Pada masa ini anak sang buah hati harus distimulasi sebanyak mungkin, lantaran otak mereka berada dalam perkembangan yang sangat prima.
Jika diibaratkan otak anak itu seperti sebuah spons, sehingga dapat menyerap air sangat banyak bila dalam keadaan kering.
Salah satu tahapan penting pada tumbuh kembang anak adalah kemampuan bicara, oleh sebab itu sebagai orang tua kita perlu mencermati bila anak mengalami speech delay.
Dikutip dari situs theinspiretreehouse.com, sensory processing disorder adalah anak-anak yang mengalami kondisi neurologis yang kompleks.
Karena otak akan mengalami kesulitan menerima dan merespons informasi yang diterima oleh sistem saraf.
Seperti yang diketahui, manusia itu memiliki 5 indera yang masing-masingnya memiliki fungsi penting bagi kehidupan.
Seperti penglihatan, pendengaran, indera pengecap, indera pembau, dan indera peraba.
Beberapa anak ada yang sangat sensitif dengan ke lima indera meraka dan akan mengalami kesulitan mengkoordinasikan satu sama lain.
Tetapi ada pula anak-anak yang malah tidak sensitif sama sekali dengan indera mereka, salah satunya adalah merespon kemampuan berbicara.
Oleh sebab itu anak-anak dengan sensory processing disorder kemungkinan juga mengalami keterlambatan bicara atau speech delay di masa tumbuh kembangnya.
Stimulasi perkembangan bicara dan bahasa dapat Bunda lakukan dengan sedini mungkin pada sang buah hati yang telah mengalami speech delay tersebut.
Saat si Kecil mengalami speech delay bisa juga disebabkan oleh hal-hal lain, misalnya bingung dengan bahasa lantaran dalam keluarga menggunakan lebih dari satu bahasa.
Namun kebanyakan sang buah hati mengalami speech delay lantaran kurang stimulasi atau anak terpapar dengan gadget, sehingga kurang bersosialisasi dengan orang lain.
Kemampuan seorang anak mulai mengoceh atau babbling seringkali bersamaan kemampuannya dengan kemapuan motorik halus.
Beberapa anak ada yang lebih cepat berbicara daripada anak-anak lain, tetapi ada pula anak-anak yang perlu waktu untuk memahami dan menyatakan maksudnya.
Orang tua perlu memperhatikan setiap tahapan kemampuan berbicara sesuai usia, dengan demikian bila ada keterlambatan bicara dapat segera dicari solusinya.
Maka dari itu, Bunda atau ayah harus mengetahui apa yang menjadi penyebab sensory processing disorder.
Penyebab pasti SPD hingga saat ini belum diketahui namun diperkirakan berhubungan dengan genetik seseorang dan faktor lingkungan.
SPD berkaitan dengan gangguan psikologi lainnya seperti autism spectrum disorder, attention deficit hyperactivity disorder, down syndrom, dan sebagainya.
Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian SPD pada anak antara lain:
- Komplikasi selama ibu hamil dan bersalin.
- Berat badan lahir rendah.
- Lahir prematur.
- Konsumsi obat terlarang dan alkohol selama kehamilan.
- Paparan berlebihan dengan zat kimia berbahaya.
Daftar Isi
3 Cara Mengatasi Sensory Processing Disorder
Terapi SPD bertujuan membantu si Kecil agar dapat memberikan respons yang sesuai terhadap stimulus tertentu sehingga dapat beraktivitas dengan baik, di antaranya:
1. Sensory Integration Therapy
Terapi tersebut diberikan oleh profesional terlatih dengan mengajak anak melakukan aktivitas bermain dan belajar memberikan respons terhadap stimulus yang datang, di lingkungan yang terkontrol.
Terapi ini bertujuan agar sang buah tai dapat membentuk kemampuan beradaptasi yang lebih baik.
2. Sensory Diet
Terapi pada si Kecil yang mengalami SPD bersifat berkelanjutan dan dilakukan secara terus menerus.
Sehingga tak cukup bila Bunda membawa sang buah hati kepada terapi hanya sekali saja, kemungkinan belum ada pengaruhnya.
Hal ini membutuhkan komitmen dari orang tua untuk tetap melakukan latihan secara teratur.
Hal ini dilakukan dengan mengajak anak bermain ayunan, trampolin, atau mengajak anak berjalan-jalan bersama hewan peliharaan.
Selain itu juga bisa dilakukan dengan latihan halang rintang.
3. Occupational Therapy
Terapi okupasi membantu anak untuk mempelajari gerak motorik halus seperti menulis, mengancingkan baju, atau menggambar, dan gerak motorik kasar seperti melempar dan menerima bola.***