Tumbuh Kembang – Banyak yang beranggapan bahwa paparan gadget atau yang dikenal dengan screen time pada anak khususnya anak balita membuat perkembangan bicaranya melambat. Ternyata anggapan tersebut diamini oleh sebuah penelitian di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa screen time berlebihan pada anak dapat menyebabkan ia mengalami speech delay.
Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa screen time pada anak dapat menunda kemampuan anak dalam berbicara. Studi ini dipresentasikan di San Fransisco pada 2017 dalam pertemuan tahunan Pediatric Academic Societies. Sebelumnya telah ada penelitian pendahuluan yang mengemukakan bahwa gadget atau perangkat seluler dapat mempengaruhi perkembangan bicara anak.
Salah satu peneliti, dokter anak dan ilmuwan dari Rumah Sakit Toronto Catherine Birken mengatakan ia telah melakukan penelitian sejak 2011 hingga 2015 dengan mencatat setiap pasiennya yang sedang melakukan pemeriksaan rutin. Dalam pemeriksaan yang mengamati perkembangan dan pertumbuhan pasien balitanya itu, ia meminta para orang tua pasien untuk memperkirakan berapa banyak waktu anak menatap layar gadget baik untuk menonton maupun bermain gim setiap harinya.
Setelah mendapatkan informasi dari orang tua pasien kemudian ia dan timnya mencatatnya dalam sebuah daftar tumbuh kembang bayi dan balita yang merupakan alat skrining untuk mengetahui keterlambatan bicara pada anak. Dalam penelitian tersebut ia melibatkan sekitar 900 bayi dan balita berusia 6-24 bulan menjadi subyek penelitiannya.
“Anak-anak yang berusia rata-rata 18 bulan, 20 persen di antaranya menggunakan gadget atau terpapar layar kurang lebih 28 menit setiap harinya. Sedangkan mereka yang terpapar layar lebih lama menunjukkan tanda-tanda keterlambatan dalam kemampuan berbahasa ekspresif,” ujarnya seperti yang dilansir dari PBS News Hour.
Bahasa ekspresif yang dimaksud Birken adalah saat anak mengeluarkan kata-katanya dan menyusunnya menjadi kalimat sederhana dalam berkomunikasi. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa setiap tambahan screen time selama 30 menit dikaitkan dengan peningkatan risiko 49 persen dalam keterlambatan bicara ekspresif.
Bukan Satu-satunya Penyebab Speech Delay
Kendati demikian Birken menyebutkan bahwa penelitiannya tersebut tidak serta merta menyimpulkan bahwa screen time menjadi satu-satunya penyebab speech delay. Karena tidak hanya screen time yang dapat menyebabkan keterlambatan bicara pada anak. Namun lebih kepada tren saat ini di mana anak-anak sudah terbiasa ‘bergaul’ dengan gadget yang mengubah hidup anak-anak tersebut.
Sementara itu, dokter anak spesialis tumbuh kembang dari Universitas Michigan Jenny Radesky menyebutkan bahwa saat anak-anak tidak dapat mengekspresikan perasaaannya maka mereka menjadi sangat frustasi. Dengan begitu mereka akan melakukan cara lain seperti menggunakan bahasa tubuh atau melakukan perilaku tertentu untuk mencari perhatian.
Dalam jangka pendek, keterlambatan bicara ekspresif dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk mengkonseptualisasikan kata-kata atau mendefinisikan emosinya. Meskipun beberapa anak yang tertinggal pada usia 18 bulan atau 24 bulan akhirnya dapat mengejar ketinggalan. Namun seiring waktu keterlambatan bahasa ini dapat menghambat keterampilan literasi di sekolah dasar.
“Keterlambatan bahasa sejak dini telah dikaitkan dengan masalah akademik di kemudian hari atau bahkan membuat ia tidak menyelesaikan sekolah menengah,” kata Radesky yang bukan merupakan tim peneliti dalam penelitian yang dilakukan oleh Birken.
Radesky merupakan salah satu tim yang merumuskan pedoman bijak penggunaan gadget pada anak oleh American Academy Pediatric (AAP). AAP mengemukakan meskipun penemuan tersebut tidak serta merta menyimpulkan sebab akibat, namun penemuan Birken tersebut setidaknya cukup mengidentifikasikan hubungan antara penggunaan gadget dan perkembangan kemampuan bicara pada bayi.
Rekomendasi American Academy Pediatric
Penemuan tersebut juga mendukung rekomendasi saat ini tentang penggunaan gadget pada bayi. Di mana AAP merekomendasikan bahwa anak-anak di bawah usia 24 bulan atau 2 tahun tidak boleh sama sekali terpapar layar gadget kecuali hanya untuk berkomunikasi dengan keluarganya atau melakukan video call.
Ia menggarisbawahi bahwa bukan gadget yang menyebabkan anak mengalami speech delay. Namun sikap bijak orang tuanya dalam memberikan gadget pada anak, khususnya anak bayi dan balita yang masih dalam tahap belajar berbicara.
Bahkan, anak yang sudah mampu berbicara dapat menambah kosa katanya melalui tayangan yang ditontonnya jika orang tua dapat memberikan tontonan yang baik dan tetap sesuai dengan pedoman yang dianjurkan oleh AAP.
Tidak hanya di Amerika Serikat, di Indonesia juga terjadi hal yang sama. Dokter spesialis anak dr. Dian Pratamastuti, Sp.A menyebutkan paparan gadget itu secara langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan speech delay pada anak.
Dengan kondisi yang hampir sama, di mana gadget semakin populer di kalangan masyarakat membuat orang tua harus selalu bijak dalam memberikannya kepada anak, karena tidak dapat dipungkiri akan sangat sulit untuk tidak memberikan gadget di masa serba canggih seperti ini.