fbpx

Jangan Anggap Sepele, Sensory Processing Disorder Bisa Sebabkan Speech Delay, Begini 3 Cara Atasinya

by | Sep 9, 2023 | Tumbuh Kembang

generos.id – Saat si Kecil usia antara satu hingga lima tahun merupakan tahap penting kehidupan seorang anak, jangan sampai anak alami sensory processing disorder maka kemungkinan anak akan mengalami speech delay.

Pada masa ini anak sang buah hati harus distimulasi sebanyak mungkin, lantaran otak mereka berada dalam perkembangan yang sangat prima.

Jika diibaratkan otak anak itu seperti sebuah spons, sehingga dapat menyerap air sangat banyak bila dalam keadaan kering.

Salah satu tahapan penting pada tumbuh kembang anak adalah kemampuan bicara, oleh sebab itu sebagai orang tua kita perlu mencermati bila anak mengalami speech delay.

Dikutip dari situs theinspiretreehouse.com, sensory processing disorder adalah anak-anak yang mengalami kondisi neurologis yang kompleks.

Karena otak akan mengalami kesulitan menerima dan merespons informasi yang diterima oleh sistem saraf.

Seperti yang diketahui, manusia itu memiliki 5 indera yang masing-masingnya memiliki fungsi penting bagi kehidupan.

Seperti penglihatan, pendengaran, indera pengecap, indera pembau, dan indera peraba.

Beberapa anak ada yang sangat sensitif dengan ke lima indera meraka dan akan mengalami kesulitan mengkoordinasikan satu sama lain.

Baca Juga  Cara Terapi Wicara di Rumah untuk Anak

Tetapi ada pula anak-anak yang malah tidak sensitif sama sekali dengan indera mereka, salah satunya adalah merespon kemampuan berbicara.

Oleh sebab itu anak-anak dengan sensory processing disorder kemungkinan juga mengalami keterlambatan bicara atau speech delay di masa tumbuh kembangnya.

Stimulasi perkembangan bicara dan bahasa dapat Bunda lakukan dengan sedini mungkin pada sang buah hati yang telah mengalami speech delay tersebut.

Saat si Kecil mengalami speech delay bisa juga disebabkan oleh hal-hal lain, misalnya bingung dengan bahasa lantaran dalam keluarga menggunakan lebih dari satu bahasa.

Misalnya ada keluarga Bunda yang menggunakan bahasa Mandarin di kesehariannya, tapi keluarga ayah menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris akan menyebabkan si Kecil bingung.

Namun kebanyakan sang buah hati mengalami speech delay lantaran kurang stimulasi atau anak terpapar dengan gadget, sehingga kurang bersosialisasi dengan orang lain.

Kemampuan seorang anak mulai mengoceh atau babbling seringkali bersamaan kemampuannya dengan kemapuan motorik halus.

Beberapa anak ada yang lebih cepat berbicara daripada anak-anak lain, tetapi ada pula anak-anak yang perlu waktu untuk memahami dan menyatakan maksudnya.

Baca Juga  Kenali Faktor Penyebab Speech Delay pada Anak

Orang tua perlu memperhatikan setiap tahapan kemampuan berbicara sesuai usia, dengan demikian bila ada keterlambatan bicara dapat segera dicari solusinya.

Maka dari itu, Bunda atau ayah harus mengetahui apa yang menjadi penyebab sensory processing disorder.

Penyebab pasti SPD hingga saat ini belum diketahui namun diperkirakan berhubungan dengan genetik seseorang dan faktor lingkungan.

SPD berkaitan dengan gangguan psikologi lainnya seperti autism spectrum disorder, attention deficit hyperactivity disorder, down syndrom, dan sebagainya.

Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian SPD pada anak antara lain:

  • Komplikasi selama ibu hamil dan bersalin.
  • Berat badan lahir rendah.
  • Lahir prematur.
  • Konsumsi obat terlarang dan alkohol selama kehamilan.
  • Paparan berlebihan dengan zat kimia berbahaya.
Jangan dibiarkan begitu saja Bunda, jika si Kecil sensory processing disorder maka harus cepat diatasi jika tidak akan mengalami speech delay.

3 Cara Mengatasi Sensory Processing Disorder

3 Cara Mengatasi Sensory Processing Disorder

Terapi SPD bertujuan membantu si Kecil agar dapat memberikan respons yang sesuai terhadap stimulus tertentu sehingga dapat beraktivitas dengan baik, di antaranya:

Baca Juga  Pengalaman Orang Tua Memiliki Anak Speech Delay

1. Sensory Integration Therapy

Terapi tersebut diberikan oleh profesional terlatih dengan mengajak anak melakukan aktivitas bermain dan belajar memberikan respons terhadap stimulus yang datang, di lingkungan yang terkontrol.

Terapi ini bertujuan agar sang buah tai dapat membentuk kemampuan beradaptasi yang lebih baik.

2. Sensory Diet

Terapi pada si Kecil yang mengalami SPD bersifat berkelanjutan dan dilakukan secara terus menerus.

Sehingga tak cukup bila Bunda membawa sang buah hati kepada terapi hanya sekali saja, kemungkinan belum ada pengaruhnya.

Hal ini membutuhkan komitmen dari orang tua untuk tetap melakukan latihan secara teratur.

Hal ini dilakukan dengan mengajak anak bermain ayunan, trampolin, atau mengajak anak berjalan-jalan bersama hewan peliharaan.

Selain itu juga bisa dilakukan dengan latihan halang rintang.

3. Occupational Therapy

Terapi okupasi membantu anak untuk mempelajari gerak motorik halus seperti menulis, mengancingkan baju, atau menggambar, dan gerak motorik kasar seperti melempar dan menerima bola.***

Jangan Samakan Speech Delay dan Late Talker! Ini Dia Perbedaannya

GENEROS.ID - Umumnya, jika sang buah hati tidak kunjung bisa berbicara, biasanya orang tua akan langsung menyimpulkan bahwa bayinya mengalami speech delay. Kemampuan berbicara sendiri dapat dilakukan oleh setiap bayi pada usia yang berbeda-beda, namun ada saja sang...