Terdapat banyak manfaat dari puasa pada anak. Puasa pada anak sebelum baligh menjadi ajang bagi anak supaya lebih mengenal puasa dan beradaptasi terhadap puasa. Karena ketika sudah akil baligh dan melakukan puasa penuh tanpa latihan terlebih dahulu akan sulit untuk beradaptasi menahan lapar, haus dan lainnya.
Karena sebagai latihan maka bisa dilakukan secara bertahap, tidak langsung puasa penuh. Dokter spesialis anak Reza Fahlevi, Sp.A menyatakan jika usia anak masih kecil misalnya 5-7 tahun dapat memulai puasa pada anak dengan empat atau lima jam terlebih dahulu.
Selang beberapa hari atau tahun berikutnya dapat dinaikkan lagi, yang awalnya puasa sampai jam 10 pagi menjadi sampai jam 12 siang. Pada hari berikutya atau tahun depannya dapat dinaikkan lagi menjadi jam 2 siang, kemudian dinaikkan lagi sampai jam 4 sore dan akhirnya bisa full.
Selain itu puasa juga bisa melatih anak untuk mengontrol diri. Karena pada saat puasa harus bisa menahan lapar dan haus di mana ini dapat melatih untuk mengontrol dirinya. Sehingga penting untuk anak melatih diri karena dapat berpengaruh untuk ke depannya, supaya anak dapat mengontrol diri dengan baik.
Tidak hanya itu saja, dari aspek religius puasa tentu dapat mengenalkan ajaran agama kepada anak-anak. Ayah Bunda bisa membiasakan anak dengan suasana Ramadhan seperti sahur, buka puasa bersama, salat tarawih, tadarus, dan lain-lain. Hal tersebut akan meningkatkan rasa cinta anak terhadap agama Islam.
Tentu Ayah dan Bunda perlu menjaga asupan nutrisi anak agar tidak sampai mengalami dehidrasi atau bahkan sampai hipoglikemia. Semakin besar anak, nutrisi di dalam tubuhnya terutama glukosa semakin banyak, sehingga risiko hipoglikemia rendah. Ketika anak masih kecil, glukosa dalam tubuh rendah, sehingga risiko hipoglikemia semakin tinggi.
“Maka dari itu saya pribadi menganjurkan usia anak untuk berpuasa dimulai dari usia 5 tahun. Jangan terlalu dini karena kasihan anak jika mengalami hipoglikemia,” ujar dr. Reza dalam live Instagram Hallo Bunda di akun @generos.id yang diselenggarakan oleh Generos.
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Anak Selama Berpuasa
Dokter Reza menyarankan agar saat berbuka puasa tidak langsung makan terlalu banyak atau perut sampai penuh. Hal itu karena dapat menyebabkan perut kembung, begah, mual dan muntah. Karena perut juga perlu adaptasi dari yang sebelumnya kosong.
Kemudian dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi, terdapat kebutuhan makronutrien dan mikronutrien. Sedangkan untuk anak-anak berusia lebih dari 5 tahun maka kebutuhan makronutriennya yaitu karbohidrat (50% – 60%), protein (10% – 20%), lemak (20% – 30%). Anak juga boleh diberikan makanan atau minuman manis saat berbuka puasa asalkan tidak berlebihan.
“Yang terpenting dari makanan buka puasa anak, pertama rasanya enak namun hindari manis yang berlebihan. Kemudian pilih makanan-makanan yang alami, bukan makanan olahan yang mengandung pengawet, garam, dan lain-lain. Terakhir adalah memberikan menu lengkap yang mengandung makro dan mikronutrien, serta memberikan jumlah cairan yang cukup,” tuturnya.
Adapun batasan konsumsi gula pada anak yaitu kurang dari 10% energi untuh hariannya. Untuk konsumsi garam pada anak usia di atas lima tahun dari National Health Service (NHS) Inggris menyebutkan empat gram/ hari atau satu sendok teh per harinya.
Yang menyebabkan konsumsi garam yang berlebihan pada anak adalah ketika anak mengonsumsi makanan yang telah diolah seperti makanan ringan, mie instan, saus, dan banyak makanan olahan lainnya. Oleh karena itu disarankan untuk memberikan makanan rumahan untuk buka puasa dan sahur kepada anak. Agar tidak berlebihan dalam mengonsumsi gula dan garam.
Selain itu juga penting untuk memperhatikan kebutuhan lemak anak. Anak balita dan juga usia di atas 5 tahun membutuhkan lemak sekitar 20-30 persen. Karena lemak, khususnya lemak tak jenuh atau lemak baik seperti omega 3, omega 6 dan sebagainya, baik untuk perkembangan otak dan pertumbuhan anak.
Kebutuhan cairan pada anak balita sekitar 1,5 liter. Pada remaja sekitar 2 liter. Pada anak usia 5 sampai 10 tahun sekitar 1,5 liter sampai 2 liter. Orang tua perlu untuk menakar konsumsi cairan pada anak. Saat berbuka puasa berapa gelas, saat sahur berapa gelas. Hal itu dilakukan agar anak terhindar dari dehidrasi.
Ayah dan Bunda juga bisa memberikan suplemen tambahan jika merasa asupan nutrisi pada anak kurang terpenuhi. Karena terkadang ada anak yang picky eater sehingga tidak bisa makan makanan tertentu sehingga membuat kebutuhan makro dan mikronutriennya kurang terpenuhi secara optimal.
Vitamin Generos bisa menjadi alternatif yang aman untuk diberikan untuk anak. Vitamin Generos mengandung pegagan, ikan sidat, temulawak, mengkudu, dan madu hutan, yang dalam pembuatannya difermentasi. Oleh karena itu suplemen tersebut memiliki segudang manfaat yang baik untuk kesehatan dan juga pertumbuhan anak.
Kandungan senyawa asiatikosida yang terkandung dalam daun pegagan mampu meningkatkan daya ingat. Tidak hanya itu, kandungan zat omega yang dibutuhkan otak juga terdapat pada daun pegagan ini. Apalagi juga terdapat ekstrak ikan sidat yang memiliki kandungan omega 3 dan 6 yang tinggi.
Senyawa-senyawa fenolik yang terdapat pada bahan-bahan Generos yang dipadukan dari beberapa bahan alam menjadikan antioksidan yang bekerja sinergis. Sehingga akan berefek positif dan optimal untuk mencegah dan atau menghilangkan radikal bebas dalam tubuh.
Jika tubuh anak terbebas dari radikal bebas maka aliran darah di dalam tubuhnya lancar dan pertumbuhannya pun semakin optimal. Selain itu, bahan herbal yang difermentasi pada pembuatan Generos dapat memberikan efek yang lebih baik dan optimal. So, jangan ragu lagi memilih Generos sebagai suplemen penunjang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak, terutama saat berpuasa.