Tumbuh Kembang – Siapa yang tidak kenal dengan Kak Seto, sang psikolog sekaligus pemerhati anak legendaris sangat populer dari masa ke masa. Kali ini tim Generos berkesempatan untuk mengenal lebih dekat seorang Ketua Dewan Pembina Komisi Perlindungan Anak (KPAI) tersebut. Salah satu hal yang mengejutkan adalah pengakuan Kak Seto yang pernah gagap saat ia masih kecil.
Kak Seto hadir dalam podcast Hallo Bunda yang diselenggarakan oleh Generos. Dalam kesempatan tersebut Kak Seto menceritakan kisah hidupnya dari kecil hingga menjadi seorang psikolog anak seperti saat ini. Bahkan ia mengaku pernah menjadi kuli bangunan saat pertama kali merantau di ibu kota.
Kak Seto dan Masa Lalunya
Ya, jauh sebelum ia dikenal publik sebagai psikolog anak, ia pernah menjadi kuli bangunan karena hanya tamatan SMA pada waktu itu. Ia sebenarnya telah mendaftar di kampus negeri di Surabaya, Universitas Airlangga, di Fakultas Kedokteran. Namun ia gagal, dan kemudian nekat merantau ke Jakarta dengan bekal seadanya.
Demi dapat menyambung hidup di ibu kota, ia rela menjadi kuli bangunan, pernah juga menjadi office boy sampai menjadi pengasuh anak atau baby sitter. Bahkan ia menjadi pengasuh anak itu sampai tujuh tahun lamanya. Hingga akhirnya ia mengenal alm. Pak Kasur, yang tak lain adalah tokoh pendidikan Indonesia, dan kemudian diangkat menjadi asistennya.
Setelah menjadi asisten Pak Kasur, ia yang awalnya bercita-cita menjadi seorang dokter kemudian berubah haluan, sesuai saran dari Pak Kasur. Karena Pak Kasur melihat potensi Kak Seto yang telah akrab dengan dunia anak-anak tersebut.
Setelah gagal diterima di jurusan Kedokteran di empat kampus negeri termasuk Universitas Indonesia (UI), akhirnya ia menjajal untuk mendaftar di jurusan Psikologi Universitas Indonesia. Dari situlah titik karirnya bermula, yang kemudian mengantarkannya menjadi seorang psikolog anak yang tenar hingga usianya yang telah menginjak kepala tujuh ini.
Ia bercerita tentang masa kecilnya yang sempat mengalami gagap atau dikenal dengan istilah stuttering. Gagap adalah gangguan bicara di mana bunyi, suku kata, atau kata-kata diulang atau diucapkan berkepanjangan, mengganggu cara bicara yang normal.
Gangguan bicara ini dapat disertai dengan perilaku seperti kedipan mata cepat, getaran bibir atau hentakan kaki. Gagap dapat membuat orang yang mengalaminya sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan sering mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Siapa yang menyangka, seorang psikolog terkenal yang sudah wara-wiri di televisi nasional itu pernah mengalami gagap di masa kecilnya. Namun begitulah faktanya, Kak Seto ternyata pernah berjuang menyembuhkan dirinya dari gagap tersebut.
Kak Seto kecil merupakan anak yang bandel dan tidak bisa diam. Meskipun gagap, ia tidak patah semangat dalam meraih kesuksesan di masa sekolahnya. Terbukti saat ia mencalonkan dirinya untuk menjadi Ketua OSIS di SMA St. Louis. Padahal seperti yang kita tahu jika mencalonkan diri menjadi ketua OSIS maka harus siap untuk berkampanye di depan teman-temannya.
“Saya termasuk anak yang gagap waktu kecil, jadi kalau mau ke kota atau misalnya bilang ke Bandung jadi “ke ba ba ba Bandung,” tuturnya dalam podcast Hallo Bunda spesial bersama Kak Seto.
Ia mengaku mengalami gagap sampai remaja. Karena semangatnya yang pantang menyerah tersebut membuat ia tak kehilangan akal. Bahkan pada saat itu akhirnya ia yang terpilih sebagai Ketua OSIS. Padahal waktu itu ia melawan saudara kembarnya sendiri yang tidak kalah cerdas dengannya. Ia adalah Kresno Mulyadi atau yang biasa dipanggil Kak Kresno.
Namun berbeda dengan Kak Seto, Kak Kresno diterima menjadi mahasiswa S1 di jurusan Kedokteran Universitas Airlangga. Hingga kini ia memiliki profesi yang hampir sama dengan Kak Seto. Kak Kresno merupakan seorang psikiater anak yang juga sibuk menulis buku tentang psikologi klinis anak-anak.
Lalu, bagaimana cerita Kak Seto dalam melawan gagapnya? Dan bagaimana pendapat Kak Seto tentang pola asuh orang tua agar sang anak tumbuh menjadi anak yang bahagia?
Jangan lupa tonton podcast Hallo Bunda spesial bersama Kak Seto yang akan tayang besok, 1 Juni ya! di official Youtube Genero