fbpx

Sensory Play untuk Kecerdasan Anak Bunda

by | Dec 17, 2022 | Tumbuh Kembang

Sensory play merupakan salah satu permainan yang tidak boleh dilupakan oleh si Kecil. Sebab, sensory play adalah pondasi atau dasar perkembangan dan kemampuan anak. Baik perkembangan motorik kasar, halus, bicara, sosialisasi, kemandirian, dan terakhir kecerdasan. Lalu bagaimana meningkatkan kecerdasan anak dengan sensory play?

Sensori merupakan salah satu pondasi dasar dari terbentuknya suatu piramida learning seorang anak. Sedangkan sensory play adalah permainan yang dapat mengaktifkan lebih dari satu panca indra. Baik indra penglihatan, pendengaran, peraba atau sentuhan, suara, bau, dan gerakan. Anak yang bermain sensory play akan menjadi seorang sensorial explorer. Anak akan mencari pengalaman mengenai sensory-nya. 

Perkembangan kognitif anak bisa meningkat dengan sensory play. Karena manfaat sensory play dapat melatih suatu konsentrasi, fokus, dan kemampuan berpikir anak sebagai bekal untuk persiapan anak masuk sekolah. Secara tidak langsung, permainan ini melatih anak untuk menganalisa proses yang mereka jalani. Misalnya saat anak berlatih memindahkan air dari teko ke dalam botol. Pada prosesnya, anak akan berpikir dan menganalisa cara agar air ini tidak tumpah saat dipindahkan.

Baca Juga  Stop Diskriminasi Disabilitas Intelektual

Perkembang Kecerdasan Anak Sejak Dini

Seperti yang kita ketahui, perkembangan otak anak ada di 1000 hari pertama kehidupan. Sejak dalam kandungan hingga usia 5 tahun merupakan usia emas perkembangan otak anak. Dokter spesialis anak, dr. Ria Yoanita, Sp.A saat live instagram di akun generos.id menjelaskan pada usia 1 tahun, rata-rata ukuran otak bayi telah mencapai sekitar 2 kali lipat dari ukuran otak pada saat bayi itu lahir. Selanjutnya pada usia 2 tahun berat otaknya sudah mencapai 75% dari peran otak orang dewasa. Ada banyak perkembangan tentunya yang luar biasa akibat perkembangan fungsi atau volume otak yang meningkat ini. Mulai dari emosi, rasa penasaran yang tinggi dan kemampuan lainnya yang berkembang.

Kemudian pada masa ini, anak juga mulai mengenali benda-benda di sekitarnya, menyusun kata-kata pertamanya. Sebab perkembangan otak ini juga akan berkaitan dengan perkembangan wicara dan lain-lain. Memasuki usia 3 tahun jumlah sel-sel otaknya tadi dan besaran volume otaknya itu sudah mencapai 80% dari otak dewasa. Saat usia ini jumlah sinapsis harus ada sambungannya. Seperti sel-sel otak yang satu dengan yang lainya harus punya sambungan, sehingga mengeluarkan efek yang baik buat kecerdasan otak anak. Sel otak-otak ini akan berkembang jika dilatih dengan stimulasi.

Baca Juga  Bun, Ini 7 Dampak Obesitas Terhadap Perkembangan Otak Anak

Menjelang usia 5 tahun, perkembangan otak anak akan makin menyesuaikan dengan pengalamannya. Semakin kita perkenalkan dengan banyak kegiatan, maka semakin banyak peningkatan kemampuannya. Dari pengalaman tersebut, otak anak bisa meningkatkan IQ, kepintaran, dan lain-lain. Seiring usianya, anak akan semakin mengedepankan logika sehingga bisa mengambil keputusan dan mengontrol emosinya dengan baik. Anak juga punya rasa empati terhadap sesama. Oleh sebab itu, permainan sensori merupakan salah satu manfaat untuk memberikan stimulasi pada anak.

Tahapan Sensory Play

Sensory Play tiap usia memang berbeda. Jika anak berusia di bawah satu tahun hanya akan dikenalkan dengan permainan sensori yang mengembangkan motorik kasar dan halus. Bisa dengan melatih taktilnya, seperti dipijat oleh Ayah atau Bunda dan menggerakan seperti sedang mengayuh sepeda. Dengan begitu anak mendapatkan stimulasi gerakan. 

sensory-play-pada-anak

Proses Makan Pengaruhi Kecerdasan si Kecil

Untuk usia satu tahun ke atas Bunda bisa memperkenalkan anak dengan mainan dari makanan. Anak bisa mendapatkan pengalaman luar biasa dengan merasakan tekstur, mencicipi, dan mencium wangi dari sebuah makanan. Sehingga indra anak semuanya aktif berkembang.

Baca Juga  Tips Mengenalkan Puasa pada Anak

Mengapa sensory play penting?

Sebetulnya kita bisa mengetahui gangguan perkembangan saat anak berumur sekitar 2 tahun. Seperti anak tidak mau pegang tekstur kasar atau anak mengalami picky eater yang tidak mau makan tekstur yang terlalu kenyal. Jika anak mengalami kejadian tersebut, tentu beresiko mengalami gangguan proses sensorinya. Apalagi jika sensori yang terganggu merupakan pondasi dasar.

Jika Bunda ingin anak cerdas, tentu harus dikuatkan dulu sensorinya. Bisa dengan sentuhan, gerakan, dan keseimbangan. Kemudian setelah sensory lanjut lagi sensory motor. Gunanya untuk melatih motorik atau otot-ototnya anak dengan baik. Hal ini berhubungan dengan keseimbangan. Ketika Bunda sudah memberikan pondasi sensori dari stimulasi sensori play, kedepannya kecerdasan anak bisa mengikuti.

 

Jangan Samakan Speech Delay dan Late Talker! Ini Dia Perbedaannya

GENEROS.ID - Umumnya, jika sang buah hati tidak kunjung bisa berbicara, biasanya orang tua akan langsung menyimpulkan bahwa bayinya mengalami speech delay. Kemampuan berbicara sendiri dapat dilakukan oleh setiap bayi pada usia yang berbeda-beda, namun ada saja sang...