fbpx

Predator Seksual Anak Semakin Meresahkan, Bagaimana Menyikapinya?

by | Jul 15, 2022 | Kesehatan Mental, Keluarga, Tumbuh Kembang

Kesehatan Mental – Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan kabar yang kurang mengenakkan hati. Kasus predator seksual yang mengancam keselamatan anak-anak semakin mencuat ke publik setelah dua kasus besar predator seksual anak muncul di permukaan. Lalu bagaimana orang tua menyikapinya?

Sebagai orang tua yang tengah memiliki anak kecil tentu kabar ini menjadi kekhawatiran tersendiri. Perasaan was-was selalu menghantui ketika anak-anak sedang bermain di luar rumah atau sedang berada di tempat saudara maupun tetangga. Terlebih ketika kita membayangkan anak kita sedang didekati orang asing.

Padahal anak-anak tentu membutuhkan pergi keluar rumah agar dapat belajar bersosialisasi. Selain itu, setelah melewati masa pandemi yang panjang yang membatasi kita untuk pergi keluar rumah membuat kita, dan tentu saja, anak-anak mengalami kebosanan dan bisa berujung stres jika terus-menerus hanya berada di rumah saja. Ini juga tidak akan baik untuk tumbuh kembang si Kecil.

Entah karena dunia yang semakin tua sehingga kejahatan manusia semakin beragam atau karena ini merupakan tanda akhir zaman di mana manusia seperti mengalami krisis moral sehingga kejahatan semakin merajalela. Namun yang jelas fakta menunjukkan kejahatan, apalagi kejahatan seksual pada anak, semakin merajalela.

Baca Juga  Ingin Anak Bahagia? Kak Seto Beri 3 Tips Ini

Berbagai kasus kejahatan seksual pada anak selalu menyisakan trauma mendalam bagi anak. Trauma ini akan menjadi batu penghalang bagi tumbuh kembang si Kecil yang seharusnya bisa tumbuh dan berkembang dengan bahagia. Karena bahagia merupakan kunci bagi tumbuh kembang anak yang optimal.

Pedofil, Salah Satu Predator Seksual Anak

Pedofilia salah satunya, seperti dikutip dari laman Pshycology Today, pedofilia adalah ketertarikan seksual yang berkelanjutan pada anak-anak pra-pubertas. Pedofilia didefinisikan sebagai fantasi, dorongan seksual, atau perilaku seksual yang berulang dan intens yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak-anak praremaja atau anak-anak — umumnya berusia 13 tahun atau lebih muda — selama setidaknya enam bulan. Predator seksual anak lebih sering laki-laki dan dapat tertarik pada salah satu atau kedua jenis kelamin.

Anak Terlihat Murung Saat Bermain

Anak Terlihat Murung Saat Bermain

Seperti kabar yang telah beredar di masyarakat luas saat ini, pelaku pedofil semakin meluas akhir-akhir ini. Bahkan mereka tak segan untuk melancarkan aksinya di tempat umum. Seperti yang terjadi baru-baru ini di sebuah mal di Tangerang Selatan, seorang ibu meneriaki dan mengejar seorang pria tidak dikenal karena telah menyentuh perut bagian bawah anak laki-lakinya. Cukup beruntung karena pihak security akhirnya berhasil membekuk pria tersebut dan akhirnya peristiwa ini masuk ke dalam proses hukum.

Baca Juga  Shabira Alula Viral di Tiktok, Begini Cara Pola Asuh Orang tuanya

Bahkan, kita acapkali mendengar berita bahwa ada ayah kandung yang tega memperkosa anaknya sendiri. Tentu saja ini membuat kita miris. Di mana sosok yang seharusnya menjadi pelindung utama bagi anak justru tega melukai perasaan dan tubuh sang buah hati, malah menjadi predator seksual. Tak jarang anak yang telah memasuki usia baligh kemudian harus mengandung hasil perlakuan tak senonoh ayah kandungnya sendiri itu.

Meskipun sejak dahulu predator seksual anak ini telah terjadi, namun sepertinya sekarang kasus ini semakin meluas dan dapat terjadi di mana saja. Berbagai faktor penyebab membuat seseorang menjadi pedofil. Mungkin semakin berkembangnya internet yang membuat semakin bebasnya akses ke konten pornografi menjadi salah satu penyebabnya. Karena seperti yang kita ketahui, kecanduan pornografi bahkan lebih merusak otak ketimbang narkoba.

Upaya Pencegahan

Berbagai peristiwa ini menjadi pemakluman jika kita sebagai orang tua, khususnya ibu, jika selalu menaruh rasa curiga kepada orang lain yang mendekati anak-anak kita, bahkan meskipun itu adalah kerabat atau saudara sendiri. Tidak seperti zaman dulu di mana kita akan merasa aman jika kita menitipkan anak-anak kita ke saudara atau tetangga yang telah kita percaya. Karena sekarang kejahatan itu dapat dilakukan siapapun, bahkan orang-orang terdekat kita.

Baca Juga  5 Fakta Gagal Ginjal Akut yang Menyerang Anak saat ini

Maka dari itu, penting bagi Bunda untuk selalu menjaga anak-anak agar tetap berada dalam pengawasan orang tua atau setidaknya berada di tempat yang menurut kita aman. Selain itu Bunda juga perlu untuk memberikan edukasi seksual sejak dini kepada si Kecil. Agar jika ia menghadapi kondisi yang tidak ideal, ia bisa berkata tidak atau berusaha untuk menghindar dan menyelamatkan diri.

Tidak hanya itu, Bunda juga harus selalu menanyakan kegiatan anak selama Bunda tidak berada di samping si Kecil, terutama bagi working mom yang harus menitipkan anaknya ke pihak lain. Ini penting agar si Kecil dapat menceritakan semua hal yang membuat ia merasa tidak nyaman. Maka dari itu selalu penting untuk menjaga kedekatan dengan anak agar ia tetap nyaman untuk menceritakan berbagai hal yang dialami sang anak, meskipun itu pengalaman yang tidak mengenakkan.

Jangan Samakan Speech Delay dan Late Talker! Ini Dia Perbedaannya

GENEROS.ID - Umumnya, jika sang buah hati tidak kunjung bisa berbicara, biasanya orang tua akan langsung menyimpulkan bahwa bayinya mengalami speech delay. Kemampuan berbicara sendiri dapat dilakukan oleh setiap bayi pada usia yang berbeda-beda, namun ada saja sang...