Seperti tak henti-hentinya dilanda berbagai virus yang siap mengintai kita kapan pun dan di mana pun kita berada. Saat ini pneumonia banyak menyerang anak-anak. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI per September 2022 tercatat sekitar 14,5% kematian pada bayi dan 5% kematian pada balita setiap tahunnya disebabkan karena pneumonia.
Lalu, penyakit yang seperti apa pneumonia itu? Menurut UNICEF/WHO (2006), pneumonia adalah sakit yang terbentuk dari infeksi akut dari daerah saluran pernapasan bagian bawah secara spesifik mempengaruhi paru-paru dan menyebabkan area tersebut dipenuhi dengan cairan, lendir atau nanah. Kondisi ini bisa membuat pasien mengalami sulit bernapas.
Karena paru-paru terisi benda asing tersebut maka bisa membuat penderitanya sulit menghirup oksigen yang cukup untuk mencapai aliran darah. Seperti yang dipaparkan website kesehatan yang berbasis di Atlanta, Amerika Serikat (AS), WebMD, siapapun bisa terkena infeksi paru-paru ini. Tetapi bayi di bawah usia 2 tahun dan orang di atas usia 65 tahun memiliki risiko lebih tinggi. Itu karena sistem kekebalan mereka mungkin tidak cukup kuat untuk melawannya.
Sehingga tak heran jika angka kematian anak-anak bayi dan balita yang terserang penyakit ini cukup signifikan. Dengan adanya fakta ini maka diharapkan semua orang tua di Indonesia bisa lebih waspada untuk menjaga anak-anaknya agar tidak sampai terserang penyakit yang cukup mematikan ini.
Penyebab Pneumonia
Ternyata penyakit ini tidak hanya dapat disebabkan oleh virus saja, penyakit yang juga disebut radang paru-paru ini juga disebabkan oleh bakteri dan jamu. Maka dari itu tentu saja penanganan dari masing-masing penyebab ini berbeda. Bahkan gangguan kesehatan ini juga bisa hanya menyerang satu paru-paru saja, atau keduanya sekaligus.
- Virus flu
- Virus dingin
- Virus RSV (Respiratory syncytial virus) yaitu virus pernapasan musiman yang sangat menular dan paling sering menyerang anak-anak. Dan ini menjadi penyebab utama pneumonia pada bayi hingga usia 1 tahun.
- Bakteri yang disebut Streptococcus pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae
Terkadang si penderita dan orang-orang di sekitarnya juga tidak menyadari bahwa ia tengah mengidap penyakit tersebut. Ini disebut dengan istilah penderita pneumonia berjalan.
Penyakit pneumonia berjalan atau pneumonia atipikal adalah jenis infeksi paru-paru yang sering disebabkan oleh bakteri atau virus. Penyakit ini memilik dampak yang paling ringan dibandingkan pneumonia lainnya. Sebagian besar penderita pneumonia berjalan tidak memerlukan perhatian medis.
Penyakit yang juga disebut dengan penyakit paru-paru basah ini juga bisa disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 atau yang dikenal dengan sebutan virus corona, penyebab COVID-19. Dibandingkan dengan kondisi lainnya, paru-paru basah akibat infeksi virus corona jauh lebih berbahaya.
Gejala Pneumonia
Gejala dapat bervariasi tergantung pada apa yang menyebabkan si penderita mengalami radang paru-paru tersebut. Selain itu usia juga mempengaruhi, termasuk kondisi sistem kekebalan tubuh seseorang yang juga mempengaruhi gejala-gejalanya. Virus maupun bakteri itu biasanya berkembang selama beberapa hari.
Gejala umum penyakit ini meliputi:
- Nyeri dada saat bernapas atau batuk
- Batuk yang mengeluarkan dahak atau lendir
- Kelelahan dan kehilangan nafsu makan
- Demam, berkeringat, dan menggigil
- Mual, muntah, dan diare
- Sesak napas
Bersamaan dengan gejala ini, orang dewasa yang lebih tua dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah mungkin bingung atau mengalami perubahan kesadaran mental, atau mungkin memiliki suhu tubuh yang lebih rendah dari biasanya.
Bayi baru lahir dan bayi mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Namun bisa saja mereka mungkin akan mengalami muntah, demam dan batuk, dan tampak gelisah atau lelah.
Jika Ayah dan Bunda maupun si Kecil baru saja mengalami batuk, demam, atau sesak napas, segera periksakan ke dokter untuk menanyakan kemungkinan apakah itu COVID-19. Hal itu karena penyakit dengan coronavirus baru juga dapat menyebabkan pneumonia.