata tidak sendiri, ia mengaku telah memberdayakan kelompok tani lain untuk turut menanam pohon mengkudu yang akan dijadikan sebagai bahan baku suplemen anak tersebut. Dengan demikian ekonomi petani mengkudu di sekitarnya juga terbantu.
Menurutnya setelah menjadi supplier Generos perekonomiannya cukup terangkat. Karena ia telah mendapatkan pelanggan yang selalu menantikan hasil panennya. Sehingga ia tidak susah-susah lagi untuk mencari pembeli hasil panennya tersebut.