Banyak anak yang sudah bermain gawai sejak kecil. Parahnya anak akan meraung atau tantrum saat mereka tidak diberikan ponsel.
Hal ini membuat kita sebagai orang tua pasti merasa cemas melihat anak menggunakan ponsel tanpa kenal waktu. Akhirnya kita akan kesulitan untuk mengurusnya.
Jadi ketika anak sudah tantrum, orang tua tidak tega dan memberikan ponsel kembali untuk anak. Sehingga anak akan lebih banyak menghabiskan waktu atau screen time dengan ponsel ataupun layar elektronik favorit mereka.
Padahal terdapat dampak yang serius ketika screen time anak meningkat lho!
Bagaimana sikap orang tua untuk mengatur screen time anak yang tepat? Mari kita bahas 6 prinsip cerdas mengatur screen time pada anak yang tepat untuk orang tua, simak sampai habis ya!
Daftar Isi
6 Prinsip Mengatur Screen Time si Kecil
Berikut ada beberapa prinsip yang bisa Bunda dan Ayah gunakan untuk mengatur prinsip screen time sang buah hati, di antaranya:
1. Menentukan “Kapan” untuk Memberikan Gawai kepada Anak
Ketika anak sudah mulai mengenal perangkat digital atau gawai, yang harus diperhatikan oleh orang tua adalah waktu yang tepat alias “kapan”.
Sebagai Orang tua, kita harus memilih momen yang tepat. Akan lebih baik memilih waktu yang pas saat anak sudah mulai memasuki usia sekolah.
Kenapa? Karena ketika anak pada masa golden age masih membutuhkan stimulasi motorik, emosional, serta kognitifnya. Anak perlu lebih banyak untuk mendapatkan stimulasi dari orang sekitarnya daripada pengetahuan lewat perangkat digital.
Namun, tetap harus di bawah pengawasan orang tua. Jangan biarkan anak screen time lebih lama dengan gawainya, tetapi orang tuanya diam saja.
Kondisi hubungan antara orang tua dan anak perlu juga diperhatikan. Salah satunya jika Bunda memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup.
Anak pun tidak akan kecanduan dengan gawai mereka dan tetap mempertimbangkan perasaan Bundanya
2. Perhatikan Kualitas, Bukan Kuantitas
Screen time anak artinya lama waktu yang dihabiskan anak berada di depan layar elektronik. Maka, waktu yang harus dilakukan oleh orang tua adalahmenentukan “waktu” yang tepat saat anak menggunakan gawai,
Menurut WHO, anak yang sedang pada masa emas, lebih baik menghabiskan waktu depan layar kurang dari satu jam. Namun akan lebih efektif lagi jika mengatur screen time anak sekaligus pada akhir pekan.
Daripada menjadwalkannya per hari. Jika menggabungkan pemakaian gawai pada akhir pekan, anak akan merasa lebih puas karena merasa waktu bermainnya lebih lama.
Tanyakan kepada anak apa yang mereka tonoton dan bagaimana rekasi mereka. Ini berfungsi agar anak bisa lebih terbuka dan kita bisa mengontrol situs yang anak akses.
3. Menerapkan Peraturan Penggunaan Gawai
Memberikan peraturan dalam membatasi screen time sangat bagus untuk mengawasi mereka. Mamun, orang tua perlu memberikan alasanyang logis saat membuat peraturan tersebut.
Sebagai orang tua, kita perlu menjelaskan peraturan dan batasan penggunaan gawai dengan benar. Dengan begitu anak merasa perlu untuk menaatinya.
Berikan alasan logis ketika anak dilarang mengakses suatu situs atau video.
Misal, situs tersebut dapat berdampak buruk dan merusak jiwa anak. anak akan lebih paham dan memilki kemampuan tindakan yang baik.
4. Terapkan Sanksi Ketika Anak Melanggar Peraturan
Menerpakan peraturan bukanlah suatu hal yang bisa dipatuhi oleh anak secara langsung. Ada kala anak dapat melanggar dan akhirnya kesal. Maka, menerapkan sanksi akan berguna ketika anak melanggar aturan yang sudah disepakati.
Sebelum anak menggunakan gawai pertama kali, perlu mendiskusikan dengan anak ketentuan sanksi yang harus ditaati. Saat anak bersedia mematuhi, maka mereka juga paham dengan sanksi yang diberikan.
Selain itu kita bisa membuatkan pernyataan secara tertulis dan pasang peraturan tersebut di tempat yang terlihat.
Misal, saat anak melanggar durasi screen time dari waktu yang disepakati.
Orang tua bisa memberi sanksi seprti tidak boleh main gawai untuk hari berikutnya atau menyita gawai yang digunakan. Tentunya sanksi harus diterapkan secara tegas sejak awal agar selanjutnya tidak akan sia-sia.
5. Berbagi Pengalaman Digital dengan Anak
Saat anak sedang bermain gawai, sikap orang tua sebaiknya bukan hanya mengawasi saja, melainkan menjadi tempat diskusi untuk anak. Yups! orang tua juga harus bersikap sebagai “teman” untuk anak
Arti “teman” disini ialah orang tua dapat memahami wawasan maupun pengalamannya terhadap gawai. Orang tua pun juga turut serta mencoba aplikasi atau konten yang ditonton oleh anak.
Maka semakin baik hubungan “teman” yang terjalin antara orang tua dan anak. semakin baik pula suasana yang tercipta antara orang tua dan anak
6. Libatkan Anggota Keluarga Saat Anak Screen Time
Mengatur Screen time anak akan berhasil jika seluruh anggota keluarga juga terlibat. Ketika kita menerapkan peraturan tentang screen time, maka seluruh anggota keluarga yang ada di rumah harus menaati peraturannya.
Semua keluarga haru menaati peraturan saat pertama kali dibuat. Untuk apa? Agar peraturan tersebut bisa berjalan lancar dan akan memahami posisi masing-masing.
Misalnya menerapkan hari tanpa gawai, Ini dapat membuat seluruh anggota keluarga membuat kegiatan lain yang dapat menguatkan hubungan emosional antar keluarga.***